Thursday, February 27, 2014

MADAH KEMULIAAN (GLORIA)


                Madah Kemuliaan (Gloria) merupakan salah satu madah Kristen kuno yang disusun menurut gaya mazmur dan melanjutkan tradisi Perjanjian Baru. Madah Kemuliaan (Gloria) berisi madah yang memuji dan memuliakan Allah Bapa dan Yesus Kristus Putra-Nya bersama Roh Kudus.
                Bagian pertama seruan pujian dan pemuliaan ditujukan kepada Allah Bapa di surga. Bagian kedua seruan pujian dan pemuliaan ditujukkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal. Bagian ketiga, seruan pujian dan pemuliaan ditujukan kepada Roh Kudus. Dengan demikian, struktur trinitaris dari madah kemuliaan itu menjadi tampak dan jelas. Pujian kepada Bapa dan Putera bagaimanapun juga hanya selalu berlangsung dalam Roh Kudus.
                Madah Kemuliaan ini pertama-tama adalah madah seluruh umat beriman. Maka PUMR menyatakan: “Kemuliaan dibuka oleh imam atau, lebih cocok, oleh solis atau koor, kemudian dilanjutkan oleh seluruh umat bersama-sama atau oleh umat dan paduan suara bersahut-sahutan, atau hanya oleh koor. Bila tidak dilagukan, madah Kemuliaan dilafalkan oleh seluruh umat bersama-sama atau oleh dua kelompok umat secara bersahut-sahutan” (PUMR 53). Dari ketentuan itu, madah kemuliaan tidak harus dibuka oleh imam. Seorang solis atau koor boleh memulai madah kemuliaan. Alasannya, sekali lagi karena madah kemuliaan ini milik atau bagian umat.
                Pada hari-hari raya dan pesta, pada perayaan-perayaan meriah dan pada hari Minggu di luar masa Adven dan Prapaskah, harus ada madah Kemuliaan, entah dinyanyikan atau diucapkan.***   



Friday, February 21, 2014

CITRA ANGGOTA DEWAN


Citra DPR masih terpuruk. Dari riset terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terungkap bahwa mayoritas orangtua (56,43 persen) tidak ingin anak-anaknya kelak menjadi anggota legislator di Senayan. Berdasarkan hasil survey, hanya 37,62 persen orangtua yang berkeinginan anaknya menjadi anggota DPR. Sebanyak 5,95 persen sisanya menyatakan tidak tahu atau tidak dijawab. “Hasil ini faktual dan aktual. Yakni, menjadi anggota DPR dengan beragam fasilitas dan gaji besar bukan lagi impian para orangtua untuk anak-anak mereka,” terang peneliti LSI Rully Akbar saat memaparkan hasil survey, Minggu (18/11).(Radar Banten 19/11/2012)
                Mengapa jabatan dan profesi idaman yang menjanjikan gelimang uang dan harta tetapi justeru tidak diminati oleh publik? Keluhan ini memiliki dasar yang kuat dengan melihat fakta yang dibeberkan berkaitan dengan karakter dan perilaku anggota-anggota dewan yang cenderung manipulatif. Persoalan mempermainkan anggaran seperti yang disinyalir,  menjadi sebuah kunci melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap anggota-anggota DPR/DPRD. Mengapa bisa terjadi manipulasi proyek yang lebih banyak mengeruk keuntungan pribadi ataupun kelompok dan meniadakan aspek kesejahteraan masyarakat? Tulisan sederhana ini hanya mau menyoroti  tugas dan wewenang DPRD dan permasalahan umum yang
terjadi dan menjadi keluhan publik.


Gereja Katolik bantu korban erupsi Gunung Kelud

Gereja Katolik bantu korban erupsi Gunung Kelud

Wednesday, February 12, 2014

Biarawati dari Maaloula kembali muncul di video

Biarawati dari Maaloula kembali muncul di video

PUKEN MOE HENA


Inak senaren….
Onek sama peteno ko’on moe
Tobo rae lango losen lolon
Peten moe rae ruran puken
Hedono moon ape nuhun ti ma’an kame mekan watan kena’en

Pi reron ni uran beto liko kuma, pae bani
kedoko dela onek nai peteno. Nolhon kae, go  leik keni-keni pana gawak woka pai tuda pia Gelong Lama Luat, Luat Lama Ledan.
onek peten budi dike moenem, neik kewatek kiwane ka’an towe  nawakek ti onek nabe mu’ut. Neku ina moe mai tobo ruran puken, gute wato ma’an gae wata.   
Nuan padu rema gere…..mo ole goe lau uma sika tukan. Mo tutu temutu “kelake ado pehan-kewae sedo boleng,” pai  hipuka mo tutu tapan  opu kopong, na huban bolaka no’on suri sanga rian.