Thursday, August 21, 2014

MEDIA GEREJA, BISA DIBREDEL?


“Media Gereja, bisa dibredel?” Pertanyaan ini terkesan provokatif dan menggugah kesadaran orang lain untuk mengatakan bahwa  “tidak terjadi pembredelan” terhadap media Gereja. Keberadaan media Gereja menjadi corong pewartaan Gereja  sehingga tidak ada alasan untuk menghentikan bahkan memblokir secara arogan. Pengalaman membuktikan, selama mengelola majalah selama tiga tahun di Stasi Gregorius Tangerang (sebelum menjadi paroki), proses pemberitaan dan informasi seputar Gereja stasi dan lingkungan menjadi sangat hidup. Waktu itu, Romo Sriyanto, SJ sebagai pastor paroki Santa Maria-Tangerang, yang juga menangani Stasi Gregorius yang masih menginduk di Paroki Santa Maria-Tangerang, mendukung munculnya majalah. Tahun 2010 majalah Gereja  ini terbit dan dibaptis dengan nama “Voluntas,” sebuah nama yang kami pilih dengan titik refleksi pada fiat Voluntas tua, milik Bunda Maria.
               

Monday, August 18, 2014

MEMBASUH TANGAN




                Imam membasuh tangan melambangkan bahwa ia menginginkan hati yang bersih (PUMR 96). Ada dua doa pribadi yang diucapkan oleh imam selebran dengan suara lembut untuk memohon pembersihan dan kepantasan diri untuk menyampaikan persembahan saat Doa Syukur Agung nanti. Dalam kedua doa itu, imam tidak hanya berdoa untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk seluruh umat beriman.
                Doa yang pertama diucapkan imam dengan suara lembut sambil membungkuk: “Dengan rendah hati dan tulus kami menghadap kepada-Mu, ya Allah, Bapa kami. Terimalah kami dan semoga persembahan yang kami siapkan ini berkenan pada-Mu.”
                Doa yang kedua diucapkan imam dalam hati dengan suara lembut sambil membasuh tangan di sisi meja altar: “Ya Tuhan, bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan sucikanlah aku dari dosaku” (Mazmur 51:4).
                Pembasuhan tangan tersebut menjadi simbol luar dari persiapan batin bagi doa dan persembahan. Pembasuhan tangan bermakna simbolis, yakni untuk penyucian diri sebelum memasuki Doa Syukur Agung (DSA).   

Friday, August 8, 2014

Sebuah sekolah tinggi di Timor Leste berusaha mengakhiri hukuman fisik


Sebuah sekolah tinggi di Timor Leste berusaha mengakhiri hukuman fisik thumbnail

07/08/2014
Ketika Helio Ramos, 25, memutuskan untuk mengikuti pelatihan guru selama tiga tahun di sebuah perguruan tinggi Katolik di Baucau, kota terbesar kedua di negara termuda Asia itu,  berharap ia akan menjadi bagian dari guru baru yang akan membantu mengubah Timor Leste.
Sektor pendidikan di negara itu dihancurkan oleh milisi pro Indonesia yang didukung TNI, pada Oktober 1999, setelah sebagian besar warga Timor Timur memilih lepas dari Indonesia dalam sebuah referendum yang disponsori Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Monday, August 4, 2014

Pendukung ISIS terancam hukuman


Pendukung ISIS terancam hukuman thumbnail


01/08/2014
Ansyaad Mbai (Foto: Kompas)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai mengatakan, warga negara Indonesia yang memberikan dukungan terhadap kelompok bersenjata yang tergabung dalam Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) terancam hukuman.
“Di antaranya Pasal 23 huruf (f) Undang-Undang No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI. Dalam pasal itu disebutkan, WNI akan kehilangan kewarganegaraannya jika secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut. Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), kan, bagian dari negara asing,” ujar Ansyaad, Kamis (31/7/2014) di Jakarta.
Ansyaad menambahkan, selain UU Kewarganegaraan RI, juga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). “Namun, kami masih mempelajari,” katanya.