Friday, May 8, 2015

Eco Learning Camp

Romo Ferry Sutrisna
Hari ini Harian Kompas halaman 16 menerbitkan cerita tentang Eco Learning Camp, rumah belajar lingkungan hidup dalam rubrik SOSOK Romo St Ferry Sutrisna Wijaya. Sejak tahun 2002 Romo Ferry memprakarsai kecintaan kepada lingkungan hidup, dengan sasaran anak-anak dan remaja. Aktivitas a.l. melalui pelatihan anak, guru, dan siapa saja yang tertarik selama 1 - 3 hari. Berdasarkan pengalaman ini, ia mengambil studi S3 dan berhasil meraih gelar Doktor di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012. Melalui perjuangan jatuh-bangun yang berdarah-darah, barusan Romo Ferry berhasil mendapatkan tempat yang lebih cocok dengan gagasannya tentang berguru pada bumi pada lahan tidur, tempat buang sampak seluas 6 ribu meter persegi di Jalan Dago Pakar Barat 3, Bandung. Lokasi ini tak jauh dari Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda. 
Hari Minggu, 19 April barusan kami sempat mengunjungi rumah belajar lingkungan hidup ini. Perkenankan melihat foto-foto rekaman kunjungan kami itu pada attach. Mulai berkenalan dengan Romo Ferry 2 tahun lalu, pada bulan-bulan mendatang kami akan terlibat
melatih guru-guru di Eco Camp mengenai belajar aktif, brain-based learning, belajar aktif IPS, dan edupreneurship. Pak Fidelis Waruwu akan melatih soal pendidikan nilai. Juga terlibat narasumber lain.
Kunjungan ini semakin mendorong harapan kami untuk mulai menanam sendiri di lahan yang lebih luas untuk produksi ramuan herbal sekaligus tempat bereksperimen pertanian organik, dan mungkin juga peternakan. Seperti, Kampung Jamu Ibu Martha Tilaar di Cikarang. Kalau supply bahan di pasar langka, ada cadangan yang dihasilkan dari lahan sendiri. Alumni SMK Pertanian Bitauni yang telah berkeluarga, yang berpengalaman membuat terobosan pertanian organik di kampung akan direkrut untuk mengelola lahan ini.
Kalau beli rumah, gedung itu tidak bertumbuh lalu melahirkan rumah. Kalau beli tanah, kita bisa menanam tumbuhan dan beternak hewan, dua jenis makhluk hidup yang bisa bertumbuh dan melahirkan lebih banyak tumbuhan dan hewan. Kalau kita mendidik anak, anak itu akan mendidik anaknya sendiri dan diteruskan sampai ke cucu dan cicit. Nah, kalau kita mendidik anak sambil mendidik pula bertanam, beternak melalui edupreneurship, betapa kita berinteraksi dengan 3 jenis makhluk hidup: manusia, tumbuhan, hewan. Semuanya tumbuh kembang dan menghasilkan. Betapa indah hidup dan karya kita.
Salam merawat bumi,
S Belen

No comments: