Monday, August 8, 2016

MENITI JALAN PULANG (Elegi bersama motorku, REVO)

Jumat  siang itu, tepatnya  tanggal 5 Agustus 2016. Aku melepaspergikan motor kesayanganku.  Sudah  sembilan  tahun, aku menungganginya dan  tak pernah mengeluh ketika menggunakannya ke tempat  kerja dan tempat-tempat lain.  Ibarat melepaskan seorang anggota keluarga untuk bepergian jauh dan pasti ada rasa yang kurang yang muncul dalam diri orang-orang yang melepaskannya.  Demikian juga dengan motor kesayanganku, sudah sembilan tahun hidup dan  ada bersamaku, terpaksa aku melepaskannya untuk dikirim ke kampung halamanku, Gelong-Adonara Timur-Flores Timur.

            Aku coba untuk mengambil kamera dan memotretnya, supaya aku memiliki sebuah dokumentasi tentangnya, tentang REVO yang berplat B 6506 NSA. Walau aku harus merelakannya ke kampung halamanku, tetapi kenangan yang terdokumentasi seakan membuka memori kehidupanku pada sembilan tahun silam ketika aku dengan susah payah memilikinya. REVO, motorku seakan tahu tentang perjalanan hidupku yang merangkak dari bawah dan perlahan menanjak. Ia mengerti suka duka hidupku dalam menerjang gemuruh knalpot dan riuh-redahnya mesin-mesin di kota  metropolitan.

            REVO, kini dalam perjalanan bersama kantor Pos menuju Surabaya dan masih harus melanjutkan perjalanan dari Surabaya menuju Adonara dengan menumpang kapal barang. Sebuah perjalanan melelahkan tetapi harus dijalani demi mencapai lewo tanahku tercinta, Gelong-Adonara.  Sembilan tahun, REVO menemaniku menelusuri lorong-lorong kota yang riuh tetapi perjalananmu pulang ke kampung merupakan sebuah perjalanan pulang, perjalanan sunyi. Kiranya REVO menemukan tempat baru dan mendapat energi baru di tempat yang sunyi, lewo tanahku tercinta Gelong yang jauh dari sentuhan sinyal.***(Valery Kopong).

1 comment:

Anonymous said...

luarbiasa. heeeee