Friday, April 29, 2016

RIP: Uskup Pangkalpinang wafat

·        
29/04/2016
RIP: Uskup Pangkalpinang wafat thumbnail
Mendiang Mgr Hilarius Moa Nurak SVD

Uskup Pangkalpinang, Mgr Hilarius Moa Nurak SVD telah meninggal dunia pada hari ini, Jumat 29 April 2016  pukul 13:00 di Mount Alvernia Hospital Singapura.
Sebelumnya, Mgr Hilarius  dikabarkan jatuh dari tempat tidur di kediamanannya dan dalam kondisi kritis. Karena kondisi beliau tidak sadar hingga petang beliau diberikan Sakramen Minyak Suci.
Akibat kondisinya masih kritis, ia diterbangkan Singapura pada 21 April 2016 untuk dirawat di sana.
Ia lahir di Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, 21 Februari 1943. Hingga wafatnya ia berusia 73 tahun.
Ia masuk Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) dan ditahbiskan menjadi imam pada 2 Agustus 1972.
Dua tahun menjadi imam, ia mendapat kesempatan studi Kitab Suci di Roma tahun 1974-1976. Sekembalinya dari Roma, ia bertugas menjadi pastor pembimbing di Seminari Menengah San Dominggo Hokeng, Larantuka, Flores.
Setelah 12 tahun menjadi guru dan pembimbing bagi para calon imam, ia diangkat menjadi Rektor Seminari Menengah Berkhmans Mataloko, Ngada, Flores, NTT. Dua tahun menjadi rektor, akhirnya ia diangkat menjadi uskup Pangkalpinang tahun 1987.

Thursday, April 28, 2016

BUTA

Udara di pesisir Yogyakarta masih terasa sejuk. Pohon-pohon bamboo  yang tumbuh di sekitar rumah yang terkesan asri itu, terus bergesek, seakan menyambut kehadiran kami. Gesekan bambu itu perlahan-lahan mengeras seirama dengan hembusan bayu yang kian kejam. Tapi di dalam rumah itu tampak sepi, hanya orang tua menjadi penghuni terakhir rumah ini. Maklum, anak-anaknya merantau ke ibu kota, menjaring nasib bersama derunya mesin-mesin kota yang terus menderu. Saminem, nama ibu itu, yang walaupun kondisi matanya buta tetapi terus bercerita tentang kehidupan yang dialaminya. Kebutaannya bukanlah bawaan sejak lahir. Ia baru buta sejak beberapa bulan lalu. Kondisi mata yang buta ini memperlihatkan sebuah situasi lain, ia pasrah dengan keadaannya. Rekaman peristiwa hidup dan lingkungan sekitar yang telah dikenalnya sejak matanya masih normal, kini tinggallah sebagai kenangan belaka.
            Buta baginya adalah sebuah kondisi yang menyiksa. “Saya tersiksa sekali dengan mataku yang buta ini. Saya tidak bisa melihat cucu-cucuku, terutama Edmund yang baru lahir,” tuturnya.   Cucu-cucuku yang lain, yang sudah saya kenal sejak mataku masih baik, wajah mereka masih kebayang. Inilah kondisi manusiawi yang mau tidak mau diterima sebagai bagian dari proses hidup yang kian menua. Buta menjadikan hidup saya menyempit. Suatu ketika, di pagi hari minggu, saat prodiakon melayani komuni di rumahnya, ia bercerita banyak tentang hidup yang dialami sekarang. “Andaikata Yesus datang secara fisik saat ini, pasti……pasti…… “ Itulah sepenggal keluhan yang dilontarkan oleh ibu Saminem. Keluhan ini merupakan keluhan  ketakberdayaan, dan membersitkan sebuah harapan akan situasi yang bakal merubah dirinya, yakni bisa melihat kembali.
           

Tuesday, April 26, 2016

KESABARAN MEMBAWA KEBERHASILAN

Tanggal 17 Agustus semakin dekat. Hari yang sungguh ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk memeriahkan hari 17 Agustus. Sama  dengan  masyarakat  Desa  Balingga. Masyarakat Desa Balingga sangat menginginkan untuk ikut memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia tersebut namun sayang desa terpencil yang jarang dikenal orang itu memiliki perekonomian  yang buruk. Maka tak heran bila masyarakat di sana tak bisa ikut merayakan hari besar Indonesia tersebut. Dulunya desa tersebut mimiliki banyak sumber daya alam yang dapat membantu perekonomian di sana. Namun sayang, banyak masyarakat kota yang datang dan merusak sumber daya alam di sana.
            Sama juga dengan anak-anak di SMP Bangkit Jaya. Anak-anak di sana sudah berusaha untuk mengumpulkan uang agar dapat membuat masyarakat Desa Balingga merasakan kemeriahan HUT kemerdekaan Indonesia tersebut. Namun sayang, uang yang mereka kumpulkan selalu habis untuk biaya pembenahan sekolah mereka. Ya, memang sekolah mereka sudah berdiri sejak lama, sehingga tak heran bila banyak dinding-dinding yang rusak dan atap mereka juga sering kali bocor, sehingga anak-anak di sana sering libur ketika musim hujan.
           

Monday, April 25, 2016

TIGA LELAKI

Di depan kapel tua itu, 3 orang lelaki tampak bingung dan gelisah. Kebingungan yang menghinggap pada mereka ketika hendak memberikan persembahan kepada Tuhan. Di tangan mereka ada recehan rupiah yang akan dijadikan persembahan untuk Tuhan. Tapi sebelum mempersembahkan, mereka bertiga membuat tiga lingkaran, persis di halaman kapel. Ketiga lingkaran ini dijadikan sebagai ukuran untuk bagaimana mempersembahkan uang kepada Tuhan.
            Orang pertama mulai beraksi. Ia mulai melemparkan uang recehan ke atas dan apabila uang tersebut jatuh persis dalam lingkaran tersebut maka uang yang berada dalam lingkaran itu dijadikan sebagai  persembahan. Kini giliran orang kedua. Ia melakukan hal serupa. Ia mulai melemparkan beberapa recehan uang ke atas dan apabila uang tersebut jatuh dan berada di luar lingkaran maka uang yang berada di luar lingkaran tersebut dijadikan sebagai persembahan.  Kemudian aksi orang  ketiga yang dianggap lebih aneh. Ketika melemparkan beberapa recehan uang ke atas, ia katakan: “jika uang yang dilemparkan ke atas dan uang tersebut tetap melayang di atas maka uang itu dijadikan sebagai persembahan, dan semua recehan uang yang jatuh ke tanah merupakan milik saya sendiri.”
           

Friday, April 22, 2016

MERRY RIANA



ABOUT THE AUTHORS

Merry Riana (lahir di Jakarta, 29 Mei 1980; umur 35 tahun) adalah pengusaha, penulis dan motivator dari Indonesia.
Merry Riana menerbitkan buku berjudul "A Gift From a Friend" pada tahun 2006 yang berisi pengalaman dan latar belakang dirinya hidup di Singapura. Buku ini menarik perhatian publik Singapura dan Asia Tenggara karena menuliskan tentang prestasinya menghasilkan S$ 1.000.000 

Thursday, April 21, 2016

PEREMPUAN: IBU KEHIDUPAN

Setiap tanggal 21 April, kita memperingati  hari Kartini. Semua instansi dengan caranya masing-masing memperingati  Kartini dan perjuangannya  dalam membela kaum wanita agar sejajar kedudukannya dengan laki-laki.  Bisa dilihat  sisi perjuangan seorang Kartini  yang lebih mengedepankan kesetaraan dan menyamakan kedudukan dengan laki-laki. Sebuah perjuangan  yang tak kenal lelah. Pertama-tama yang didobrak adalah masalah adat-istiadat yang kaku dan pandangan tentang perempuan sebagai  masyarakat kelas dua. Memang diakui bahwa umumnya daerah-daerah yang menerapkan sistem patrilineal dalam perkawinan maka persoalan utama yag dihadapi adalah masalah dominasi laki-laki yang berlebihan.

Monday, April 18, 2016

PERGILAH, JADIKANLAH SEMUA BANGSA MURIDKU

Situasi keberimanan di Eropa kurang terlalu nampak ketika gereja yang megah tetapi tidak menampakkan aura iman yang baik karena umat tidak aktif dalam kegiatan menggereja.  Tetapi kita percaya bahwa kehadiran Gereja memberi pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan iman. Ketika Gereja kehilangan relevansinya bagi kehidupan konkret maka Gereja akan ditinggalkan. Banyak orang pindah agama karena kebermaknaan hidup beragama sudah mulai hilang. Agama memberi hidup saya menjadi lebih baik, itu merupakan pergulatan hidup orang pada masa kini.
            Ada masalah yang dihadapi, tetapi Gereja juga belum tentu memberikan solusi karena berbenturan dengan aturan. Contoh jelas adalah masalah perkawinan yang dialami oleh umat Katolik. Gereja di masing-masing benua memiliki persoalan perkawinan yang berbeda-beda. Misalnya di benua Asia lebih bermasalah berkaitan dengan kawin-cerai, benua Afrika lebih mengarah pada masalah poligami dan benua Eropa menghadapi masalah perkawinan sejenis.
            Gereja mengalami desertifikasi rohani dan masuk dalam arus relativisme. Tradisi ditinggalkan demi mengejar kemajuan dan kesuksesan. Paus berharap iman dinyalakan kembali. Paus Fransiskus mengatakan bahwa terang iman mulai meredup di tengah arus materialisme. Proses sekularisasi berpotensi menggerus iman. Gereja menjadi sekedar urusan pribadi dan terdalam seorang pribadi. Relatisme berkembang pesat di wilayah Eropa.
            Di hadapan para penyuluh Agama Katolik, Romo FX. Sugiyana lebih jauh menekankan ada tiga panggilan sebagai orang yang Kristiani. Ada tiga panggilan hidup manusia: dipanggil untuk mengambil bagian dalam pesta dan menikmati rahmat-Nya, dipanggil untuk mengambil bagian dalam tugas dan karya Tuhan, dipanggil untuk pengadilan terakhir. Allah lebih sering berkarya dengan memakai manusia untuk melayani sesamanya.  Allah memakai orang-orang biasa untuk menjalankan rencananya yang luar biasa. Paus Fransiskus terus menyerukan pembaharuan Gereja dan proses pembaharuan ini tidak bisa ditunda lagi. Dengan adanya pembaharuan berarti nyala iman yang “mungkin selama ini redup,”  harus dinyalakan kembali agar terang kebenaran bisa menuntun perjalanan Gereja ini.***(Valery Kopong)


Wednesday, April 13, 2016

BAHAYA NARKOBA


(PEMAHAMAN DAN PENCEGAHAN)


                Narkoba merupakan hal baru dalam kehidupan kita. Kita tidak terlalu tahu persis tentang hal ini tetapi sangat berbahaya yang mengancam kehidupan anak-anak kita.  Romo FX. Sugiyana, Pr dihadapan para Penyuluh Agama Katolik,  dia memulai menceritakan tentang pengalamannya ketika berkunjung ke Vatikan. Ada tulisan: this is our dream, menunjukkan bahwa ada skenario dari kelompok tertentu yang sebelum meledakan bom di Brussel. Kita tidak terlalu tahu banyak tentang masalah narkoba, tetapi masalah-masalah ini menjadi komitmen kita dan melawannya dengan menghadirkan karya-karya keselamatan Allah. Seluruh warta kita akan menjadi lebih nyata kalau kita tempatkan konteks bangsa yang sedang menghadapi banyak persoalan. Mungkin kita akan diskusi tentang apa itu narkoba tetapi kita berusaha untuk terpanggil  melakukan sesuatu karena hal ini sangat dekat dengan kehidupan kita. Karena narkoba ini menjerat kehidupan banyak kalangan masyarakat tanpa melihat jenjang sosialnya.
Rm. FX. Sugiyana, Pr, Yogya, 13-4-2016
            Mungkin juga dalam melakukan tindakan-tindakan radikal, kelompok-kelompok ini mungkin mengkonsumsi narkoba untuk menghilangkan rasa takut sebelum melakukan tindakan bunuh diri. Tetapi tetap menjadi sebuah pemisahan yang tegas antara dua hal yang berbeda ini. Banyak orang yang terkesan alim dan hidup baik, tetapi pada akhirnya bisa terkena masalah narkoba. Para artis misalnya, yang terkesan baik di atas panggung tetapi ternyata bisa terkena narkoba. Yang menjadi filter yang bisa melindungi dirinya adalah dirinya sendiri dan lingkungan di mana dia hidup. Maka wajar kalau Indonesia sudah mencanangkan bahwa negara ini sudah darurat narkoba.
            “Jangan ada kata  coba-coba karena akan ada kecanduan.” Kata-kata ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan ini berawal dari upaya coba-coba tetapi pada akhirnya ketagihan dan hidupnya menjadi rusak. Indonesia menjadi negara dengan penduduk yang banyak, juga menjadi target di mana para bandar narkoba bisa menargetkan narkoba dengan sasaran warga Indonesia terutama generasi muda. Lingkugan yang bersih akan membantu  para penghuninya untuk berpikir bersih. Masalah dalam keluarga yang harmonis, bisa juga terkena narkoba karena  dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia hidup dan bergaul.
           

Monday, April 11, 2016

CINTA MEMBARA DI UJUNG SENJA KEHIDUPAN


Sore yang mendung dengan rinai hujan membasahi jalanan menuju rumah tua itu. Hampir setengah jam aku melangkah menyusuri lorong-lorong kota untuk mencari rumah berpenghuji  pasangan sepuh. Oma, sapaan orang-orang sekitar terhadap ibu Maryani, wanita berdarah Tinghoa itu yang hidup berkeluarga dengan Opa Hendrik yang sudah mencapai emas pernikahan. Obrolan kami di teras rumah semakin menunjukkan keakraban yang luar biasa. Sesekali mereka bercanda mengenang masa-masa lalu yang penuh romantis. Ketika muda, Maryani dan Hendrik selalu meluangkan waktu untuk berlibur bersama ke tempat-tempat ternama di hampir seluruh dunia. Apa yang mereka lakukan tidak lain adalah upaya untuk mempertahankan cinta suci perkawinan yang telah mereka ikrarkan di altar suci.

Friday, April 8, 2016

BERANI MENERIMA MASA LALU


Seorang perempuan cacat tanpa tangan, hidup di sebuah panti asuhan Yogyakarta. Setelah dewasa, ia dipersunting oleh seorang laki-laki yang adalah anak dari seorang pejabat. Pernikahan mereka direstui oleh kedua orang tua laki-laki. Pesta pernikahan terlaksana begitu meriah. Para undangan yang datang, umumnya merasa terharu sekaligus bangga atas keputusan mempelai laki-laki.  Para undangan terharu melihat kondisi mempelai wanita yang tidak memiliki kedua tangannya.
Wanita ini hidup di panti asuhan karena sejak dilahirkan oleh ibunya di rumah sakit dan ternyata kondisi tubuhnya yang cacat, terutama kedua tangan, membuat kedua orang tua meninggalkan bayi itu. Bayi itu kemudian dititipkan pada salah satu panti asuhan di Yogyakarta. Ia dididik dan mengenyam pendidikan hingga ke perguruan tinggi. Setelah lulus dari perguruan tinggi, perempuan ini tidak mau mencari pekerjaan lain tetapi memutuskan untuk kembali bekerja pada panti asuhan yang telah membesarkannya.

Thursday, April 7, 2016

YESUS SELALU BEDA


Beberapa waktu lalu, seorang siswi yang barusan lulusan UN berupaya untuk mengambil ijazahnya. Pelbagai cara dilakukan oleh orang tuanya untuk mencari uang agar bisa menebus tunggakan uang sekolah agar ijazahnya bisa diambil. Karena tidak ada jalan untuk mencari uang, terpaksa ayahnya memberanikan diri untuk menawar ginjalnya kepada orang-orang yang membutuhkannya. Aksi yang dilakukan oleh ayah ini memang dikenal nekat karena ginjal sebagai organ penting, rela ia jual demi anaknya tercinta, demi masa depan anaknya.
            Melihat aksi yang dilancarkan ini menggugah menteri Pendidikan dan kebudayaan untuk turun tangan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ginjal tidak terjaul dan siswi yang bersangkutan bisa menarik nafas lega karena persoalan keuangan ditangani oleh bapak Menteri. Apa tujuan dilakukannya penawaran ginjal terhadap masyarakat yang ingin membelinya? Apakah ini merupakan tindakan untuk mencari perhatian dan belas kasih dari mereka yang peduli akan pendidikan dan orang-orang yang susah?
           

Wednesday, April 6, 2016

AIR MATA KEBERPIHAKKAN

(Telaah puisi kontemporer dari sudut sosiologi Sastra)

Sutardji Calzoum Bachri dikenal sebagai penyair kontemporer yang menggagas sekaligus mengedepankan pola penulisan baru pada puisi. Ketika membaca puisi-puisinya,ciri khas terasa kental. Dia lebih banyak mempermainkan kata yang baginya merupakan sebuah kekuatan, dan menjadi daya dobrak bagi seluruh bangunan puisinya. Bangunan puisi-puisi lama yang terkesan kaku, baik dari tata aturan maupun jumlah barisnya, kehadiran Sutardji membawa angin perubahan bagi mereka yang berani “merobek” pola-pola yang dogmatis-puitis. Perjuangan dan upaya seorang Bachri mendobrak kata, menerobos jenis kata, menerobos bentuk kata dan tata bahasa dipandang sebagai percobaan melakukan dekonstruksi bahasa Indonesia dan sekaligus menawarkan konstruksi-konstruksi baru yang lebih otentik melalui puisi. Terhadap perjuangan yang penuh dengan daya dobrak ini, memunculkan pertanyaan untuk direnungkan bersama. Apakah Sutardji sebagai pahlawan puisi kontemporer dan nabi bagi mereka yang mengenyam kebebasan dalam mengekspresikan diri melalui puisi?  
           

Tuesday, April 5, 2016

TAWA SANG GURU

Setiap orang yang masuk biara tua itu, pertama-tama yang diperhatikan adalah lukisan Yesus yang tertawa. Memandang lukisan itu secara mendalam, terus melahirkan pertanyaan-pertanyaan seputar lukisan itu. Mengapa Yesus tertawa? Apa yang membuat Yesus tertawa?  Adakah teks Kitab Suci yang menceritakan Yesus tertawa? Inilah pertanyaan-pertanyaan sederhana yang lahir dari kedalaman batin para tamu di biara itu. Lukisan yang terpampang di dinding biara tua itu sepertinya, menawarkan nalar refleksi untuk mempertanyakan lukisan yang tidak umum itu.
                Memang, Yesus sendiri, seperti yang tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, kita tidak pernah menemukan teks yang berbicara tentang Yesus yang tertawa saat berhadapan dengan murid-murid-Nya maupun kelompok-kelompok yang membenci kehadiran-Nya. Tertawa, seperti yang terlukis itu,  mengisahkan  kemanusiaan seorang Yesus yang tidak dihadirkan oleh penulis Kitab Suci. Yesus terkesan sangat serius menghadapi situasi di tengah karya pewartaan-Nya. Karena itu yang lebih ditonjolkan adalah kehidupan doa Yesus dan ajaran-ajaran-Nya.
               

KEGIATAN APP 2016

Kamis, 11 Februari 2016 dimulai dengan kegiatan Aksi Puasa Pembangunan (APP) prapaskah. Kegiatan mengisi APP di SMP Maria Mediatrix  yakni doa dan renungan pagi di setiap kelas.  Renungan ini diadakan pada masa prapaskah ini bertujuan untuk memperdalam iman kita dan mendengarkan Sabda Tuhan setiap pagi. Setiap kita belajar, terlebih dahulu kita menerima renungan. Renungan ini sangat berguna bagi kita semua karena dengan adanya renungan, kita bisa mengoreksi diri dalam hal apa pun. Setelah mendengarkan renungan, kita semua belajar seperti biasa.
            Dari Injil ke Injil setiap hari berganti tapi yang lebih sering kita renungi adalah Lukas dan Matius. Renungan ini juga mengajarkan tentang hal baik dan terutama mengajak kita untuk berdoa setiap hari kepada Tuhan. Sebelum mendalami kitab suci dan menerima siraman rohani dengan renungan, kita bernyanyi lagu-lagu rohani  bersama teman-teman. Jadi pengikut Yesus berarti siap mendengarkan sabda-Nya dan berperilaku sesuai dengan ajaran Yesus yang selalu menampilkan kebaikan.  

            Dalam kitab suci dan renungan, kita diajarkan untuk menghormati orang lain, memberikan sesuatu kepada orang lain, terutama mereka yang mengalami kekurangan.***(Yoan)

Monday, April 4, 2016

KESABARAN MEMBAWA KEBERHASILAN

Tanggal 17 Agustus semakin dekat. Hari yang sungguh ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk memeriahkan hari 17 Agustus. Sama  dengan  masyarakat  Desa  Balingga. Masyarakat Desa Balingga sangat menginginkan untuk ikut memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia tersebut namun sayang desa terpencil yang jarang dikenal orang itu memiliki perekonomian  yang buruk. Maka tak heran bila masyarakat di sana tak bisa ikut merayakan hari besar Indonesia tersebut. Dulunya desa tersebut mimiliki banyak sumber daya alam yang dapat membantu perekonomian di sana. Namun sayang, banyak masyarakat kota yang datang dan merusak sumber daya alam di sana.
            Sama juga dengan anak-anak di SMP Bangkit Jaya. Anak-anak di sana sudah berusaha untuk mengumpulkan uang agar dapat membuat masyarakat Desa Balingga merasakan kemeriahan HUT kemerdekaan Indonesia tersebut. Namun sayang, uang yang mereka kumpulkan selalu habis untuk biaya pembenahan sekolah mereka. Ya, memang sekolah mereka sudah berdiri sejak lama, sehingga tak heran bila banyak dinding-dinding yang rusak dan atap mereka juga sering kali bocor, sehingga anak-anak di sana sering libur ketika musim hujan.
            Fauzan, anak berusia 13 tahun itu sudah banyak membantu sekolah SMP Bangkit Jaya untuk mengumpulkan biaya yang dibutuhkan bagi sekolah. Ia sering jalan kaki untuk pergi ke kota yang jaraknya 6 km dari desanya  untuk menjual hasil karya warga Desa Balingga yang dapat membantu sedikit perekonomian mereka. Fauzan sendiri sudah lama membantu perekonomian di Desa Balingga. Sejak umur 5 tahun ia sudah membantu ibunya untuk pergi ke kota dan menjual hasil karya tangan masyarakat di sana.
            Fauzan sangat menginginkan bisa memeriahkan acara 17 Agustus tahun ini, namun masih banyak keperluan yang dibutuhkan oleh desanya. Fauzan tidak bisa berharap banyak. Ia tahu bahwa perekonomian desa mereka tidak terlalu baik. Fauzan memiliki 2 orang teman baik yang sering membantunya. Mereka adalah Nita dan Bagas. Mereka sering membantu Fauzan untuk menjual barang-barangnya ke kota.
            Hasil penjualan mereka tidak terlalu bagus, mereka sering dicaci maki oleh para pembeli karena barang mereka tidak berkualitas. Namun mereka tidak mementingkannya, mereka hanya menganggap bahwa hal tersebut merupakan suka-duka para pedagang. Bahkan kadang kala barang-barang mereka tidak terbeli satupun. Kepala desa di sana sungguh bangga pada kebaikan hati mereka. Mereka bersedia untuk membantu para warga dan tidak pernah mengharapkan imbalan.
            Suatu hari ketika mereka datang ke kota, tiba-tiba ada segerombolan motor yang datang menghampiri mereka. Fauzan menyambut segerombolan motor tersebut sambil tersenyum dan berharap mereka mau membeli barang-barang yang dijualnya. Namun tak disangka mereka malah mencaci maki Fauzan dan teman-temannya sambil menghancurkan barang dagangan mereka. Mereka mengatakan bahwa barang tersebut tidak berharga dan tidak bermutu, bahkan mereka katakan bahwa Fauzan dan teman-temannya hanyalah segerombolan tikus yang hanya mengusik warga kota.
            Fauzan sangat sakit hati. Ia tak bisa berkata-kata. Ia hanya mengelus dada untuk meredakan amarah mereka. Karena mereka tahu bahwa marah tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Mereka sungguh terkejut dengan perilaku warga kota. Padahal menurut mereka warga kota lebih berpendidikan tetapi sama sekali tidak punya etika. Mereka sangat kaget, warga kota yang dikira ramah ternyata sangat berbeda dari bayangan mereka. Fauzan dan teman-temannya sangat kaget sekaligus sedih. Namun semua sudah terjadi dan tidak ada yang dapat mengubahnya.
            Ketika mereka kembali ke rumah, di perjalanan mereka menemukan salah seorang remaja yang tadi mengejek mereka sedang tergeletak pingsan di jalan. “Sepertinya ia sudah dirampok!” kata Fauzan. Sebenarnya mereka masih sakit hati atas perlakuan yang diterima mereka saat mereka ke kota. Namun mereka tidak mempedulikan ego mereka dan segera membawanya ke Desa Balingga. Wajahnya berlumuran darah dan bajunya sudah sobek. Remaja tersebut benar-benar dalam keadaan bahaya.
            Sesampainya di sana, warga Desa Balingga mendadak heboh. Banyak warga yang tidak terima ada warga kota yang ada di desa mereka. Mereka takut, desa mereka akan dirusak oleh orang-orang kota yang tidak bertanggung jawab. Ada juga yang menerimanya karena remaja tersebut dalam keadaan kritis. Remaja tersebut segera dibawa ke rumah kepada desa untuk mendapatkan pengobatan. Mereka juga membuat obat herbal untuk menolong remaja tersebut. Untungya remaja tersebut cepat bangun dari pingsannya dan berkata pada Fauzan yang kebetulan duduk di sampingnya. “Bukannya kamu yang tadi kami ejek?” katanya. “Sudah, lupakan saja hal itu, sekarang yang terpenting kamu sudah bangun  dan bisa istirahat yang cukup agar besok kamu dapat menelpon keluargamu untuk menjemputmu pulang, “jawab Fauzan.
           

Friday, April 1, 2016

POLITIK ITU….

Socrates, bapak pencetus ilmu politik  di negara pendekar demokrasi, Yunani memiliki konsep yang jernih tentang politik. Menurutnya politik merupakan sebuah seni untuk menata kehidupan bersama. Kalau politik merupakan sebuah seni maka para politisi juga merupakan para seniman yang memiliki keahlian dalam menata dan mengatur kehidupan bersama itu agar terlihat rapih dan berjalan secara harmonis. Sebuah kelompok masyarakat yang hidup bersama sangat membutuhkan pelbagai perangkat yang bernama aturan untuk menata pola tingkah laku hidup manusia yang berujung pada satu harapan yakni masyarakat bisa tentram dan aman.
Para politisi yang terjun dalam dunia politik mestinya tahu tentang perangkat aturan yang akan dipakai sebagai cara sederhana dalam menata kehidupan bersama itu. Apakah para politisi yang telah lolos masuk ruang dewan terhormat memiliki kapasitas untuk memikirkan dan melahirkan aturan-aturan yang bisa dipakai untuk menata kehidupan bersama itu? Memang kita tahu ada banyak perangkat yang telah dihasilkan tetapi perlu juga adanya monitoring dari pelaksanaan aturan itu dan seberapa jauh membuat evaluasi terhadap aturan yang berlaku, apakah aturan itu memenuhi rasa aman dan adil, ataukah kehadiran aturan itu masih jauh dari harapan dan perlu adanya pembenahan sesuai tuntutan zaman?
   Dengan perkembangan teknologi yang berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat saat ini maka perangkat aturan yang bisa digunakan untuk mengelola kehidupan bersama akan mengalami pergeseran. Contoh sederhana masalah kebebasan berpendapat. Kalau sebelum adanya media-media sosial, kebebasan berpendapat untuk mengkritik orang lain terkesan masih terbatas dan bersifat lokal. Tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menjamur, kebebasan berpendapat bahkan kebebasan mencela orang lain jauh lebih terbuka dan menyerang siapa aja tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Sebut aja ciutan orang-orang penting di twitter yang memberikan kritik terhadap lawan politiknya bisa dibaca oleh siapa saja dan lebih terbuka. Dengan kehadiran media sosial ini,  masyarakat umum bisa menilai karakter dan kepribadian orang lewat bahasa yang digunakan saat menyampaikan ide atau gagasan yang digunakan lewat media sosial.