Thursday, November 16, 2017

Berani Menciptakan Pasar



Sebelum memulai berbisnis, seseorang pasti mencari tahu, pasar mana yang menjadi sentra untuk berbisnis. Situasi saat ini sudah berubah, bahwa dalam berbisnis, seseorang dituntut untuk menciptakan pasar. Mengapa seseorang harus menciptakan pasar? Seberapa jauh pengaruh pasar terhadap penjualan produk? Memang, cara berbisnis konvensional selalu mencari pasar sebagai pilihan utama, setelah itu menawarkan produk yang juga sudah dilakoni oleh para pebisnis lain. Tuntutan ini mengalami pergeseran secara signifikan bahwa dengan bantuan peralatan teknologi saat ini membantu setiap pelaku bisnis untuk menciptakan pasar secara online dan memiliki keunikan sebagai daya tarik yang bisa menarik minat para pelanggan.
Menurut Bob Sadino, “kalau mau menjadi market leader, seorang pengusaha harus mampu menciptakan pasar yang akan dikuasainya. Setelah menciptakan pasar, dijamin dia akan menjadi penguasa pasar yang diciptakannya. Kalau hanya jadi follower, pasti lebih susah untuk menjadi pemimpin pasar.” Apa yang dikatakan ini merupakan cara yang membantu seorang pebisnis untuk menguasai pasar. Sebagai contoh bisnis yang masih bertahan sampai saat ini adalah Coca Cola, Teh Botol dan Aqua. Mereka yang memulai menciptakan pasar sehingga mampuh bertahan di tengah tawaran jenis minuman yang lain.
Jika mengikuti pola bisnis yang sudah ada, perlu ditunjukkan juga keunikan yang menjadi sebuah daya tarik para pelanggan.   Penulis melihat beberapa bisnis kuliner yang ada di Yogyakarta, yang walaupun di tempat yang sederhana tetapi menawarkan kelebihan dengan memasang WIFI gratis pada tempat berdagang kuliner. Para penjual makanan, mampu melihat pangsa pasar yang umumnya para mahasiswa yang lebih sering nongkrong di warung maka dengan WIFI memberikan daya tarik tersendiri bahkan membuat pelanggan betah di warung itu.
Contoh lain yang lebih sederhana yang terjadi di Yogyakarta. Mas Hary Van Yogya dikenal sebagai pengayuh becak di Malioboro. Sebelum memiliki handphone, hampir setiap saat ia selalu mengunjungi warnet yang ada di sekitar Malioboro. Melihat apa yang dilakukannya, membuat tukang becak lain juga mempertanyakan tentang apa kegiatan yang dilakukan Mas Hary di warnet itu. Apa yang dilakukan Mas Hary adalah membuat blog pribadi dan memperkenalkan blog-nya melalui media sosial. Ia menawarkan jasa becak kepada turis-turis asing yang dikenal melalui dunia maya. Dengan blog, ia memperkenalkan Yogyakarta sebagai tempat tujuan wisata sekaligus ia menawarkan jasa becak kepada turis-turis asing yang datang ke Yogyakarta.
Apa yang terjadi dengan Mas Hary setelah dikenal melalui blog? Ia dicari para turis asing ketika mereka ke Yogyakarta. Ia mengerahkan teman-teman seprofesi (tukang becak) untuk mengantar para turis keliling Yogyakarta dan Mas Hary sendiri bertindak sebagai guide untuk para turis karena ia (Mas Hary) mampu berbahasa asing. Karena kefasihan berbahasa asing dan berani melampaui batas (memperkenalkan jasa becak melalui blog) secara tidak langsung, ia sedang menciptakan pasar bagi para turis asing. Profesinya sebagai tukang becak adalah hal sederhana tetapi menjadi tidak sederhana dan luar biasa ketika menawarkan jasa itu ke orang-orang asing melalui media sosial.
Berani menawarkan pasar harus memiliki keunikan tersendiri. Dengan keunikan itu para pelaku pasar bisa bertahan walaupun diguncang oleh para pelaku bisnis lain. Ingat bahwa berbisnis itu hampir sama dengan terlihat dalam sebuah peperangan, di mana kita diperhadapkan dengan plihan genting dan bagaimana cara untuk membangun srategi, entah untuk menyerang atau untuk mempertahankan diri. Ciptakan pasar sesuai dengan selera pelanggan.*** (Valery Kopong)








No comments: