Friday, November 10, 2017

Pergeseran Gaya Hidup



Beberapa hari ini sebuah isu yang beredar  tentang daya beli masyarakat semakin menurun. Informasi ini didasari oleh beberapa lapak / warung yang selama ini menjadi tempat berjualan, ternyata sudah ditutup. Memang, harus dilihat secara jeli, apakah warung / lapak para pedagang ditutup karena sepinya peminat masyarakat dalam membeli barang-barang kebutuhan hidup? Ataukah sedang terjadi peralihan pasar, dari pasar konvensional ke pasar  online. Isu yang merebak itu akhirnya sudah dijawab oleh Presiden Jokowi dan juga oleh Menteri Keuangan,  Sri Mulyani. 

Menurut Presiden Jokowi bahwa sedang terjadi peralihan cara transaksi jual-beli. Sebelum menjamurnya media sosial, masyarakat biasanya mengadakan transaksi jual-beli dengan mempertemukan pedagang dan pembeli. Tetapi pada era digital seperti saat ini peluang masyarakat dalam mengadakan transaksi online semakin meningkat.  Peningkatan transaksi online ini bisa dilihat dari jasa pengiriman barang seperti JNE yang mengalami kenaikan 130%. Cara menjual dan membeli secara online membawa pesan bagi kita bahwa sedang terjadi pergeseran gaya hidup terutama dalam transaksi jual-beli.

Memang, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap ada perkembangan baru pasti membawa dampak pada yang lain. Dengan adanya media sosial, dimanfaatkan secara penuh oleh para pengguna untuk menjual barang-barang kepada para sahabat dunia maya. Persahabatan yang dibangun dalam dunia maya tidak sekedar menyapa saja tetapi lebih dari itu bisa ditawarkan produk-produk yang akan dijual. Pangsa pasar dunia maya jauh lebih menjanjikan ketimbang transaksi pasar pada dunia nyata.

Karena itu apa yang dikeluhkan tentang sepinya daya beli masyarakat tidak memiliki bukti yang otentik, mengingat bahwa para penyebar isu ini hanya melihat kondisi riil yang sedang dialami oleh para pelaku pasar pada dunia nyata. Mestinya harus dicek, seberapa besar transaksi dunia maya yang menjadi daya tarik pada masyarakat milenial sehingga terlihat perimbangan daya beli masyarakat. Melihat kondisi seperti ini menuntut setiap orang untuk mau berubah seturut dengan perkembangan zaman. Perubahan yang dituruti adalah memilih pasar online sebagai jawaban untuk menawarkan produk-produk yang selama ini dijual pada pasar nyata. Jika para pedagang tidak mengikuti trend ini maka cepat atau lambat tergilas oleh para pelaku pasar online. Jika ingin maju maka turutilah perkembangan zaman.

Masih ingatkah kita akan moda transportasi yang dipesan secara online? Kehadiran Go-Jek dan Uber membawa dampak yang kurang baik terhadap ojek konvensional. Karena itu beberapa kali terjadi demonstrasi kepada pemerintah agar segera menutup aplikasi yang menyediakan layanan moda transportasi yang dipesan secara online. Namun untuk menutup aplikasi itu memang tidak mungkin maka untuk mengimbangi adalah menyerukan para pelaku ojek konvensional untuk segera mendaftar pada Go-Jek secara online. Tanpa mengikuti perkembangan teknologi yang mendukung dunia usaha maka kita sedang dimatikan oleh teknologi. Karena itu mulailah bertransaksi secara online agar tidak tergerus oleh pergeseran gaya hidup modern.***(Valery Kopong)











No comments: