Tuesday, October 24, 2017

Kisah Sukses



Mau usaha tetapi tidak punya modal? Inilah pertanyaan sederhana yang menjadi landasan dasar memulai titik penulisan ini. Memang modal adalah segala-galanya yang harus dimiliki karena hanya dengan modal maka seseorang bisa melakukan sesuatu. Modal yang dimaksudkan bisa berupa uang dan juga spirit berwirausaha. Begitu pentingkah uang sebagai modal awal membangun usaha? Berapa modal uang yang harus dimiliki dalam memulai sebuah usaha? Banyak cerita sukses yang disharingkan oleh beberapa teman yang saya jumpai. Cerita sukses mereka umumnya bermula dari pengembangan modal yang kecil dan dalam ketekunan, mereka merintis jalan bisnis yang penuh dengan tantangan itu.

Ada yang memulai usaha dengan menjual pulsa elektrik dengan modal awal hanya tiga ratus ribu rupiah. Dengan memulai usaha ini, para pelaku usaha mencoba melirik pangsa pasar yang luar biasa. Hampir setiap saat orang butuh pulsa dan hal ini merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang untuk memakai pulsa itu. Bisa dibayangkan dalam satu keluarga, berapa orang yang memiliki handphone  dan berapa pulsa yang harus dikonsumsi setiap saat? Melihat penggunaan handphone dan penggunaan pulsa setiap waktu inilah memungkinkan seseorang untuk memulai bisnis.

Monday, October 23, 2017

Fenomenologi-Ontologi Martin Heidegger

Fenomenologi Ontologi di dalam
Pemikiran Martin Heidegger

Reza A.A Wattimena

Pada bab sebelumnya kita sudah berdiskusi sejenak mengenai fenomenologi yang dirumuskan Edmund Husserl. Ia merumuskan suatu cara untuk memahami realitas, terutama dengan menekankan fenomena keterarahan kesadaran pada obyek yang selalu berada di dalam konteks dunia kehidupan tertentu. Pada kesempatan ini saya ingin memperkenalkan anda pada pemikiran Martin Heidegger yang notabene adalah murid dari Husserl. Heidegger mengembangkan filsafat Husserl ke level ontologi, yakni refleksi mengenai realitas keseluruhan sebagai “Ada”. Sebagai acuan teks saya melihat pada tulisan Dorothea Frede yang berjudul The Questions of Being: Heidegger’s Project.[1]

Ingatkah anda metode elenchus khas Sokrates yang sudah diterangkan sebelumnya? Jika tidak coba lihat kembali ke bab-bab sebelumnya. Heidegger adalah seorang yang sangat ahli di dalam metode Sokratik. Di dalam kuliah-kuliahnya, ia seringkali mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam kepada para pendengar kuliahnya, supaya mereka menjadi bingung, dan mempertanyakan semua asumsi-asumsi pemikiran yang mereka miliki, serta dapat memulai diskusi dengan pemikiran terbuka.

Proyek utama filsafat Heidegger adalah mempertanyakan makna “ada”. Konsep itu sendiri memang sudah menjadi bagian dari refleksi filsafat selama berabad-abad. Heideggerlah yang kemudian menggunakan kembali konsep tersebut di dalam filsafatnya. Namun apa sesungguhnya arti kata Ada? Apa arti penting dari konsep itu? Di dalam filsafat Heidegger, kata itu sendiri memiliki beragam makna. Salah satu komentator otoritatif atas filsafat Heidegger yang bernama Hubert Dreyfus pernah berpendapat, bahwa Ada adalah latar belakang dari semua tindakan keseharian manusia yang dapat dipahami dengan akal budi. Thomas Sheehan, ahli Heidegger lainnya, berpendapat bahwa konsep Ada merupakan konsep yang mencakup keseluruhan realitas. Ada adalah konsep yang ada di dalam setiap bentuk pengetahuan manusia tanpa terkecuali.