Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Monday, August 31, 2020

Berkat

Setiap orang berhak untuk berbuat baik dan jika orang lain menolak dan membenci ketulusan kita,maka jangan pernah untuk berhenti untuk terus berbuat baik.Orang tidak menyukai kita pasti akan selalu ada.Kita hendaknya tetap semangat dan berjuang untuk berbuat baik. 

Yesus pun mengalami penolakan dan ironisnya,Dia ditolak di daerah asal usulNya.Yesus telah berbuat baik di berbagai tempat dengan pengajaran dan perbuatan mukjijatNya,tetapi orang-orang Nasaret justru menolakNya.Mereka menolak Yesus karena mereka mempertanyakan  darimana asal kuasa Yesus dan alasan yang kedua adalah karena Yesus menyatakan DiriNya sebagai kepenuhan nas Kitab Yesaya sebagai Sang Mesias yang sangat dinantikan umat Israel.Memang pada awal mulanya, mereka takjub dan terpesona dengan kewibawaan dan kuasa Yesus saat mengajar.Tetapi mereka justru menolak dan ingin menyingkirkan Yesus dari tengah-tengah mereka.Namun demikian,Yesus tidak berhenti berbuat baik.  


Beberapa tokoh besar ini pernah mengalami penolakan,tetapi mereka tidak menyerah atas penolakan yang dialaminya.Anda dan saya pasti kenal nama-nama tokoh ini: Alberth Einstein: penemu teori relativitas; Jack Ma: pebisnis sukses; Thomas Edison: penemu lampu.Mereka menjadi pribadi yang hebat dan menjadi berkat bagi sesamanya karena mereka mampu mengolah pengalaman penolakannya dengan baik dan benar. Pengalaman penolakan adalah pengalaman salib dan kita hendaknya mampu memanggul salib itu.
(Inspirasi:Lukas 4

Saturday, August 29, 2020

Pejuang Kebenaran

Hari ini kita memperingati Santo Yohanes Pembatis. Kita memperingati kemartiran Yohanes Pembabtis atas perjuangannya mewartakan kebenaran dimata Tuhan dan sesama.  Ternyata, menjadi pewarta kebenaran itu penuh dengan resiko, bukan hanya resiko dibenci,  diasingkan, dikucilkan, di penjara tapi juga nyawa.

Yohanes menjadi martir karena memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan kejujuran dalam pewartaannya.Dia adalah pribadi yang jujur dan berani menegakkan kebenaran sejati. Yohanes menjadi inspirator bagi banyak pribadi yang bekerja keras memperjuangankan kebenaran dan keadilan.


Berjuang menyuarakan kebenaran agar kita terbebas dari tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme, menegur kesalahan sesama demi sebuah kebenaran, mengkritik sesama demi sebuah kebenaran apalagi mengkritik atasan, dapat berisiko terhadap nasib hidup kita. Bisa jadi kita dikucilkan, dibenci, jabatan terancam dan dicopot, bahkan nyawa dapat terancam. Begitulah resiko menjadi pewarta kebenaran. Dan hal itulah yang terjadi dalam diri Santo Yohanes Pembabtis. Semoga peringatan Santo Yohanes Pembabtis dapat menjadi kekuatan dan peneguhan untuk kita untuk menjadi pewarta kebenaran di mata Tuhan dan sesama. Kita dapat berjuang membela kebenaran dari lingkungan keluarga, gereja dan masyarakat dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih besar yang menjadi perhatian kita bersama .
( Inspirasi: Markus 6:17-29,  29 Agustus,  Suhardi )

Friday, August 28, 2020

Menanti Kedatangan Tuhan

Waktu berjalan terus.Tidak ada satu pun manusia yang mampu menghentikan waktu."YOU MAY DELAY,BUT TIME WILL NOT", kata Benjamin Franklin.Waktu yang berjalan ini adalah waktu bagi persiapan menanti kedatangan Tuhan kedua kalinya.Maka kita hendaknya tidak boleh menunda apa yang sebenarnya dapat kita lakukan saat ini. "NEVER LEAVE TILL TOMORROW THAT WHICH YOU CAN DO TODAY", kata Benjamin Franklin.Jangan menunda untuk berbuat baik,mengasihi,murah hati, rendah hati,melayani,memberi maaf dan pengampunan,serta berani berkorban, supaya ketika tiba saat hari kedatangan Tuhan,kita sudah siap sedia untuk masuk pintu gerbang Kerajaan Surga.

Waktu berjaga-jaga dan mempersiapkan kedatangan Tuhan itu diumpamakan oleh sepuluh gadis,lima gadis bijaksana dan lima gadis bodoh.Lima gadis bijaksana adalah pribadi yang berjaga-jaga dan mempersiapkan diri dengan baik-baik untuk menyambut kedatangan Sang Pengantin tiba.Lima gadis bodoh adalah pribadi yang cuek,yang suka menunda-nunda,yang tidak mempersiapkan diri dan tidak berjaga-jaga dengan baik,sehingga ketika tiba saatnya kedatangan Sang Pengantin, mereka tidak bisa mengikuti pesta perjamuan kawin. 

Anda dan saya dapat menentukan mau masuk pesta perkawinan atau tidak.Hal itu tergantung bagaimana kita berjaga-jaga dan mempersiapkan diri dengan baik untuk menanti kedatangan Kristus yang kedua kalinya.


"KARENA ITU,BERJAGA-JAGALAH,SEBAB KAMU TIDAK TAHU AKAN HARI MAUPUN SAATNYA"
(Inspirasi:Matius 25:1-13, 28 Agustus, Suhardi)

Thursday, August 27, 2020

Berjaga-Jaga

Bacaan Injil pada hari ini memberi sebuah pesan yang sangat penting kepada kita dalam peziarahan kita di tengah-tengah dunia ini.Kita diajak oleh Yesus untuk selalu siap sedia. Mengapa Yesus memberi pesan ini? Yang pertama, Yesus mengingatkan kepada kita bahwa hari Tuhan datang secara tiba-tiba. Hari Tuhan itu datang bagaikan datangnya seorang pencuri, yang datang sewaktu-waktu. Bahkan, lonceng kiamat kecil   (kematian)  kita tidak ada yang tahu. Hidup manusia itu bagaikan embun di pagi hari.Sedap dipandang di pagi hari, lalu kapan menghilangnya, tidak ada yang tahu.Yang kedua, hidup kita itu hanya sementara, singkat. "WONG URIP KOYO MAMPIR NGOMBE ." ( Hidup manusia itu bagaikan orang yang singgah untuk minum) . Karena itulah, kita diajak untuk selalu berjaga-jaga dan siap sedia.  Kita selalu berjaga-jaga dan siap sedia itu tentu mempunyai suatu tujuan, yaitu KEHIDUPAN KEKAL.  


Berjaga-jaga dan siap sedia artinya apa ? Kita hendaknya ELING ASALE LAN  PARANING URIP KANGGO ANGGAYUH KAMULYANING URIP  ( Kita hendaknya ingat asal dan tujuan hidup kita demi kebahagiaan dan kehidupan kekal kita).Itu artinya kita diajak untuk selalu ingat akan Sang Gusti,  maka kita hendaknya menjadi pribadi yang setia dan bijaksana dalam berjaga-jaga dan siap sedia, karena siapa yang selalu setia dan bijaksana dalam berjaga-jaga dan siap sedia akan mendapatkan berkatnya dari Sang Tuannya, yaitu HIDUP KEKAL.
(Inspirasi:Matius 24: 42-51, 27 Agustus, Suhardi )

Wednesday, August 26, 2020

Berani Tampil Beda

Bacaan Injil hari ini menceritakan kecaman pedas Yesus kepada para ahli Taurat dan orang Farisi.Mereka dikecam pedas oleh Yesus karena sikap dan tindakan mereka hanya sebuah polesan saja, bermuka dua,bukan berdasarkan fakta yang sebenarnya.Yesus mengumpamakan sikap dan tindakan mereka seperti sebuah kuburan,yang nampak bagus dan indah dari luar,tetapi di dalamnya penuh kotoran dan kebusukan.Walaupun mereka dikecam oleh Yesus,tetapi mereka tidak mau bertobat,malah makin membenci dan menyingkirkan Yesus dari antara mereka. 

Pada pemerintahan jaman dulu,kita sering mendengarkan ungkapan ABS (Asal Bapak Senang).Padahal di belakang dia menggerutu,mengumpat dan mengecam kepada pimpinannya.Dan pengalaman seperti itu bisa terjadi di dalam lingkungan keluarga,gereja,tempat kerja dan masyarakat. Kita ngak mau jujur dengan apa yang sedang terjadi,apa yang sedang dipikrkan dan dirasakan.Kita tidak menunjukan apa adanya.

Pada prinsipnya manusia itu cenderung ingin dipuji oleh banyak orang, dinyatakan sebagai orang yang baik hati,murah hati,dinyatakan sebagai orang hebat dan lain-lain,padahal cara-cara yang dipakai untuk memperolehnya,bisa jadi dengan cara trik dan strategi yang palsu/jahat.Maka,bukan hanya para ahli Taurat dan para orang Farisi yang dikecam oleh Yesus,kita pun dikecam oleh Yesus, jika kita mewarisi sikap dan tindakan dari para ahli Taurat dan orang Farisi itu dalam kehidupan kita. (Inspirasi:Matius 23:27-32,  26 Agustus, Suhardi )


Tuesday, August 25, 2020

Inner Beauty

Kecantikan sejati tak melulu soal fisik, karena kecantikan fisik sejatinya akan memudar seiring berjalannya waktu.Ada yang yang lebih abadi dari itu yaitu kecantikan dari dalam atau INNER BEAUTY.Semua orang, baik wanita maupun pria tentu memilikinya,tapi tak semuanya bisa memancarkan kecantikan dari dalam. 

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi lebih mengutamakan hal-hal yang lahiriah, hal-hal yang nampak, sementara hal-hal yang batiniah dan mendalam tidak mendapat lebih perhatian.Karena itulah, Yesus mengecam mereka.Sabda Yesus, " ....sebab persepuluhan dari selasih, adas dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan,belas kasih dan kesetiaan." Lalu Yesus mengecam lagi kepada mereka, " ....sebab  cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu,maka sebelah luarnya juga akan bersih." 

Yesus mengharapkan kepada kita untuk mengembangkan dan membentuk "INNER BEAUTY" kita , yang memancar dalam sikap dan tindakan lahiriah.Sikap dan tindakan belas kasih, keadilan, kesetiaan, kemurahan hati,kerendahan hati,cinta kasih,pengorbanan, semangat pelayanan dan maaf serta  pengampunan hendaknya lebih kita utamakan dalam pembaharuan dan praktek hidup kita, dan hal-hal yang ada dalam "INNER BEAUTY "  hendaknya memancar dari dalam diri kita.
(Inspirasi:Matius 23:23-26,  25 Agustus,Suhardi)

Monday, August 24, 2020

Mari Dan Lihatlah

"Mari dan lihatlah." Inilah ajakan Filipus yang telah menemukan Yesus kepada Natanael.Walaupun ada nada keraguan tentang Yesus,tetapi Natanel datang dan melihat Yesus.Lalu,Yesus justru memuji kepada Natanael, "Lihat,inilah seorang Israel sejati,tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Setelah memahami dengan benar tentang Yesus,Natanael mulai percaya kepadaNya, " Rabi,Engkau Anak Allah,Engkau Raja Israel !"

Dari bacaan Injil tadi kita bisa merefleksikan dua hal.Yang pertama adalah iman seseorang dapat tumbuh berawal dari sikap keraguan tentang Yesus.Mengapa hal ini terjadi? Karena dia belum mengenal dan memahami dengan baik dan benar tentang Yesus.Maka,tugas bagi kita adalah memperkenalkan dan membantu mereka untuk memahami dengan baik dan benar tentang Yesus Kristus.Hal yang kedua adalah tindak lanjut dari hal yang pertama,yaitu kita mengajak mereka untuk datang dan melihat lebih mendalam tentang Yesus Kristus.Kita mengajak mereka untuk mengenal dan memahami Pribadi Kristus dalam sabda dan karya-karyaNya.Lihat iman Natanael, pertama dia meragukan bahwa sesuatu yang besar berasal dari Israel, tapi setelah dia datang dan melihat langsung pada Yesus, iman Natanael mengalami perubahan.Dia percaya dan beriman pada Yesus.Setelah Natanael percaya dan beriman kepadaNya, Yesus menjanjikan kepadanya, " Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."
(Inspirasi:Yoh. 1:45-51, 24 Agustus, Suhardi )

Saturday, August 22, 2020

Menjadi Panutan

Kita mengenal ungkapan NATO (Not Action Talk Only). Ungkapan ini mau menyampaikan bahwa orang hanya banyak bicara,tetapi tindakan terhadap apa yang disampaikannya masih dipertanyakan.Kita hendaknya berusaha agar kita bisa mengintegrasikan antara kata dan tindakan kita menjadi satu kesatuan. Kita hendaknya menjadi "GURU" (DIGUGU LAN DITIRU).Dan kita bisa belajar dari salah satu semboyan dari KI HAJAR DEWANTARA, yaitu  menjadi orang yang ING NGARSO SUNG TULODHO.Tentu hal ini ngak gampang tetapi perlu berlatih dan berlatih serta melalui proses yang terus menerus.YEsus adalah teladan utama kita dimana antara kata dan tindakanNya menjadi satu kesatuan,sehingga Yesus nampak menjadi PRIBADI YANG BERWIBAWA DAN  BERKUASA.   

Yesus mengkritik para ahli Taurat dan para Farisi yang hanya mengajar saja,tetapi mereka tidak melakukan apa yang mereka ajarkan. Bahkan,mereka menambah beban berat kepada orang lain.Yesus bersabda, " ..karena mereka mengajarkan,tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat,lalu meletakkannya di atas bahu orang,tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya." 

Dalam masa pandemi virus corona ini kita mengajak umat untuk memakai masker,cuci tangan,jaga jarak,jaga kesehatan dan stamina,olah kebun dan menanam, maka kita hendaknya juga melakukan hal-hal itu dalam diri kita, sehingga antara kata dan tindakan kita menjadi satu kesatuan.                            (Inspirasi:Matius 23:1-12, 21 Agustus,Suhardi)

Friday, August 21, 2020

Cinta Kepada Allah Dan Sesama

  Suster Theresia dari calcuta pernah berkata dalam sebuah buku renungannya in the silent of the heart, "Bagaimana mungkin Anda mencintai Allah yang tak kelihatan,jika Anda tidak mampu mencintai sesamamu yang kelihatan" Bahkan Paus Fransisku lebih tegas mengatakan, "Jika kamu berkata kamu mencintai Allah,tetapi membenci saudaramu, kamu adalah pembohong." ( Bdk.1 Yoh. 4:20 ). Artinya,wujud cinta kasih kita kepada Allah adalah cinta kasih kita kepada sesama.Cinta kasih kita kepada sesama adalah wujud nyata cinta kasih kita kepada Allah.Jadi, apapun sikap dan tindakan cinta kasih kepada sesama adalah kasih kita kepada Allah. "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini,kamu lakukan untuk Aku."
( Matius 25:40 ) .

Cinta kasih menjadi inti dari ajaran Yesus Kristus.Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita umatNya untuk melakukan segala hal dengan cinta kasih,bahkan memaafkan orang yang memusuhi kita. Karena itulah, ketika salah seorang ahli Taurat bertanya hukum apa yang terbesar, Yesus menjawab,"Kasihanilah Tuhan,Allahmu, dengan segenap hatimu,dengan segenap jiwamu,dan dengan segenap akal budimu.Dan hukum yang  kedua,yang sama dengan itu, ialah kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Kula tresna dumateng Gusti lan sesami. NUMQUAM TE AMARE DESISTAM: I NEVER STOP LOVING IN YOU.AKU TIDAK AKAN PERNAH BERHENTI MENCINTAIMU (Tuhan dan sesama)
(Inspirasi Matius 22:34-40, 21 Agustus, Suhardi)

Thursday, August 20, 2020

Perjamuan Kasih

Hari ini kita mendengarkan bacaan Injil yang menceritakan tentang undangan masuk Kerajaan Surga yang diumpamakan dengan sebuah pesta pernikahan.Tuan pesta mengundang semua orang untuk mengikuti pesta pernikahan itu.Ada yang merespon untuk datang dalam pesta,tetapi ada juga yang menolak.Ada yang datang di pesta nikah dengan penuh persiapan dengan pakaian pesta yang layak, tetapi ada yang datang di pesta nikah tersebut tanpa persiapan dengan memakai pakaian pesta seadanya.Yang datang dengan penuh persiapan disambut dengan sukacita, tetapi yang datang ke pesta nikah tanpa persiapan diusir untuk keluar dari pesta nikah tersebut.Apa yang dapat saya refleksikan melalui bacaan Injil hari ini?

Anda dan saya diundang untuk masuk pesta perjamuan kasih di dalam Kerajaan Surga.Kita bisa merespon untuk menerima undangan itu atau menolaknya.Tetapi, saya pasti menerima undangan itu. Bagaimana dengan Anda? 

Untuk datang dalam perjamuan kasih Tuhan dalam Kerajaan Surga dibutuhkan persiapan, bukan datang tanpa persiapan, seenaknya atau secara otomatis belaka.Ketika kita mempersiapkan diri untuk datang ke pesta perjamuan kasih Tuhan di Kerajaan Surga, maka orientasi hidup kita, tujuan hidup kita , visi dan misi hidup kita hendaknya terarah pada pesta perjamuan kasih Tuhan itu,sehingga ketika tiba saatnya kita dipanggil Tuhan kita sudah siap sedia dan kita akan disambut dengan penuh sukacita.
(Inspirasi:Matius 22: 1-14, 20 Agustus,Suhardi)

Wednesday, August 19, 2020

Belajar Bermurah Hati

Kebaikan belum tentu dibalas dengan kebaikan. Itulah yang sering terjadi dalam realitas kehidupan kita. Kita telah berbuat baik, belum tentu dibalas dengan kebaikan, kadang malah dibalas dengan kebencian karena adanya sikap iri hati dari orang lain. Tapi, kita ngak perlu berhenti untuk menjadi orang baik hati dan murah hati, walau ada balasan yang ngak bagus. We never give up being  a generous and kind man.

Bacaan Injil pada hari ini menegaskan hal itu. Allah yang murah hati dan adil, yang diumpamakan sebagai tuan kebun, mendapat protes dan sungut-sungut dari  para tukang pekerja kebun. Mengapa para karyawan  kebun protes dan bersungut-sungut ? Karena  para karyawan kebun itu iri hati atas kemurahan hati dan kebaikan Sang tuan kebun. Mereka berpikir bagaimana mungkin terjadi orang yang kerja seharian penuh dan orang kerja satu jam digaji yang sama, yaitu satu dinar.  " Ngak masuk akal ", menurut pendapat mereka. Tetapi Sang tuan kebun itu berkata, "Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?" 

Sikap iri hati telah menutup kebaikan, kemurahan hati, sikap adil dari orang lain.Sikap iri hati dapat menghancurkan kehidupan kita. Karena itulah kita hendaknya mampu menguasai sikap iri hati kita terhadap kelebihan orang lain: kemurahan hati, sikap adil, kebaikan, prestasi, jabatan dan lain-lain. Kita hendaknya belajar bersikap murah hati, baik hati dan bersikap adil dalam kehidupan kita.
( inspirasi: Matius 20:1-16a, 19 Agustus, Suhardi)

Tuesday, August 18, 2020

Yesus Kekayaan Utama Kita

Saya sangat tertarik dengan salah satu kesaksian pemain sepakbola terkenal di liga Inggris.Setelah menjadi pemain sepakbola terkenal dan menjadi kaya raya, dia sangat berjiwa sosial.Sebenarnya,ia bisa tinggal di rumah supermewah di perumahan kaum elit,dia bisa mengendarai jenis mobil super mahal,dia bisa pakai handphone super canggih,dia bisa makan super lezat dan mahal.Tapi dia tinggalkan semuanya itu. Kekayaannya dia bagi untuk kaum lemah,membantu karya karya sosial dan memajukan pendidikan di negaranya.

Banyak di antara kita mempunyai kekayaan, tapi jarang mau membagi kepada sesama  dan untuk Tuhan. Kita mempunyai kekayaan waktu, tenaga,pemikiran,materi, tapi kita susah membagi untuk sesama dan untuk Tuhan. Kita sering disibukkan dengan urusan pribadi.I HAVE NO TIME FOR OTHERS AND GOD.

Bacaan Injil pada hari ini mengajarkan dua hal kepada kita. Yang pertama kita diajak  untuk tidak terikat dengan kekayaan yang kita miliki (waktu, tenaga, pemikiran, materi). Tapi kita mau membagi untuk sesama dan Tuhan, sehingga kita bisa menikmati kehidupan kekal. Yang kedua, kita diajak untuk menjadikan Yesus sebagai kekayaan utama kita. Yesus lebih berharga daripada kekayaan yang kita miliki. Ada tiga janji yang akan kita terima, ketika kita menjadikan Yesus sebagai kekayaan utama kita, yaitu menikmati kemuliaan bersamaNya, menerima seratus kali lipat  apa yang  telah dikurbankan dan memperoleh hidup kekal.
(Inspirasi Matius 19:23-30, 18 Agustus, Suhardi)

Monday, August 17, 2020

Berjuang Untuk Gereja dan Negara

Merdeka...merdeka...merdeka...itulah pekik kemerdekaan yang digelorakan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang lalu dan setiap kali kita memperingati hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus.Semua rakyat menyambut dengan sukacita kemerdekaan itu.Para pejuang kemerdekaan dari orang-orang Katolik pun turut ambil bagian dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Kini,masyarakat Indonesia tinggal menikmati perjuangan para pahlawan bangsa,yang telah gugur demi kehormatan dan martabat bangsa.Ingat pesan Sukarno,"JASMERAH" (JANGAN SEKALI KALI MELUPAKAN SEJARAH).Semangat perjuangan mereka hendaknya selalu kita gelorakan untuk mengisi kemerdekaan bangsa dan negara kita yang tercinta ini.Kita jaga kesatuan dan persatuan bangsa,kita perjuangkan kebenaran dan keadilan dalam cinta kasih,kita jaga nilai-nilai luhur para leluhur bangsa,kita hindari korupsi,kolusi dan nepotisme demi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia

Sebagai umat katolik kita diingatkan akan semboyan "PRO ECCLESIA ET PATRIA dan refleksi (Alm.) Mgr.Sugiyopranoto yang menyampaikan bahwa kita hendaknya menjadi warga Gereja Katolik 100% dan warga negara 100%.Umat katolik hendaknya berkiprah dalam memajukan Gereja dan negara.Yesus sudah menegaskan peran kita sebagai pengikutNya dan sebagai warga negara.Yesus bersabda,"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." (inspirasi:Matius 22:

15-21, 17Agustus,Suhardi)

Saturday, August 15, 2020

Mendidik Iman Anak

Kemarin kita diajak untuk merenungkan bacaan Injil yang mengajak kepada kita untuk  menjaga keutuhan perkawinan. Bacaan Injil pada hari ini kita diajak untuk merefleksikan peran orang tua terhadap anak-anak yang dipercayakan kepada kita. Kita diajak oleh Yesus untuk membawa anak-anak kita datang kepadaNya.Yesus memperlakukan anak-anak secara istimewa, mungkin Yesus menyadari bahwa masa depan seseorang ditentukan oleh  pembinaan iman sejak dini. 

Sudah menjadi tanggung jawab bagi kita sebagai orang tua untuk mendidik iman anak anak kita secara iman katolik.Pada saat mengikuti persiapan dan pembinaan perkawinan, pembimbing perkawinan telah mengingatkan kepada kita untuk mendidik iman anak anak kita secara iman katolik.Pembinaan iman sejak dini dapat dilakukan dengan cara:  membabtis anak kita segera mungkin,membawa anak anak ke sekolah minggu, membawa anak anak kita ke persekolahan katolik, membawa anak anak untuk mengikuti kegiatan kegiatan rohani seperi bible camp, retret, rekoleksi, ibadat sabda maupun perayaan ekaristi.
  Tantangan bagi kita sebagai orang tua saat ini adalah membiarkan anak anak sibuk dengan permainan elektronik. Bahkan orang tua justru memanjakannya dengan permaian games elektronik.Kegiatan-kegiatan rohani dikalahkan dengan permainan games ini. Yesus bersabda, " Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepadaKu......"
( inspirasi: Matius 19:13-15,  15 Agustus, Suhardi )

Friday, August 14, 2020

Keutuhan Perkawinan

Saya sering melihat video yang dikirim oleh teman-temanku lewat Facebook atau Whatsapp. Video itu menceritakan tentang  kebahagiaan sepasang suami dan isteri di masa tuanya.Mereka saling bercanda, minum kopi bersama, makan bersama dan bermain bersama, berjalan bergandengan tangan. Masih terpancar cinta kasih di antara mereka. Dalam refleksi saya, saya bertanya," Mengapa mereka masih menunjukkan kebahagiaan di antara mereka?"  Mungkin mereka mampu menguasai ketegaran hatinya.Karena ketegaran hatilah penyebab keutuhan keluarga mengalami keretakan. Ketegaran hati adalah sama dengan keras hati.


Bacaan Injil pada hari ini mengingatkan kepada kita agar menjaga keutuhan sakramen perkawinan.Ketika masa pacaran sampai berlangsungnya pemberkatan sakramen perkawinan atau saat merayakan pesta ulang tahun perkawinan,setiap pasangan berharap dan didoakan agar bisa menciptakan keluarga yang utuh, yang saling melengkapi, mencintai dan memberi maaf dan pengampunan demi kebahagaiaan dan kesejahteraan.Maka ketika terjadi prahara keutuhan perkawinan yang disebabkan oleh sikap dan tindakan hedonistis,konsumenristis, materialistis,individualistis,utilaristis, kita hendaknya tetap menjaga keutuhan sakramen perkawinan.Kita diingatkan janji perkawinan yang telah kita ucapkan untuk hidup dalam suka dan duka, untung dan malang. Tuhan Yesus bersabda, "apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia."
(Inspirasi:Matius 19:1-12, 14 Agustus, Suhardi )

Thursday, August 13, 2020

Mengampuni Sesama

Saya pernah membaca sebuah kisah mantan President Afrika Selatan, Bapak Nelson Mandela.Ceritanya demikian:Pada suatu hari President Nelson Mandela mengajak ajudannya mampir di sebuah warung.Dia pesan minuman dan mengajak tuan warung untuk minum bersama.Pada saat minum bersama itu, sang ajudan merasa heran karena sikap dan tingkah laku tuan warung yang terasa keringat dingin dan ketakutan.Lalu,sang ajudan itu bertanya kepada Bapak President, " Kenapa tuan warung merasa keringat dingin dan ketakutan duduk dekat Bapak, bukankah seharusnya bergembira dapat duduk  dekat sang presiden? " Kemudian sang presiden berkata, "Selama saya ada dalam penjara,dia telah memperlakukan aku tidak layaknya manusia.Dia telah menghina diriku dengan tindakannya.Makanya, ketika aku datang di sini, dia berpikir bahwa aku akan membalas dendam atas tindakannya kepadaku. Aku bukanlah tipe seperti itu.Aku telah mengampuninya."Senyum dan ramah tetap ditunjukkan sang presiden kepada tuan warung itu,sehingga sang tuan warung merasa lega hatinya. 

Sikap dan tindakan sang president inilah yang dikehendaki Kristus sebagaimana yang diceritakan dalam Injil pada hari ini bahwa kita diajak oleh Yesus untuk mempunyai rasa pengampunan kepada orang yang pernah menyakiti hati kita.Yesus mengajak kita untuk memberi ampun tanpa batas.Yesus bersabda, "Engkau harus mengampuni bukan hanya tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali"
(Inspirasi:Matius 18: 21-19:1,  13 Agustus, Suhardi )

Wednesday, August 12, 2020

Menegur Sesama

Pasti kita merasa nyaman dan senang jika kita mempunyai sahabat yang punya nama baik dan relasi sosial yang baik.Tetapi,jika  kita mempunyai sahabat yang sedang terpuruk akibat dari perbuatan dosanya, pasti kita merasa tidak nyaman.Sebagai sahabat sejati,kita hendaknya tidak boleh melarikan diri darinya,karena kalau kita tinggalkan dia sendirian, dia justru semakin terpuruk.

Bacaan Injil pada hari ini mengajarkan kepada kita bagaimana kita menegur ketika saudara kita,sahabat kita, anggota keluarga kita sedang dalam keadaan terpuruk akibat perbuatan dosa.Yesus mengajarkan tiga langkah. Langkah pertama adalah menegur secara pribadi, empat mata. Disinilah terjadi ungkapan dari hati ke hati. Dia merasa nyaman dan tenang. Langkah kedua adalah kita mengajak orang lain terlibat  dalam membawa jalan pertobatannya. Kita melibatkan orang lain untuk meyakinkan kepadanya agar dia tidak semakin terpuruk tapi masih bisa diselamatkan. Jika gagal, kita melibatkan jemaat sebagai ikatan persekutuan dan persaudaraan. Kita meyakinkan kepadanya bahwa mereka tetap mau menerima dan mencintainya.Jalan pertobatan akan diterima oleh banyak orang dan mereka akan bersukacita menyambut pertobatannya. Ketiga langkah itu hendaknya selalu disertai dengan doa atas nama Tuhan kita Yesus Kristus,sehingga belas kasih Yesus yang berkarya. Ketiga tahapan langkah itu adalah metode teguran yang akan membawa jalan pertobatan dan menyelamatkan..
(Inspirasi:Matius 18:15-2, 12 Agustus,Suhardi)

Tuesday, August 11, 2020

"Ojo Adigang, Adigung, Adiguna"

"Lhe, yen urip iku ojo adigang, adigung, adiguna.Yen urip iku kudu andhap asor,," (Nak,hidup itu hendaknya dijalani dengan sikap rendah hati,ngak boleh angkuh) Itulah petuah mama saya yang selalu ingat dalam menjalani hidupku ini.Itu adalah peribahasa Jawa yang artinya:Jangan mengandalkan kekuatan,kekuasaan dan kepandaian yang dimiliki.Tapi hidup itu hendaknya rendah hati.We have to be a humble man.(Kita hendaknya menjadi manusia yang rendah hati)

Dalam kamar kakak saya yang kedua saya juga menemukan sebuah tulisan yang atinya hampir sama yaitu" OJO DUMEH"  " Artinya, kita diajak untuk bersikap rendah hati.
 Santo Agustinus juga pernah berkata, " Tiga ciri orang yang bijaksana adalah yang pertama rendah hati,yang kedua adalah rendah hati,dan yang ketiga adalah rendah hati.  

Sikap rendah hati menjadi hal yang penting yang perlu kita bangun setiap saat.Bacaan Injil pada hari ini mengingatkan kepada kita agar berlaku rendah hati.Sikap rendah hati diibaratkan seperti anak kecil.Anak kecil itu selalu bergantung pada orang lain.Dia tidak mengandalkan kekuatan, kekuasaan dan kepintarannya,tapi dia bersandar pada orang lain.Itu artinya,kita diajak untuk bergantung,bersandar sepenuhnya pada Yesus dalam kehidupan kita,sehingga kita layak untuk masuk surga.Yesus bersabda, "Sungguh,jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini,kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga....."
( inspirasi:Matius 18:1-5.10.12-14,  11 Agustus,Suhardi)

Monday, August 10, 2020

Semangat Melayani

 Saya tertarik dengan kotbah seorang Pastor pada misa Jumat pertama yang lalu.Pastor menceritakan tentang keluhan seorang suster yang mulai jenuh untuk melayani rekan rekan suster yang lain.Sudah dilayani dengan baik-baik,tetapi rekan-rekan suster itu kadang bertingkah yang menjengkelkan.Hal ini hampir membuat dia menyerah terhadap panggilan hidupnya.Tetapi Pastor itu mengingatkankan kembali akan janji kaul yang telah diucapkan di hadapan pimpinannya,rekan suster yang hadir,orang tua bahkan di hadapan Tuhan sendiri.Hal inilah yang menguatkan kembali suster itu untuk setia melayani kepada rekan-rekan susternya. 

Pengalaman suster tadi bisa jadi menjadi bagian dari pengalaman kita sebagai suami,isteri,orang tua.Mungkin juga hal ini bisa  terjadi dalam pelayanan di Gereja,masyarakat maupun tempat kita bekerja.Kita sudah memberikan pelayanan yang terbaik,tetapi mereka masih merasa kurang puas dan malah menjengkelkan lag.Tetapi kita hendaknya tetap semangat dalam pelayanan.Cinta kasih dinyatakan dalam semangat pelayanan.

Dalam pesta Santo Laurensius pada hari ini kita dingatkan oleh bacaan Injil pada hari ini agar kita mempunyai semangat pelayanan.Yesus bersabda,"Barangsiapa melayani Aku,ia harus mengikuti Aku,dan di mana Aku berada,di situ pun pelayanKu akan berada.Barangsiapa melayani Aku,ia akan dihormati Bapa."
 Santo Laurensius adalah pribadi yang setia melayani kepada orang yang miskin di Roma saat itu
(Inspirasi:Yoh.12:24-26, 10 Agustus, Suhardi )

Ayub Dan Pengalaman Derita


Seorang sahabat saya terpuruk dalam derita. Setelah ia masuk rumah sakit setelah salah dioperasi, dan divonis mati, ternyata Allah masih menghendaki supaya ia hidup. Tidak lama berselang, setelah setahun ia sembuh, anak sulungnya sakit mendadak, pembuluh darahnya pecah dan kepalanya dibelah. Hampir seminggu ia menderita dan tidak menyadarkan diri. Ia terus bergulat dengan maut tetapi Tuhan, Sang Pemilik kehidupan menghendaki agar bertahan hidup. Saat saya berkunjung bersama teman-teman, kami ajak untuk berdoa bersama di Siloam. Saya yang membawakan renungan. Saya memilih figur Ayub, orang saleh yang dicobai Tuhan. Setelahnya ia berbisik, “Salib yang saya pikul itu adalah salib kayu atau besi?  Terlalu berat salib ini yang harus saya tanggung.”

            Menghadapi penderitaan ini keluarga menjadi bingung. Bingung mencari uang yang sudah mencapai ratusan juta rupiah, sementara harapan kesembuhan hanyalah sedikit. Mereka pasrah di bawah ribaan Sang Bunda dan memohon kekuatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Bahwa pengalaman penderitaan yang dialami oleh salah seorang anaknya menjadi bagian dari derita yang terbagi di antara anggota keluarga. Dalam kondisi yang terpuruk, saya yang berkunjung di rumah sakit masih mengarahkan bapaknya untuk tetap optimis ketika berhadapan dengan pengalaman salib dan tantangan yang dihadapi itu.

            Ayub menjadi ikon sejarah yang bertahan dalam derita berkepanjangan. Ketika ternaknya dan anak-anaknya mati, pengalaman ini merupakan pengalaman terpuruk yang membuka peluang baginya  untuk  memberikan keputusan. Masyarakat dan orang-orang sekitarnya menilai bahwa Ayub saat bertahan dalam derita itu, sepertinya yang memberontak adalah masyarakat sekitar dan mendesak supaya meninggalkan Allah yang ia imani. Apakah desakan orang-orang sekitar yang melihat peristiwa itu memungkinkan Ayub untuk lari dari Tuhannya dan mau mencari rasa aman?

            Ayub tetap bertahan dalam kondisi apa pun. Dalam suka dan duka, Ayub masih memperlihatkan diri sebagai orang yang taat kepada Tuhan.   Ia tidak pernah berontak terhadap Tuhan yang memberikannya peluang derita. Tetapi ini merupakan sebuah ujian yang berat. Ia tidak pernah melepaskan Allah dalam kondisi yang rawan. Allah menjadi Allah yang hidup. (Valery)