Kalender yang lusuh itu masih
tergantung pada dinding rumahku. Tetapi pada tepian tahun 2016 ini, kalender
itu sepertinya harus berakhir seiring
berlalunya waktu. Waktu terus berputar dan kita pun turut terlibat dalam putaran
waktu. Dalam detak waktu yang berjalan tanpa kendali manusia, menimbulkan
pertanyaan bagi kita. Sudah berapa langkah kaki ini memberikan bekas pada tanah
yang dipajaki dan berapa kali tanganku ini berbuat kebaikan di bawah kendali
waktu? Di bawah terik matahari, kita terus bekerja, entah sampai berapa lama.
Untuk apa kita bekerja? Atau meminjam bahasa biblis Sang Pengkhotbah, untuk apa
kita harus berjerih lelah di bawah terik matahari? Sungai-sungai terus mengalir
ke laut tetapi laut tidak juga menjadi penuh.
Wednesday, December 21, 2016
Thursday, November 3, 2016
ORANG-ORANG KALAH
Beberapa waktu yang lalu, saya menerima sebuah pesan singkat dari
seorang teman yang memberitakan pada
saya mengenai judul bukunya yang mau diterbitkan di Yogyakarta. Judul
bukunya “Orang-orang Kalah.” Saya lalu bertanya, kira-kira apa isi
dari buku yang diberi judul orang-orang
kalah? Dia lalu memberikan jawaban bahwa bukunya itu menceritakan tentang seluruh pewartaan dan pengorbanan Yesus yang
selalu mengendepankan diri sebagai
orang yang mengalah pada situasi, demi
sebuah nilai yang lebih tinggi. Ketika kehadiran Yesus sebagai Mesias (penyelamat dunia) di dunia, Ia ditolak oleh orang-orang
Israel karena konsep kemesiasan orang Israel adalah seorang pemimpin yang tampil dengan gagah
perkasa dan bisa menumpas para penjajah
agar mereka terhindar dari tekanan kolonial.
Walaupun tidak bersalah tetapi Yesus diadili dan dijatuhi hukuman
mati. Yesus tidak membela diri, Yesus tidak mencari
pengacara kondang untuk membela agar terhindar tuduhan itu tetapi apa yang dilakukan terhadapnya, diterima
dengan tangan terbuka. Di sini kita melihat ketakberdayaan Yesus di hadapan hukum duniawi dan orang-orang yang memiliki kekuasaan.
Sikap seperti ini ditunjukkan oleh Yesus
kepada kita, tidak lewat kata-kata tetapi lewat perbuatan. Ia telah menunjukkan
kepada kita sebuah jalan salib kehidupan, jalan penuh liku dan tantangan.
Bahwa cinta kasih yang diwartakan oleh Yesus adalah cinta total, cinta
paripurna yang Ia tunjukkan pada saat ketika berhadapan dengan kayu salib.
Salib dipikul pada sebuah jalan panjang,
dari rumah Pilatus menuju puncak Golgota, semestinya Ia mengajak kita untuk
menengadah sambil melihat kesempurnaan cinta yang mendekati keselamatan. Pada
puncak bukit Golgota, tempat Yesus disalibkan, dari ketinggian bukit itu Ia
membuka mata kita untuk melihat betapa
penderitaan yang dialami oleh manusia yang mesti ditanggung dalam Dia.
Tuesday, October 11, 2016
MENCARI SOLUSI UNTUK GEREJA SANTA BERNADETH-CILEDUG
Persoalan
mengenai Gereja Paroki Santa Bernadeth-Ciledug-Kota Tangerang sepertinya tak
pernah selesai. Sejak berdiri menjadi sebuah paroki mandiri, terhitung tanggal
11 Februari 1990, banyak mengalami hambatan dalam mendirikan gereja. Karena belum mendapatkan IMB maka umat paroki
Santa Bernadeth menggunakan beberapa
tempat untuk mengadakan ekaristi terutama pada hari minggu. Persoalan mencuat
ketika umat paroki tidak diijinkan lagi mengadakan Ekaristi yang selama itu
menggunakan aula sekolah Sang Timur. Banyak penolakan terjadi dan bahkan Gus
Dur waktu itu hadir bersama umat paroki untuk menyelesaikan masalah ini pun
diusir.
Umat sepertinya tidak berhenti untuk
mencari lokasi untuk mendirikan gereja paroki. Setelah duapuluhan tahun
berjuang, gereja paroki akhirnya mendapat IMB dari wali kota Tangerang, Wahidin
Halim. IMB Gereja Santa Bernadeth yang dikeluarkan oleh Wali kota Tangerang
tertanggal 22 Agustus 2013, sepertinya tidak membawa kegembiraan. Banyak pihak
berusaha untuk menjegal bahkan menuntut untuk dicabutnya IMB ini dengan alasan
sederhana, bahwa keberadaan gereja mengganggu warga sekitar. Apakah lokasi
gereja yang letaknya di gerbang perumahan Graha Raya mengganggu warga sekitar? Kalau
melihat lokasi yang berada di pinggir jalan perumahan dan tidak mengganggu
orang lain. Informasi yang didapat adalah ada kesalahan prosedur terutama mengenai
KTP warga tetapi setelah dilengkapi, juga terus dipersoalkan.
Karena desakan dan penuntutan
pencabutan IMB ini maka proses penyelesaian masalah ini ditempuh melalui jalur hukum.
Persoalan ini diselesaikan melalui PTUN Serang dan pihak gereja Santa Bernadeth
dinyatakan kalah. Keputusan ini
dikeluarkan pada tanggal 11 Desember 2014, No.31 G/2014PTUN SRG. Dengan keputusan
yang mengalahkan pihak gereja ini maka mendorong pihak gereja untuk naik
banding ke PTUN Jakarta. Walaupun sudah naik banding tetapi kekalahan tetap
didapatkan oleh pihak gereja. Keputusan PTUN Jakarta yang menyatakan kekalahan
gereja, tertanggal 8 Mei 2015, No.49 B/2015 PTUN JKT.
Wednesday, August 31, 2016
BERSAKSI TENTANG “RASA”
Mengapa
rasa yang selalu ditonjolkan saat berhadapan dengan semua makanan yang dimakan,
termasuk sambel? Ya, hanya rasa yang memberikan kelekatan dan kedekatan dengan
peramu dan pembuat makanan ataupun sambel.
Sambel menjadi penyedap rasa dan memanjakan lidah untuk terus bergoyang kalau sambel itu enak rasanya dan juga tak
lupa menawarkan rasa pedas.
Ji-pong,
semenjak aku memesannya, selalu hadir menemani lidahku saat makan. Walaupun makanan
lain terasa kurang enak tetapi karena Ji-Pong, sambel pilihanku itu maka semua
makanan menjadi terasa nikmat. Sambel Ji-Pong, sepertinya menawarkan kenikmatan
tersendiri saat makan karena itu kehadiran Ji-Pong memberi rasa pada lidahku
dan juga memberikan semangat pada selera makanku. Rasanya enak dan pedas sehingga
berkali-kali terpaksa aku berkerut dahi
menahan pedasnya Ji-Pong.
Spesial
Sambel Kecap JI Pong, pedasnya Linuwih, level
pedas
1. Pedas
2. Super Pedas
3. Super Duper Pedas
4. Super Duper Double Pedas
5. Super Duper Triple Pedas
Tersedia juga
1.Sambel Trasi
2. Sambel Bawang
Tanpa MSG, tanpa pengental, tanpa pengawet...
1. Pedas
2. Super Pedas
3. Super Duper Pedas
4. Super Duper Double Pedas
5. Super Duper Triple Pedas
Tersedia juga
1.Sambel Trasi
2. Sambel Bawang
Tanpa MSG, tanpa pengental, tanpa pengawet...
Untuk menambah gairah makan Anda, maka
hadirkanlah Ji-Pong sebagai peneman utama untuk memberi rasa pada lidah Anda. Tak
lupa pula, bagi yang berminat, silakan hubungi dan pesanlah pada sang empunya
peramu. Harga terjangkau, rasa tertambat.
(Valery Kopong)
Friday, August 26, 2016
Monday, August 15, 2016
Monday, August 8, 2016
MENITI JALAN PULANG (Elegi bersama motorku, REVO)
Jumat siang itu, tepatnya tanggal 5 Agustus 2016. Aku melepaspergikan
motor kesayanganku. Sudah sembilan tahun, aku menungganginya dan tak pernah mengeluh ketika menggunakannya ke
tempat kerja dan tempat-tempat
lain. Ibarat melepaskan seorang anggota
keluarga untuk bepergian jauh dan pasti ada rasa yang kurang yang muncul dalam
diri orang-orang yang melepaskannya. Demikian
juga dengan motor kesayanganku, sudah sembilan tahun hidup dan ada bersamaku, terpaksa aku melepaskannya
untuk dikirim ke kampung halamanku, Gelong-Adonara Timur-Flores Timur.
Aku coba untuk mengambil kamera dan memotretnya, supaya aku memiliki sebuah dokumentasi tentangnya, tentang REVO yang berplat B 6506 NSA. Walau aku harus merelakannya ke kampung halamanku, tetapi kenangan yang terdokumentasi seakan membuka memori kehidupanku pada sembilan tahun silam ketika aku dengan susah payah memilikinya. REVO, motorku seakan tahu tentang perjalanan hidupku yang merangkak dari bawah dan perlahan menanjak. Ia mengerti suka duka hidupku dalam menerjang gemuruh knalpot dan riuh-redahnya mesin-mesin di kota metropolitan.
REVO, kini dalam perjalanan bersama
kantor Pos menuju Surabaya dan masih harus melanjutkan perjalanan dari Surabaya
menuju Adonara dengan menumpang kapal barang. Sebuah perjalanan melelahkan
tetapi harus dijalani demi mencapai lewo tanahku tercinta, Gelong-Adonara. Sembilan tahun, REVO menemaniku menelusuri
lorong-lorong kota yang riuh tetapi perjalananmu pulang ke kampung merupakan
sebuah perjalanan pulang, perjalanan sunyi. Kiranya REVO menemukan tempat baru
dan mendapat energi baru di tempat yang sunyi, lewo tanahku tercinta Gelong
yang jauh dari sentuhan sinyal.***(Valery Kopong).
Monday, August 1, 2016
MERINTIS ‘JALAN MISKIN’
Oleh: Valery
Kopong*
Malam semakin
larut dan keheningan perlahan turun mencium bumi Pasar Kemis-Tangerang-Banten.
Tepat pukul 21.30 malam, kami tiba di rumah sang pengacara itu, setelah lama
menunggunya karena baru tiba dari luar kota. Memang, kesibukan telah melingkupi
kehidupan pria berdarah Batak itu. Di selah-selah kesibukan dan boleh dikatakan
bahwa hampir tidak ada waktu senggang baginya, tetapi ia masih menyempatkan
diri menerima kami untuk
mewawancarainya.
“Selamat malam,” sapa Pak
Johnson Panjaitan S.H, kepada kami yang bertandang ke rumahnya. wawancara
kami dengannya, sepertinya berlangsung secara alamiah dan non formal. Kami
diterima dalam suasana kekeluargaan dan langsung diajak untuk mengambil bagian
pada santap malam. Sambil menikmati
hidangan yang telah disediakan keluarga Pak Johnson, obrolan pun terus
mengalir. Pertama-tama ia menyatakan keprihatinan terhadap situasi negara yang
sedang carut-marut. “Tidak lama lagi harga barang-barang kebutuhan mulai naik
disertai dengan kenaikan BBM. Memang, tahun 2011 merupakan tahun keprihatinan
bersama atas seluruh situasi yang terjadi di negeri ini,” keluh Pak Johnson.
Sering sekali wajah Pak Johnson
Panjaitan tampil di televisi. Tetapi siapakah dia yang begitu berani
menyuarakan keprihatinan masyarakat, terutama dalam bidang hukum? Pak Johnson
adalah seorang Sekjen Asosiasi Advokat Indonesia. Sebagai seorang pengacara, ia
dikenal akrab dengan permasalahan yang bersinggungan langsung dengan hukum.
Menjadi pengacara bukanlah cita-citanya. Cita-cita awal Pak Johnson adalah mau
menjadi Jaksa Agung. Tetapi kenyataan berbicara lain, ia bahkan lebih
membaurkan hidupnya dalam pusaran persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini.
Selain sebagai Sekjen Asosiasi Advokat Indonesia, ia juga sebagai penasihat
hukum “Indonesia Police wacth”
(Lembaga Pengamat Polri), sebuah LSM yang memantau seluruh gerak perjalanan
Polri sekaligus memberikan kritik terhadap lembaga yang mempunyai peran strategis
ini.
Friday, July 29, 2016
KEMANUSIAAN KITA TERKOYAK
Ketika berdoa bersama para narapidana di Lapas
wanita-Kota Tangerang pada Kamis, 27 Juli 2016, sepertinya kami semua
tertawan oleh sebuah situasi yang mengharuskan kami untuk larut dalam doa. Ada isak
tangis saat sedang berdoa bersama. Sepertinya di depan kami sudah ada mayat,
padahal waktu eksekusi direncanakan pada pkl.00. Para narapidana mengenangkan kembali hari-hari
kebersamaan dengan Maria Utami yang juga menjadi salah satu terpidana mati yang
siap ditembak di hadapan regu penembak.
MARIA UTAMI, salah satu narapidana yang tertunda eksekusinya |
Wednesday, July 13, 2016
MISIONARIS SVD TERTAWAN
KABAR miris baru saja dikirim oleh Andreas Kristiadi ke meja Redaksi Sesawi.Net, hari Selasa siang tanggal 12 Juli 2016 ini. Alumnus Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor ini mengabarkan, teman angkatan alumni Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor yakni Pastor Clemencius Rommy Suriroja SVD kini tengah terjebak di zona perang Sudan Selatan dimana ia telah menjadi misionaris selama beberapa tahun terakhir ini.
“Mohon doanya bagi teman angkatan kami alumni Seminari Stella Maris Bogor yakni Pater Clementinus Rommy Suriroja SVD yang sedang mengungsi dengan umat parokinya di Sudan Selatan. Itu terjadi, karena sejak hari Senin kemarin, para pemberontak bersenjata telah berhasil menguasai kawasan di tempat dimana Pater Rommy berkarya melakukan karya misionernya,” demikian tulis Andreas kepada Sesawi.Net hari Selasa menjelang petang hari.
“Semoga Tuhan Yesus dan Bunda Maria selalu melindungi beliau, para rekan pastor misionaris dan umat paroki di Sudan Selatan,” lanjut Andreas dalam pesan pendeknya kepada Redaksi.
Masih mencekam
Dalam sebuah rekaman pendek di jalur WA, Romo Rommy pun mengisahkan suasana yang masih mencekam meliputi hati semua umat parokinya yang tengah mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman.
Dalam sebuah rekaman pendek di jalur WA, Romo Rommy pun mengisahkan suasana yang masih mencekam meliputi hati semua umat parokinya yang tengah mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman.
“Gimana sikon di sana?,” tanya Andreas.
“Masih mencekam,” jawab Romo Rommy.
“Dimana posisi? Update kabar ya,” pinta Andreas.
“Kami masih berada di paroki bersama umat. Kami tidak bisa keluar kemana-mana, karena semua akses menuju areal terbuka sudah ditutup oleh kaum pemberontak,” demikian Romo Rommy memberikan news update kepada Andreas yang kemudian diteruskan kepada Redaksi.
Tuesday, July 12, 2016
Friday, July 1, 2016
VPI dan FMKI gelar seminar mencari pemimpin tepat DKI Jakarta
Untuk memberi sumbangan pemikiran kepada masyarakat bagaimana mengukur dan menentukan pemimpin DKI Jakarta yang betul-betul tepat sesuai dengan kebutuhan warga DKI Jakarta, Vox Point Indonesia (VPI) bekerjasama dengan Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta (FMKI-KAJ) menyelenggarakan seminar di Aula Paroki St. Yohanes Penginjil Blok B, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6).
Seminar bertajuk “Mencari Pemimpin Tepat Untuk DKI Jakarta” ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu Johny G Plate (Fraksi NasDem DPR RI), Rufinus Hutauruk (Fraksi Hanura DPR RI), Fandy Utomo (Fraksi Demokrat DPR RI), dan Arya Fernandez (Peneliti Politik CSIS).
Selain menghadirkan narasumber, Beritasatu.com melansirkan bahwa seminar ini juga mendatangkan beberapa tokoh sebagai penanggap, termasuk Romo Benny Susetyo, Haposan Batubara (DPP Gerindra), Richard Saerang (Teman Ahok), Lukas Sutjiadi (Vox Point Indonesia), Andreas Susetyo (Fraksi PDIP DPR RI), serta beberapa tokoh lain.
Thursday, June 30, 2016
PESAN DOROTHY LAW NOLTE : BAGAIMANA CARA MENDIDIK ANAK
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah
Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran
Tuesday, June 28, 2016
MEMBANGUN NIAT
Sabtu,
26 September 2015 seluruh siswa/i SMP Maria Mediatrix mengadakan rekoleksi. Pagi ini mereka datang dengan hanya berbekal
nasihat orang tua dan semangat yang ada di dalam diri mereka. Rekoleksi yang
diadakan bisa menambah iman dan menimbah kekuatan kembali setelah lelah mengikuti rutinitas sebagai seorang
pelajar. Lewat rekoleksi, para peserta mendapat pencerahan hati dan budi.
Pelaksanaan rekoleksi diawali dengan renungan dan ibadat pagi singkat. Ibadat
ini dipimpin oleh Bapak Agustinus Sariman. Dalam renungan singkat, beliau berpesan bahwa setiap siswa/i bisa memetik
buah-buah kebaikan dari hasil rekoleksi ini dan diharapkan bisa merubah
perangai menjadi lebih baik.
Setelah
renungan singkat yang mengawali rekoleksi ini, dilanjutkan dengan sesi I dengan
tema: “Aku Secitra Dengan Allah.” Pada sesi I ini dibawakan oleh Bapak
Wilibrordus Subanpulo yang mengemukakan bahwa kita telah memberi warna dalam
hidup ini dengan memperlihatkan warna kulit yang berbeda, hidung, mata dan
bentuk tubuh lainnya. Kita merupakan gambaran Allah dan ciptaan Allah yang
paling kudus karena setiap kita manusia dikaruniai hati nurani, akal budi dan
kehendak bebas dalam merawat dan menumbuh-kembangkan dunia dan lingkungan
masyarakat di sekitar kita. Sesi ini selesai dan dilanjutkan dengan coffee break.
Pada
sesi II ini dipimpin oleh Bapak Innocentius Tharob dengan mengusung tema: “Aku
dan lingkungan Sekitarku.” Dalam sesi ini Bapak Innocentius Tharob menekankan
bahwa untuk memiliki rasa solidaritas dan rasa kerja sama yang sangat erat dan hal ini menggambarkan relasi aku dengan “aku-ku” (baca:sesame) yang lain. Dalam hal ini Pak Inno menekankan
agar kita membangun rasa memiliki dan
rasa peduli yang tinggi terhadap sesama. Solidaritas dan kerja sama adalah
kunci untuk meraih kesuksesan bersama dengan menjauhkan keegoisan dan
perpecahan akibat pendapat yang berbeda.
Pada
sesi III dipimpin oleh Bapak Imronius Ginting. Tema yang ditawarkan pada sesi
III ini adalah “Membangun Niat.” Pada
sesi ini Bapak Ginting menekankan pentingnya membangun niat pribadi.
Masing-masing peserta juga diminta untuk menuliskan niat masing-masing. Niat
yang telah ditulis tidak hanya berhenti pada tulisan itu tetapi diharapkan agar
niat yang telah ditulis harus benar-benar diwujudnyatakan dalam hidup
sehari-hari. Niat yang ditulis itu, menurut Bapak Ginting menjadi bekal
berharga untuk dibawa pulang dan diwujudnyatakan dalam kehidupan pribadi.***
(Phenta)
Friday, June 24, 2016
Dia Dulu Datang Nangis Istrinya Meninggal Butuh Bantuan, Eh Sekarang Kelakuannya Begini!
CeritaNews.com - Pendiri Teman Ahok merasa sakit hati saat melihat adanya konferensi pers yang dilakukan eks Teman Ahok. Apalagi ketika melihat Richard Sukarno menjadi yang paling vokal dalam acara tersebut.
Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widiyastomo mengungkapkan, Richard sudah dikeluarkan dari Teman Ahok sejak Februari 2016.
Singgih menyampaikan, Teman Ahok pernah menolong Richard saat butuh pertolongan. Saat itu, tiba-tiba saja Richard mendatangi markas Teman Ahok dengan wajah berurai air mata dan meronta-ronta meminta tolong.
"Beliau pernah kita tolong, dia datang ke kami dengan nangis-nangis bahwa disitu istrinya meninggal dan butuh bantuan. Saat itu beliau kita tolong, tapi sekarang ternyata kami ditusuk dari belakang," ungkap Singgih dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (23/6/2016).
Tidak hanya Singgih dan empat inisiator lain yang kecewa, beberapa relawan lain di berbagai wilayah juga menumpahkan kekecewaannya di grup Whatsapp. Mereka menilai apa yang dilakukan Richard Cs sungguh suatu perbuatan kurang kerjaan.
Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widiyastomo mengungkapkan, Richard sudah dikeluarkan dari Teman Ahok sejak Februari 2016.
Singgih menyampaikan, Teman Ahok pernah menolong Richard saat butuh pertolongan. Saat itu, tiba-tiba saja Richard mendatangi markas Teman Ahok dengan wajah berurai air mata dan meronta-ronta meminta tolong.
"Beliau pernah kita tolong, dia datang ke kami dengan nangis-nangis bahwa disitu istrinya meninggal dan butuh bantuan. Saat itu beliau kita tolong, tapi sekarang ternyata kami ditusuk dari belakang," ungkap Singgih dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (23/6/2016).
Tidak hanya Singgih dan empat inisiator lain yang kecewa, beberapa relawan lain di berbagai wilayah juga menumpahkan kekecewaannya di grup Whatsapp. Mereka menilai apa yang dilakukan Richard Cs sungguh suatu perbuatan kurang kerjaan.
Monday, June 20, 2016
SALAHKAH AKU KARENA BERBEDA DENGANMU?
Hidup dan berada sebagai kelompok
minoritas selalu tidak menyenangkan. Ruang
gerak kebebasan sepertinya dipangkas
karena didominasi oleh kelompok mayoritas. Diskriminasi pasti tetap ada
dan bahkan penghilangan hak-hak yang dimiliki secara sepihak, adalah cara
vulgar yang harus dihadapi oleh kelompok
minoritas ini.
Buku
sederhana ini mau menggambarkan kisah
bagaimana sepak terjang seseorang yang menjadi bagian dari kelompok minoritas.
Minoritas dalam konteks Indonesia bisa dilihat dari beberapa sisi, seperti
agama yang dianut, suku dan ras dari kelompok tertentu. Tak
dapat dipungkiri bahwa stigma
tentang minoritas yang ada di Indonesia
tak pernah hilang dari ingatan publik.
Berbekal memori dan sejumlah
literatur, Wu Da Ying mencoba untuk mengkonstruksi perlakuan yang tidak wajar terhadap kelompok
tertentu.
Belajar
dari keindonesiaan berarti belajar
tentang keberagaman. Keberagaman
yang ada di Indonesia bukanlah sebuah
upaya permintaan dari negeri ini tetapi
keberagaman dilihat sebagai sesuatu yang terberi dari Allah. Adakah yang salah
dari keberagaman Indonesia?***(Valery Kopong)
Friday, June 17, 2016
UNTUK SAHABAT
Dengarkanlah suara
hatiku
Yang semakin keras ini
Lihatlah wahai angin
dan hujan
Kebungkaman mulut ini
Yang tak mampu
mengucapkan
Kata selamat tinggal
Dengarkanlah wahai
sahabat
Betapa sakitnya
perpisahan ini
Hati ini kesepian dan
duduk termenung
Menantikan kau kembali
padaku
Dan ingatlah wahai
sahabat
Tak akan tega
kukhianatimu
Tak peduli bila kau
sudah melupakanku
Sampai kapan pun
Kau tetap sahabatku
Oleh:
Odilia N.I.Restu H (7.2)
SMP Maria
Mediatrix-Kota Bumi-Tangerang
Wednesday, June 15, 2016
HUKUMAN KEBIRI
Mengikuti arah diskusi ILC di TVOne, membuka wawasan
publik tentang pentingnya hukuman terhadap pelaku yang memperkosa dan membunuh secara sadis korbannya. Memang
memiriskan hati ketika berhadapan dengan peristiwa ini. Apakah kita hanya
sebatas memberikan rasa prihatin kepada
peristiwa ini atau memberikan solusi sebagai upaya untuk mengatasi
pelbagai persoalan yang tengah dihadapi bangsa ini. Kasus pemerkosaan dan
pembunuhan secara sadis sedang mengintai dunia sekitar kita. Atas peristiwa ini
maka dicanangkan sebagai situasi darurat.
Peristiwa ini sepertinya mendesak
langkah nyata pemerintah dalam upaya menangani masalah ini. Beberapa waktu
lalu, Presiden Jokowi mengeluarkan perppu tentang hukuman kebiri bagi pelaku
pemerkosaan. Memang perppu yang dikeluarkan itu memberikan sebuah tanggapan
terhadap situasi yang tengah dihadapi bangsa ini namun banyak kalangan menilai
bahwa hukuman kebiri bukanlah solusi dan tidak menjamin bahwa bisa melenyapkan
kejadian serupa. Hukuman kebiri dan hukuman mati, barangkali tidak terlalu jauh
berbeda. Bahwa inti dari penerapan hukuman itu adalah untuk memberikan efek
jerah dan tidak terjadi lagi pelaku kejahatan seksual.
Monday, June 13, 2016
Aturan Penutupan Warung Selama Ramadhan Dianggap Menabrak Nilai Kemanusiaan
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia, Riant Nugroho menilai bahwa penerapan dari peraturan daerah (perda) yang digunakan pemerintah Kota Serang, Banten untuk menutup paksa warung makan yang berjualan selama bulan Ramadhan sangat tidak tepat. Menurut Riant, perda tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Pancasila.
Friday, June 10, 2016
Thursday, June 9, 2016
TARAWIH DI PASTORAN
OLEH: ADE SITI BAROKAHMy Tarawih Prayer in Catholic Vicarage
(Scroll down for English version)
(Scroll down for English version)
Cerita berlanjut. Masih ingat kan bagaimana saya disayangi seorang suster tua di Polandia yang membuatkan saya coklat panas dan biskuit, saat saya berteduh di katedral? Nah ketika tiba di Berlin, saya bertemu dengan Romo (pastor) asal Flores, Indonesia, yang sudah 16 tahun memimpin jemaat di Jerman sini.
Saya panggil beliau Romo Paskalis, pastor kepala di paroki ini. Beliau bukan orang baru buat saya. Kami pernah bertemu di Amerika ketika saya mendapat beasiswa dari pemerintah Amerika dan beliau juga sedang belajar di seminari di kota kecil dimana saya ditempatkan. Waktu itu saya dan mbak Yanti Linehan sempat menghadiri acara di seminari tersebut.
Beliau sekarang kembali ke Jerman. Tapi saya sama sekali tidak tahu kalau beliau di Berlin. Setahu saya beliau di Dresden atau entah dimana. Adalah 'adikku' FraterFransiskus yang menyambungkan kembali dengan Romo Paskalis. Betapa kagetnya saya ketika turun bus dari Polandia beliau sudah menunggu saya di stasiun bus :)
Niatnya, hari itu saya akan menginap di bandara karena pesawat saya ke Amsterdam sangat pagi. Daripada menginap di hostel mahal dan pagi kerepotan ke bandara lebih baik menunggu pesawat di bandara kan seperti biasa? 😂 Tapi Romo tidak sependapat. Menurutnya terlalu riskan untuk saya bermalam di sana.
Lalu dengan sangat baik hati beliau meminta saya bermalam di pastoran. Melihat keraguan saya, beliau bilang, "Jangan khawatir, ada banyak kamar untuk para tamu (guest house) dan jangan dibayangkan hanya ada pastor di situ".
Tuesday, June 7, 2016
Testimoni calon pastor dari keluarga Muslim, Fr Gucek Svd
"Dukungan kalian menguatkan langkahku menembus hujan utk
menemukan pelangi itu"
JAKARTA (FLORES nusaIMAN) - Frater Agustino Horowura SVD (Goe), yang akrab dipanggil Frater Gucek oleh keluarganya, akhirnya mencapai tahap Pentahbisan sebagai seorang Diakon, calon Pastor/Imam Gereja Katolik.
Frater Gucek bersama 12 rekannya telah menyatakan ikrar/janji suci dan bakti untuk Tuhan dan kemanusiaan pada 2 Juni 2016 di Kapela Agung Seminari Tinggi Ledalero, Maumere.
Kalau hendak melihat Pelangi harus bisa melewati hujan. Proficiat buat Diakon Gucek, bapa dan ema sekeluarga mendoakanmu, tulis Konstantia Arankoja di laman facebooknya.
JAKARTA (FLORES nusaIMAN) - Frater Agustino Horowura SVD (Goe), yang akrab dipanggil Frater Gucek oleh keluarganya, akhirnya mencapai tahap Pentahbisan sebagai seorang Diakon, calon Pastor/Imam Gereja Katolik.
Frater Gucek bersama 12 rekannya telah menyatakan ikrar/janji suci dan bakti untuk Tuhan dan kemanusiaan pada 2 Juni 2016 di Kapela Agung Seminari Tinggi Ledalero, Maumere.
Kalau hendak melihat Pelangi harus bisa melewati hujan. Proficiat buat Diakon Gucek, bapa dan ema sekeluarga mendoakanmu, tulis Konstantia Arankoja di laman facebooknya.
Monday, June 6, 2016
ACARA PERPISAHAN DENGAN ROMO ANDY
Tanggal 4 dan 5 Juni 2016 adalah hari istimewa bagi umat Paroki Santo Gregorius Agung-Kota Bumi karena pada tanggal ini, Romo Andy mempersembahkan perayaan Ekaristi sekaligus pamit dengan umat yang ada bersama dia kurang lebih 4 tahun. puncak rangkaian acara ini diselanggarakan acara ramah tamah ala kadarnya, bertempat di kantin gereja. Acara ini dilaksanakan pada minggu, 5 Juni 2016 pkl.19.30.
Begitu banyak umat yang hadir saat pagelaran acara sederhana itu. Cukup banyak mata acara yang disumbangkan oleh umat dan juga dari kelompok paguyuban. Ada kelompok Flobamorata, kelompok Jawa, kelompok Maluku dan kelompok kategorial lainnya. Terima kasih Romo Andy dan selamat bertugas di tempat yang baru, menjadi rektor Seminari Wacana Bhakti.***(Val)
Friday, June 3, 2016
MUTIARA PENGLIHATAN
INTAN, sinetron fenomenal yang pernah ditayangkan
oleh RCTI menghadirkan sebuah kebohongan publik yang terpendam rapi oleh Rosa,
isteri Rado, yang telah diubah paksa namanya menjadi Aditya. Rado, dalam sebuah
peristiwa kecelakaan, mengalami kebutaan total pada matanya. Kebutaannya
bertahan untuk beberapa lama. Dalam peristiwa lain yaitu kebakaran di salah
satu kafe, ia (Rado) yang ada dalam peristiwa itu diselamatkan oleh Rosa dan
matanya yang buta digantikan dengan mata Aditya, tunangan Rosa
yang lebih dahulu meninggal.
Moment pengalihan mata di atas, menunjukkan
sebuah perhatian intensif dan keterlibatan penuh dalam memaknai keberadaan mata
bagi seseorang. Rado, seperti yang tercuplik dalam sinetron, mengalami “kegelapan
sesaat” dalam peristiwa kecelakaan yang membutakan matanya. Kebutaan matanya
menjadi praisyarat bahwa ruang gerak penglihatannya terkondisi oleh “tembok
kebutaannya.” Dunia bagi Rado setelah buta, berada dalam situasi gelap. Ia
hanya membayangkan dunia sekitarnya berdasarkan rekaman masa lalu saat kedua
matanya melihat secara normal.
Rado dapat menuai keberuntungan baru
dibalik kisah kecelakaan berikutnya. Ia diselamatkan dan kedua matanya
digantikan dengan mata orang lain. Peristiwa penggantian mata ini hanya
diketahui oleh Rosa sendiri karena Rado
sendiri kehilangan daya ingat karena benturan yang menyebabkan kepalanya
terluka dan gegar. Saat amnesia ini menjadi kesempatan emas bagi Rosa untuk membungkus rapi segala kebohongan atas
perenggutan diri Rado dari keluarga dan Intan, tunangannya. Hampir semua orang
yang mengenal pribadi Rado, selalu memanggil Aditya sebagai Rado. Tetapi yang
menjadi alasan mendasar bagi Rosa untuk
membenarkan diri yaitu Rado yang dikenal adalah Rado yang buta. Sekarang ia
sudah dapat melihat, ia bukan lagi Rado melainkan Aditya.
Subscribe to:
Posts (Atom)