Setiap orang yang masuk biara tua
itu, pertama-tama yang diperhatikan adalah lukisan Yesus yang tertawa.
Memandang lukisan itu secara mendalam, terus melahirkan pertanyaan-pertanyaan
seputar lukisan itu. Mengapa Yesus tertawa? Apa yang membuat Yesus
tertawa? Adakah teks Kitab Suci yang menceritakan Yesus tertawa? Inilah
pertanyaan-pertanyaan sederhana yang lahir dari kedalaman batin para tamu di
biara itu. Lukisan yang terpampang di dinding biara tua itu sepertinya,
menawarkan nalar refleksi untuk mempertanyakan lukisan yang tidak umum itu.
Memang, Yesus sendiri, seperti yang tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Baru,
kita tidak pernah menemukan teks yang berbicara tentang Yesus yang tertawa saat
berhadapan dengan murid-murid-Nya maupun kelompok-kelompok yang membenci
kehadiran-Nya. Tertawa, seperti yang terlukis itu, mengisahkan
kemanusiaan seorang Yesus yang tidak dihadirkan oleh penulis Kitab Suci. Yesus
terkesan sangat serius menghadapi situasi di tengah karya pewartaan-Nya. Karena
itu yang lebih ditonjolkan adalah kehidupan doa Yesus dan ajaran-ajaran-Nya.