Monday, March 4, 2019

Dipilih Untuk Melayani


Minggu, 3 Maret 2019, bertempat di Paroki Kutabumi, Gereja Santo Gregorius Agung dilangsungkan perayaan ekaristi yang dipimpin langsung oleh Romo Yustinus Sulistiyadi. Perayaan ekaristi  yang dimulai pada pukul 08.30 ini terlihat agak berbeda dari perayaan-perayaan ekaristi yang berlangsung sebelumnya. Dikatakan berbeda karena pada perayaan ekaristi itu, Romo Sulis berkenan melantik 54 ketua-ketua lingkungan yang baru terpilih. Romo Sulis merasa lega dan bangga atas kesediaan para ketua lingkungan untuk melayani umat. Lebih jauh menurut Romo  Sulis bahwa yang punya umat bukanlah paus, uskup ataupun imam, melainkan yang memiliki umat adalah seorang ketua lingkungan. Seorang ketua lingkungan lebih tahu tentang seluruh kehidupan warga lingkungan ketimbang para imam, uskup ataupun paus.

Setelah membaca surat gembala sebagai pengganti khotbah Bapak Uskup Agung Jakarta, Romo Sulis memberi kesempatan kepada dua orang ketua lingkungan, baik ketua lingkungan yang baru terpilih maupun yang telah menjadi mantan ketua lingkungan. Mereka diminta untuk menceritakan pengalaman suka dan duka dalam mengelola sebuah lingkungan. Ada warga yang bersikap cuek terhadap kegiatan lingkungan dan ada pula yang rajin mengikuti seluruh kegiatan lingkungan. Dengan sikap yang ditunjukkan oleh warga seperti ini membawa tantangan tersendiri bagi seorang ketua lingkungan. Di sini, seorang ketua lingkungan harus berlaku adil dalam memberikan pelayanan, baik terhadap anggota lingkungan yang terkesan pasif maupun terhadap anggota lingkugan yang aktif dalam kegiatan lingkungan. Inti pokok dari sharing pengalaman menjadi ketua lingkungan adalah harus siap untuk dibully oleh warga dan terhadap bully-an yang datang dari warga itu, seorang ketua lingkungan harus selalu sabar.
Setelah upacara ekaristi dan pelantikan para ketua lingkungan, masih dilanjutkan dengan acara ramah tamah di taman doa. Dalam acara ramah tamah itu, Romo Sulis dan Romo Dipta berkesempatan untuk berbicara banyak hal berkaitan dengan pengembangan paroki Santo Gregorius Agung. Romo Dipta berbicara tentang bagaimana mengelola kaum muda. Pola pembinaan terhadap kaum muda (OMK) tidak lagi terpusat di paroki tetapi dikembalikan ke wilayah masing-masing. Karena itu ketua wilayah yang terpilih harus membangun rasa peduli terhadap Orang Muda Katolik agar ke depan mereka bisa belajar bertanggung jawab, bisa mendapat kerja dikemudian hari. Karena itu program-program yang akan dilakukan oleh kaum muda diarahkan ke program-program yang kreatif dan produktif.