Monday, June 25, 2018

Membangun Kebersamaan di atas “Luka”

Pertemuan keluarga di Waiwadan, 23 Juni 2018
Melihat foto yang dikirim oleh adik Arnold Janssen Geroda Belido melalui WhatSApp, menggugah nuraniku untuk melihat lebih jauh tentang situasi  keluarga besar saya yang ada di Gelong Lama Ledan. Sebuah foto yang menggambarkan kebersamaan yang tidak lazim dibangun selama ini. Mengapa saya berani mengatakan bahwa kebersamaan ini tidak lazim seperti yang terekam dalam kamera?  Karena pertemuan ini bersifat mendadak dan menjadi sebuah bentuk pemberontakan sunyi dari kelompok yang mempertahankan nuansa keakraban keluarga. Kebersamaan ini dibangun di atas “luka” ini membahasakan betapa dalam relung refleksi orangtua kami yang semakin sepuh tak tak berdaya di hadapan garangnya anak-anak mereka.

Friday, June 22, 2018

Mudik dan Jalan Tol Jokowi

Perjalanan mudik tahun 2018 ini menyenangkan karena saya sendiri tidak terjebak dengan kemacetan panjang seperti yang dialami pada tahun-tahun sebelumnya.  Pengalaman yang saya alami ini bukan merupakan pengalamanku sendiri tetapi menjadi pengalaman mudik menyenangkan bagi ribuan orang yang melakukan mudik terutama di wilayah Jawa. Ada dua alasan penting, mengapa mudik pada tahun 2018 menjelang Lebaran ini menyenangkan karena tidak terjebak kemacetan. Pertama, rentang waktu liburan cukup panjang sebelum hari H Lebaran. Kedua, ada pembukaan jalan tol yang baru di wilayah Jawa yang bisa mempermudah akses untuk menuju kampung halaman.

Liburan lebaran 2018 di hutan pinus Bantul 
               

Monday, June 4, 2018

PENERIMAAN KOMUNI PERTAMA

Bertepatan dengan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, 3 Juni 2018,  sebanyak 126 anak menerima komuni suci pertama di Gereja Paroki Santo Gregorius Agung. Misa dipimpin oleh pastor rekan, Romo Sony, Pr. Dalam kata pembukaannya, romo Sony mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing yang telah mempersiapkan secara baik dasar-dasar iman Katolik kepada anak-anak yang mau menerima komuni suci. Terima kasih yang sama juga ditujukan untuk para orangtua yang telah mendidik anak-anaknya dan mengarahkan kehidupan iman yang baik.

Dalam kotbahnya, Romo Sony mengurai hubungan antara beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Salah satu pesta yang dikaitkan adalah Pesta Roti Tak Beragi. Bila kita membuat roti tetapi tidak menggunakan ragi sebagai bahan baku maka roti itu menjadi padat dan tidak mengembang. Dalam pandangan orang Israel, ragi sesungguhnya berasal dari Allah, ragi kasih. Pada akhir khotbahnya yang singkat, Romo Sony berpesan pada anak-anak yang menerima komuni pertama bahwa setelah menerima komuni berarti bukan lagi anak-anak hidup sendirian melainkan Kristus yang hidup di dalam diri kalian.***(Valery Kopong)