Monday, December 14, 2015

N A T A L


Memasuki bulan Desember, memori publik diingatkan akan Natal, kelahiran Yesus Kristus. Bayangan tentang Natal tidak lain adalah sebuah  kandang hewan yang pengap dan  penuh kesederhanaan. Tak ada lampu gemerlap dan nyanyian merdu para artis yang menyongsong kedatangan Yesus yang lahir di kandang papa. Ia lahir dalam sunyi, lahir dalam kesederhanaan.  Maria dan Yosef harus lelah mencari penginapan  sebagai tempat bagi Maria untuk melahirkan Sang Juru Selamat. Tak ada rumah warga yang menjadi tumpangan bagi Maria dan Yosef. Dunia seakan menutup pintu rumahnya untuk tidak membiarkan Sang Juru Selamat itu lahir dalam rumah mereka. Tetapi ketika semakin mereka menutup rapat pintu rumah mereka, pada saat yang sama, Allah membiarkan Putera-Nya lahir dalam sunyi, lahir dalam kesederhanaan di kandang hewan penuh kotoran itu.
Kesederhanaan menjadi pesan tunggal dalam merayakan Natal. Allah  tidak meminta sebuah rumah sakit mewah sebagai tempat untuk melahirkan Putera-Nya. Allah membiarkan Maria dan Yosef untuk mengetuk kesadaran warga agar mendapatkan tempat yang layak bagi kelahiran Sang Putera. Perjalanan Maria yang tengah mengandung adalah sebuah perjalanan derita dan pada akhirnya tersenyum legah setelah bayi Sang  Putera Yesus lahir dalam dekapannya.

Friday, December 11, 2015

Soal Agama Katolik (SMA)

       
SMA  KHARISMA BANGSA – PONDOK CABE – TANGERANG SELATAN
UJIAN  AGAMA KATOLIK
KELAS: XII




1.       Pelopor pergerakan Gereja Lutheran adalah…..
a.       Martin de Pores
b.      Martin Luther
c.       Yohanes Calin
d.      Yohanes Kristotomus
e.      Carolus Boromeus
2.       Yang dimaksudkan dengan “Sola fide” adalah….
a.       Pembenaran hanya karena iman para pendosa
b.      Pembenaran hanya karena iman
c.       Pembenaran hanya karena ketidakpercayaan
d.      Pembenaran hanya karena iman orang lain
e.      Pembenaran hanya karena orang lain
3.       Tokoh reformasi  Gereja Kalvinis adalah….
a.       Yohanes Calvaro
b.      Yohanes Pembaptis
c.       Yohanes de Sales
d.      Yohanes de Brito
e.      Yohanes Calvin
4.       Anglikantisme bermula pada pemerintahan….
a.       Henry VII
b.      Henry  VI
c.       Henry  V
d.      Henry  IV
e.      Henry  III
5.  

Soal Agama Katolik (SD)

SD KHARISMA BANGSA – PONDOK CABE – TANGERANG SELATAN
PELAJARAN AGAMA KATOLIK
KELAS: III




  1. Salah satu sifat  baik Yusuf dan disenangi oleh Yakub  adalah….
a.       Bandel
b.      Pemalas
c.       Jujur
d.      Tidak jujur
  1. Yakub mempunyai anak berjumlah….
a.       10 orang
b.      11 orang
c.       12 orang
d.      13 orang
  1. Sikap iri hati akan mendorong seseorang untuk berbuat….
a.       Jahat
b.      Cinta 
c.       Kasih
d.      Sayang
  1.  Kemampuan yang dimiliki oleh Yusuf adalah….
a.        Membaca kitab suci
b.      Menafsir mimpi
c.       Bermain bola
d.      Menulis  surat
  1. Yusuf akhirnya dipakai oleh Allah untuk………saudara dan ayahnya
a.       Membenci
b.      Menyaingi 
c.       Memusuhi
d.      Menyelamatkan
  1.  Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya karena….
a.       Yusuf adalah orang kaya
b.      Yakub sangat menyayangi Yusuf
c.       Yusuf adalah orang yang sombong
d.      Yusuf dicintai neneknya
  1. Sikap iri hati akan menjadikan perpecahan dalam….
a.       Persaudaraan
b.      Kebencian
c.       Permusuhan
d.      Kesengsaraan
  1. Kemampuan manusia merupakan  anugerah dari….
a.       Orang tua
b.      Tuhan
c.       Teman
d.      Guru 
  1. Alam yang indah diciptakan oleh Allah untuk kebahagiaan….
a.       Manusia
b.      Allah
c.       Binatang
d.      Tumbuhan

“BAPA KAMI YANG ADA DI BUMI”


“Bapak kami yang ada di surga.” Itulah penggalan awal doa Bapak Kami, sebuah doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri kepada kita. Ketika mendaraskan doa ini, terasa Bapa itu masih jauh dari hadapan manusia, Allah yang transenden. Sepertinya ada paradox antara pemahaman Katolik tentang Allah yang imanen, yang menetap di hati kita tetapi pada saat yang sama ketika doa Bapa Kami itu didaraskan, orang merasa bahwa Allah itu masih jauh, kurang terlibat dengan kehidupan manusia.  
            Doa menjadi titik simpul setiap manusia yang memohon keberpihakkan Allah dalam hidupnya. Permohonan konkret yang dibuat manusia melalui doa Bapa Kami adalah memohon kerajaan Allah yang berpihak dan rejeki yang berlimpah. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan utopia, tetapi Allah sedang hadir dan ada dalam kehidupan manusia ketika pesan pewartaan Yesus yang berpihak pada yang lemah, miskin dan tersingkir.
            “Bapa Kami Yang Ada di Bumi,” sebuah buku terjemahan ini seakan ada untuk menggugat sebuah situasi di mana manusia merasa masih jauh dari Allah. Allah itu ada dalam setiap gerak laku manusia, dan Allah turut melakukan intervensi terhadap setiap kehidupan kita. Tanpa campur tangan Allah maka seluruh apa yang kita lakukan jauh dari harapan, dan kerajaan damai tak akan pernah menyentuh bumi.

          

Foto Dokumentasi

pembangunan gedung pastoran Paroki St. Gregorius Agung Kota Bumi-Tangerang 2015














Tuesday, December 8, 2015

Ini Pernyataan Lengkap Kemarahan Jokowi Terkait Kasus 'Papa Minta Saham'

Jakarta - Tak biasanya Presiden Joko Widodo emosi. Selama ini, semua masalah dihadapinya dengan tenang. Namun dalam urusan kasus 'papa minta saham', Jokowi sepertinya benar-benar marah.

Kemarahan Jokowi disampaikan usia konferensi pers soal Pilkada Serentak di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Senin (7/12/2015). Saat itu, Jokowi ditanya soal proses sidang di MKD terakhir yang menghadirkan Ketua DPR Setya Novanto, namun digelar dalam suasana tertutup.


Jokowi bicara pelan namun dengan tegas. Di bagian akhir, dia sempat meninggikan suara, sambil menggerakan tangannya. Setelah bicara keras, Jokowi tak mau meladeni tanya jawab dengan wartawan, dan memilih masuk ke dalam ruangan.

Berikut pernyataan lengkap Jokowi:

Proses yang berjalan di MKD harus kita hormati. Tetapi, tidak boleh yang namanya lembaga itu dipermain-mainkan. Lembaga negara itu bisa kepresidenan, bisa lembaga negara yang lain.

Saya nggak apa-apa dikatakan presiden gila, presiden saraf, presiden koppig, nggak apa-apa. Tapi kalau sudah menyangkut wibawa, mencatut, meminta saham 11 persen, itu yang saya tidak mau. Nggak bisa!

Ini masalah kepatutan, masalah kepantasan, masalah etika, masalah moralitas, dan itu masalah wibawa negara. 
(jor/mad)

Monday, November 9, 2015

BANGGA MENJADI PEGAWAI KEMENTERIAN AGAMA

BANGGA MENJADI PEGAWAI KEMENTERIAN  AGAMA

“Kita harus bangga menjadi pegawai Kementerian Agama, “ demikian  Bapak Drs. H. Moh. Agus Salim, M.Pd, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, mengawali sambutan  saat menjadi Pembina apel pada  Senin, 9 November 2015. Apel pagi yang dimulai pada pukul 07.30 dihadiri sekitar ratusan peserta, terdiri dari para pegawai Kementerian Agama Kabupatan Tangerang, para Kepala KUA se Kabupaten Tangerang, para Penyuluh Agama Islam, dan para pengawas serta para Kepala Madrasah.
Bapak  H. Moh. Agus Salim, M,Pd, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten 
                Lebih jauh, dalam sambutannya, Bapak Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten menyoroti masalah kedisiplinan yang menjadi titik patokan dalam bekerja. Sebagai seorang pegawai Kementerian Agama harus mengetahui lima budaya kerja yang sudah menjadi bagian penting dari kehidupan seorang pegawai. Lima budaya kerja yang dimaksudkan adalah integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan  keteladanan.
                Di sela-sela sambutannya, selain menjelaskan secara rinci masing-masing point  dari nilai budaya kerja itu, Bapak Kanwil juga menjelaskan contoh-contoh penting berkaitan dengan indisipliner dan dampak dari indisipliner yang berbuntut pada pencopotan seorang pegawai negeri sipil. Ia berharap agar peristiwa indisipliner tidak terjadi pada pegawai yang ada di kementerian Agama Kabupaten Tangerang.  
                Setelah pelaksanaan apel pagi, dilanjutkan dengan acara rapat dinas tetap (RANDINTAP) yang dihadiri oleh para Kepala Madrasah, Kepala KUA se-Kabupaten Tangerang, para pengawas dan para   penyuluh Agama Islam.***(Valery Kopong)  
                  
                


                

Friday, October 23, 2015

Perjalanan Perizinan Gereja St Bernadette, Tangerang

Kegiatan jemaat Paroki St Bernadette pada Februari 2013 lalu. (Foto: santabernadet.com)
TANGERANG, SATUHARAPAN.COM – Berusaha patuh pada pemerintah, paroki St Bernadette memindah ibadahnya dari Sekolah Sang Timur di Karangtengah, Ciledug, Tangerang (2004) karena ditolak  kelompok intoleran. Mereka mendapat izin mendirikan bangunan di Bintaro, tetapi kemarin massa mengatasnamakan warga, menyegel Gereja Katolik Paroki St Bernadette.  ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace) melalui Koordinator Bidang Informasi, Komunikasi, dan Penelitian, Ahmad Nurcholish mengatakan, “Mempercayai pemerintah sia-sia. Mereka tunduk pada mayoritas, bukan tunduk pada hukum.”
Sejarah Berdirinya Paroki St Bernadette

Thursday, October 15, 2015

Polri: Rumah Ibadah di Aceh Singkil Dibakar Ratusan Orang

VIVA.co.id - Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Suharsono, mengatakan massa yang melakukan pembakaran Gereja di Desa Sukamakmu, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, tidak sedikit.

"Ratusan orang, bisa lebih," ujar Suharsono saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa 13 Oktober 2015.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi pembakaran di tempat ibadah, maka polisi sudah menghalau massa yang akan melakukan pengrusakan di tempat ibadah lain. "Karena ada perlawanan dan dihalau oleh polisi, akhirnya tidak jadi (pengrusakan)," ujarnya.
Polri: Rumah Ibadah di Aceh Singkil Dibakar Ratusan Orang

Ia mengatakan, pasukan dari Tenatara Nasional Indonesia (TNI), anggota Polri sudah diterjunkan untuk melakukan pengamanan di titik tertentu. Namun, ia tak merinci berapa jumlah personel yang dikerahkan.

"Kalau jumlah personel saya tidak tahu persis. Yang jelas memadai," paparnya.

Seperti diberitakan, sebuah rumah gereja yang disebut "undung-undung" dibakar massa di Desa Sukamakmu, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Selasa, 13 Oktober 2015.

Aksi pembakaran itu dilakukan oleh kelompok orang dalam jumlah besar.
Usai membakar gereja, massa kemudian bergerak ke lokasi lain. Puluhan polisi bersenjata lengkap yang berjaga tak dapat menghalau massa yang sangat banyak. (ren)

Tuesday, October 13, 2015

Paman Pastor Yanto: 'Sampai Kapan Pun Kami Tetap Satu Darah'

Paman Pastor Yanto, SVD, Sardama menjelaskan, ia datang dari Sidoarjo, Jawa Timur untuk menemani kakak perempuannya, Siti Aisyah yang mendampingi Yanto yang ditahbiskan menjadi pastor atau imam Katolik.
Baginya, perbedaan iman atau keyakinan bukan menjadi penghalangnya untuk melihat kebahagian dalam diri Yanto dan ibunya.
Paman Pastor Yanto: 'Sampai Kapan Pun Kami Tetap Satu Darah'Dan, bagi Sardam, peberdaan ia dan Yanto tidak bisa memisahkan mereka sebagai paman dan keponakan.
"Kalau saya tidak dukung pasti saya tidak datang. Urusan iman itu berbeda, tidak masalah. Sampai kapan pun kami tetap satu darah," kata Sardan.
Sardan mengungkapkan kebanggaannya karena ponaannya kini menjadi seorang pemimpin umat.
Sardan lebih bangga lagi karena Pater Yanto, benar-benar total dengan pilihannya.

Monday, September 28, 2015

KEPAHLAWANAN MAXIMILIAN KOLBE

"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13)Bila Anda pernah membolak-balik buku sejarah, atau menonton film "Schindler's List", "Life is Beautiful", atau "Anne Frank", Anda mungkin akan tahu bagaimana situasi pada zaman Nazi berkuasa. Serba muram, tanpa harapan.

Seorang pria yang menganggap dirinya sebagai "Penerus Tugas-tugas Martin Luther yang Belum Selesai" dan menebarkan ajaran bahwa semua orang Yahudi itu perlu dibasmi karena merekalah bangsa yang membunuh Yesus, tampil menguasai dunia. Adolf Hitler namanya. Kamp-kamp konsentrasi dibangun. Kamp-kamp untuk menampung mereka yang suatu saat akan dibunuh.

Juli 1941, seorang tahanan perang menghilang dari Auschwitz, sebuah kamp konsentrasi Nazi bagi orang Yahudi di sebelah selatan Polandia. Para Nazi berang. Jika dalam waktu 24 jam tahanan itu tak ditemukan, 10 orang dari 600 orang di sana akan secara acak dipilih untuk dibunuh.

Monday, September 14, 2015

ULANG TAHUN KE 3 GEREJA SANTO GREGORIUS

Salah satu adegan drama kolosal, sabtu 5 September 2015
Gereja Santo Gregorius merayakan ulang tahun menjadi paroki mandiri untuk tahun yang ketiga. Tanggal 3 September yang merupakan peringatan Santo Gregorius Agung, pada saat yang sama, Gereja kita merayakan ulang tahun mengikuti pesta pelindungnya. Perayaan untuk memperingati pesta ulang tahun Gereja Paroki Santo Gregorius Agung dilaksanakan pada Sabtu, tanggal 5 September 2015. Perayaan ini ditandai dengan pelaksanaan drama kolosal yang dibawakan oleh OMK Santo Gregorius dan didukung oleh Komsos Keuskupan Agung Jakarta.

Sedangkan pada keesokan harinya pada Minggu, 6 September 2015 ada perayaan Ekaristi sekaligus pelantikan dewan paroki yang baru. Hadir pada perayaan Ekaristi adalah Romo Samuel Pengestu sebagai Vikjen KAJ yang melantik dewan paroki. Dewan paroki yang baru adalah Romo Andy (Ketua) dan wakil ketua dewan 1 (Agustinus Sugeng Wahyudi) dan wakil ketua dewan 2 (Bapak Kinson Purba). Selamat ya***

Monday, August 31, 2015

MENDALAMI ARAH DASAR PASTORAL KAJ 2016-2020

Memasuki 2016, Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) akan memiliki rumusan Arah Dasar (Ardas) Pastoral baru. Ardas baru ini akan berlaku 2016-2020. “Ardas yang baru ini merupakan pendalaman dan pengembangan dari bentuk Ardas 2011-2015 yang terdiri dari empat bagian (Alinea) yaitu alinea pertama cita-cita, alinea kedua perutusan, aline ketiga sasaran prioritas pelayanan dan alinea keempat ungkapan harapan,” jelas RD. Raditya Wicaksono yang akrab disapa Rm. Inung, pengurus harian Dewan Karya Pastoral KAJ dalam Hari Studi Tim Karya Komisi-Komisi KAJ pada 15 Agustus 2015 lalu.
Hari Study yang dilaksanakan di Gereja Katedral Jakarta itu dihadiri Vikjen KAJ, RD. Samuel Pangestu, Ketua Tim Karya Komisi & KKI Didiek Dwinarmiyadi, para ketua komisi-komisi KAJ dan anggota komisi serta utusan Lembaga Dana Dharma KAJ. Uskup Agung Jakarta Mgr. Ign. Suharyo sendiri hadir lewat kertas kerja yang telah dia susun dan dibagikan kepada para peserta Hari Studi Tim Karya Komisi-Komisi KAJ.

Tuesday, July 14, 2015

MENGHARAPKAN ISLAH PERMANEN


(Catatan Politik)
Ketika menulis skripsi tentang Golkar, saat yang sama waktu itu, Golkar sedang mengalami problema dan hampir dibubarkan. Problema itu  terus mendera Golkar seiring dengan waktu yang menambah usia partai itu yang semakin tua. Semakin tua beringin itu, semakin dia diterpa pelbagai badai ambisi kekuasaan. Melihat tingkah para politisi, masyarakat umum semakin hari semakin muak dengan situasi yang tengah menjadi tontonan yang  tidak menarik. Tetapi kondisi ini tetap mendera partai-partai politik, seiring dengan ambisi  para elite politik yang haus akan kekuasaan.   
                Dua kubu dalam satu tubuh partai, mencerminkan keterbelahan yang semakin parah. Ketika pilkada serentak yang sudah diambang pintu maka gesekan kedua kubu dalam lindungan “beringin” semakin kuat terasa. Namun ketika kubu Agung Laksono dinyatakan menang dan upaya islah semakin terbuka, walau hanya dalam kesepakatan terbatas. Sebuah kesepakatan yang boleh dikata sebagai kesepakatan ‘terpaksa’ untuk melanggengkan langkah kedua kubu menjaring calon kepala daerah untuk disandingkan calon yang diusung dari  partai lain. Menjadi pertanyaan penting di sini adalah, ke kubu manakah seorang calon kepala daerah yang diusung berdasarkan kesepatakan kedua kubu di partai Golkar itu berpihak?
               

Thursday, May 28, 2015

K-13

Pemberlakuan Kurikuluk 2013 yang berjalan beberapa bulan, mendapat sorotan dari Menteri pendidikan dan kebudayaan tingkat dasar, Anies Baswedan. Dia menilai bahwa Kurikulum 2013 tidak bisa diberlakukan secara serentak tetapi beberapa sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah yang bisa menerapkan Kurikulum 2013. Tetapi menjadi persoalan besar di sini adalah, bagaimana dengan sekolah-sekolah yang sudah memberlakukan Kurikulum 2013 dan dilengkapi dengan perangkatnya?  
Penundaan Kurikulum 2013 dan hanya diberlakukan di beberapa sekolah, membawa kabar gembira bagi guru-guru yang berada di pelosok tanah air. Banyak beranggapan bahwa Kurikulum 2013 membebankan guru-guru dan menyita banyak waktu bagi anak-anak didik. Reaksi spontan ini mencirikan bahwa penerapan kurikulum ini tidak disertai dengan persiapan yang matang, terutama guru sebagai pelaku utama dalam menghidupkan Kurikulum 2013. Hal lain yang bisa dikatakan adalah bahwa pemberlakuan Kurikulum 2013 tidak bisa diserentakkan di seluruh Indonesia, apalagi perbedaan fasilitas  dan pendukung dunia pendidikan di setiap wilayah  sangatlah berbeda.  

SEJARAH ADONARA

Adonara adalah sebuah pulau kecil yang cukup subur di ujung timur pulau flores.
SIAPAKAH nenek moyang orang Adonara?Sesuai penuturan adat turun temurun, sebagaimana dikemukakan tokoh masyarakat Adonara, H Syamsudin Abdullah (75).
Orang asli Adonara adalah turunan seorang wanita yang bernama Sedo Lepan.Wanita iniadalah manusia primitif paling pertama yang menghuni Pulau Adonara.Tubuhnya ditumbuhi bulu lebat.Wanitan pertama ini muncul bersamaan dengan timbulnya gunung Boleng.
    Pada suatu saat terjadilah suatu keajaiban yang luar biasa dimana tubuh Sedo Lepan ini "pecah" dan keluarlah seorang wanita lagi yang kemudian dikenal dengan namaKewae SedoBolen. Saat itu, di Pulau Adonara belum ada manusia lain selain wanita ini. Selama bertahun-tahun ia hidup sendirian di lereng Ile (gunung) Boleng. Kemudian suatu ketika, datanglah seorang laki-laki dari pantai selatan Pulau Lembata yang bernama Kelake Ado Pehan.Ia diusir dari Lembata karena dituduh sebagai seorang suanggi yang menyebabkan meletusnya Gunung Adowojo.Ia lari dengan menggunakan sebuah perahu yang terbuat dari sebatang kelapa dan terdampar di selatan pulau Adonara.

Monday, May 18, 2015

“Ata loge kapek jawa, ina….tite loge kapek kiwane.”


Maken “Kapek jawa,”  noon maken kapek kiwane, ra tutu marin ata kwashan noon ata ribhun. Ata kwashan, ra loge towe ale mel’a amu. Se lagu Simon L. Muda ne ra gatiro kapek jawa, kewatek terhan. Kewatek terhan ne ata ribhun hope noi hala, puke marin doihaka take. Simon L. Muda lagu ne naan palen tite wahan kae. Palen ata Hinga-Lamabunga, palen lau tokan Witihama, palen ata Kolilanang Gaga, palen ata Loba Lama Lewa, Lewa Liwu raya. Pai hipuka palen tada tite wahan kae: rae tepin tanah tadon.

Wia reron, go buka-balok lemari goen pia tanah Jawa, go koi kaset nolhon. Kabe hule kaset, judul lagu noon penyanyi, pikiran goenek rae lewo. Judul lagu: Ina rae lewo, Lipat Lungun Lolon, Tadon Tanah Geto.  Raraan nyanyi noon kodhan, helo ata tobo koda. Koda noon makenen, kirin noon raine. Koda ra penyanyi raan ne, raan palen tite: ata kebelen noon ata rahyan (ata ribhun). Towe teti lolon sabok, pai tali kewatek terhan, neku ake maan pelewanek gole. Towe lali kaan kapek kiwanen, ake maan ure tuen. Tite ata koli lolon hena.***(Valery Kopong)     

Azizah “Melampaui” Batas


Oleh : Robert Bala
Sudah lama saya kebagian SMS, meminta dukungan kepada Azizah Maumere. Namun baru sempat (itu pun secara kebetulan) menontonnya ‘live’ pada Jumat 15 Mei. Dengan lagu Camelia Malik: “Liku-Liku”, siswi SMK St Yohanes XXIII, menggemparkan.
Robert Bala. Pemerhati Sosial. Tinggal di Jakarta.
Robert Bala. Pemerhati Sosial. Tinggal di Jakarta.
Bisa saja karena keterikatan emocional hingga saya yang tidak terlalu ‘fans’ sama dangdut ikut merasakan getaran emosi pendukung Azizah. Bisa juga puteraku yang masih kecil yang barusan 4 tahun terus bertanya tentang di manakah Maumere, oleh nama yang melekat padanya: Azizah Maumere.
Tetapi apa sebenarnya yang menjadi kekuatan Azizah dan daya magisFlores? Nilai apa yang bisa terus dirawat agar warna-warni bunga itu kian sedap juga di nusantara?
‘Rasa Aneh’
Yang ditampilkan Azizah sebenarnya hal-hal terlampau biasa. Juga tampilkan demam ‘nobar’ di Maumere dan sekitarnya juga tidak terlalu dilebih-lebihkan. Itulah suasana natural yang terjadi di ibu kota kabupaten Sikka.
Tetapi hal itu bisa saja kedengaran aneh oleh orang Jakarta dan kota lainnya di Indonesia. Antusiasme itu terkesan melampaui kewajaran. Pasalnya aneka dukungan mulai dari SMS (darinya Azizah selalu teratas), nobar, dan antusiasme semua kalangan (mulai dari PNS, Gereja (pernyataan dukungan dari Uskup Maumere, Mgr Cherubim Parera, SVD), hingga peran rekan pelajar mengumpul dana dukungan menjadikan rasa penasaran itu kian bertambah.

Friday, May 8, 2015

Eco Learning Camp

Romo Ferry Sutrisna
Hari ini Harian Kompas halaman 16 menerbitkan cerita tentang Eco Learning Camp, rumah belajar lingkungan hidup dalam rubrik SOSOK Romo St Ferry Sutrisna Wijaya. Sejak tahun 2002 Romo Ferry memprakarsai kecintaan kepada lingkungan hidup, dengan sasaran anak-anak dan remaja. Aktivitas a.l. melalui pelatihan anak, guru, dan siapa saja yang tertarik selama 1 - 3 hari. Berdasarkan pengalaman ini, ia mengambil studi S3 dan berhasil meraih gelar Doktor di Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012. Melalui perjuangan jatuh-bangun yang berdarah-darah, barusan Romo Ferry berhasil mendapatkan tempat yang lebih cocok dengan gagasannya tentang berguru pada bumi pada lahan tidur, tempat buang sampak seluas 6 ribu meter persegi di Jalan Dago Pakar Barat 3, Bandung. Lokasi ini tak jauh dari Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda. 
Hari Minggu, 19 April barusan kami sempat mengunjungi rumah belajar lingkungan hidup ini. Perkenankan melihat foto-foto rekaman kunjungan kami itu pada attach. Mulai berkenalan dengan Romo Ferry 2 tahun lalu, pada bulan-bulan mendatang kami akan terlibat
melatih guru-guru di Eco Camp mengenai belajar aktif, brain-based learning, belajar aktif IPS, dan edupreneurship. Pak Fidelis Waruwu akan melatih soal pendidikan nilai. Juga terlibat narasumber lain.
Kunjungan ini semakin mendorong harapan kami untuk mulai menanam sendiri di lahan yang lebih luas untuk produksi ramuan herbal sekaligus tempat bereksperimen pertanian organik, dan mungkin juga peternakan. Seperti, Kampung Jamu Ibu Martha Tilaar di Cikarang. Kalau supply bahan di pasar langka, ada cadangan yang dihasilkan dari lahan sendiri. Alumni SMK Pertanian Bitauni yang telah berkeluarga, yang berpengalaman membuat terobosan pertanian organik di kampung akan direkrut untuk mengelola lahan ini.
Kalau beli rumah, gedung itu tidak bertumbuh lalu melahirkan rumah. Kalau beli tanah, kita bisa menanam tumbuhan dan beternak hewan, dua jenis makhluk hidup yang bisa bertumbuh dan melahirkan lebih banyak tumbuhan dan hewan. Kalau kita mendidik anak, anak itu akan mendidik anaknya sendiri dan diteruskan sampai ke cucu dan cicit. Nah, kalau kita mendidik anak sambil mendidik pula bertanam, beternak melalui edupreneurship, betapa kita berinteraksi dengan 3 jenis makhluk hidup: manusia, tumbuhan, hewan. Semuanya tumbuh kembang dan menghasilkan. Betapa indah hidup dan karya kita.
Salam merawat bumi,
S Belen

Friday, January 23, 2015

FILOSOFI TUAK


Setiap hari, bapak saya yang hidup di Gelong, sebuah perkampungan kecil  yang terletak di atas bukit, tempat sandarnya sang matahari pagi, harus ke kebun untuk mengiris tuak putih  yang disadap dari pohon kelapa. Berbekal “nawin” (silinder bambu) dan “mer’e” (pisau khusus) untuk mengiris kelapa yang dijadikan tempat untuk menyadap tuak.  Mengingat kembali rutinitas hidupnya, kadang aku bertanya, untuk apa bapakku setia mengiris tuak? Dia tidak pernah alpa mengunjungi pohon  kelapa khusus yang dijadikan tempat menyadap tuak. Jaraknya begitu jauh dengan rumahku, dan bisa ditempuh dengan jalan kaki, menelusuri bukit dan lembah. Dia tidak pernah mengeluh capek. Yang terpancar dari wajahnya yang penuh keringat adalah sebuah dedikasi tinggi untuk dirinya dan terutama lewo tanah.
Di perkampunganku, tuak putih sudah menjadi warisan leluhur dan terus
digunakan, baik untuk seremoni adat dan minuman saat-saat pesta. Tanpa minuman tuak, suasana menjadi hambar dan komunikasi menjadi mandek. Tuak menyulut kata dan membangun komunikasi ketika orang-orang bertemu dalam suasana keakraban yang luar biasa. Saya ingat akan “oring” (pondok) yang dijadikan sebagai markas (epu oring) untuk bercerita dan bisa memecahkan banyak persoalan dengan ditemani tuak.
Tidak banyak tuak yang diminum oleh bapakku walau dia sendiri yang mengiris. Lewat tuak, ia membangun persahabatan dengan orang-orang lain ketika sedang berjalan menyusuri “epu oring” (pondok yang dijadikan sebagai rumah kedua). Banyak tertahan dan tertawan oleh tuak yang rasanya “menera” (rasanya baik) setelah bercampur dengan “raha” (sejenis kulit pohon kersen) yang dicampur dengan tuak.

Dalam arti tertentu, pada tataran filosofis,  “tuak” membangun nilai-nilai peradaban melalui komunikasi yang intens. Lewat “epu oring,” orang-orang di kampungku tidak minum saja, apalagi mabuk tetapi menempatkan komunikasi untuk  “gua gahin” (merencanakan) sesuatu dalam membangun kampung tercinta. Dalam tuak yang disuguhkan oleh bapakku, terpancar nilai-nilai kebaikan dari si penyedia. Orang-orang yang pernah merasakan sentuhan rasa tuak bikinan bapakku, ia akan mengenang dan berusaha untuk mencari kembali sumber tuak itu. Tuak, minuman lokal yang mengedepankan kearifan lokal, menawarkan nilai filosofi hidup, tentang perjuangan, keakraban dan rasa memiliki lewo tanah. Tuak…..tuak….ah tuak, rasamu sudah saya cicipi. Kini, walau berada jauh dari tanah Gelong Lamaledan, seolah aromamu memburu rasaku di tanah rantau.***(Valery Kopong)     

Monday, January 5, 2015

LAHIR DALAM SUNYI


      “Melukis diri pada kanvas rahim sang mama”
Hari ini dalam rentang waktu yang cukup panjang, aku merenung dalam ribaan “sapaan ulang  tahunku.” Lahir  dalam  sunyi  dibalut “kenola” (potongan kain sederhana) dan ditemani sang mama, Inak Uba Beda. Tak ada  perawat  yang membantu persalinan karena aku lahir waktu itu, belum ada bidan desa. Tetapi bersyukurlah bahwa lewat tangan dingin si dukun kampung, ia berani membantu persalinan tanpa takut sedikitpun.  Menurut  cerita mama bahwa setiap anak yang lahir, tali pusatnya dipotong bukan dengan gunting yang steril seperti  di rumah sakit mewah tetapi dengan  “meran” (kulit bambu yang tajam). Cara perawatan tali pusat sebelum terlepas dari pusat sang bayi juga sederhana, yakni  membungkusnya dengan parutan kunyit.