(Sumber inspirasi Yohanes, 2:1-11)
Setiap kali Yesus mengucapkan kata-kata, tersembul sebuah kekuatan
yang luar biasa. Kata-kata yang diucapkan memiliki daya atau energi tersendiri.
Apa yang dikatakan-Nya ketika Maria memintanya, Ia tidak menerima tawaran itu
secara langsung. Ia harus mengelola tawaran itu dalam terang tuntunan Allah.
Karena itu apa yang dikatakan-Nya, walaupun keluar dari mulut-Nya sendiri
tetapi Allah yang sedang berbicara di dalam-Nya.
Tentang “saat” seperti yang tertulis
dalam Injil Yohanes memang perlu dipahami secara mendalam terutama dalam
dimensi waktu yang selalu mengitari kehidupan Yesus. Yesus selalu menyebut waktu ketika
perutusan-Nya sebagai “saat”-Nya. Dalam peristiwa perkawinan di Kana, kata
“saat” ini muncul lagi sebagai pemenuhan
tawaran dari ibu-Nya untuk menyelamatkan tuan pesta yang kehabisan anggur.
Jawaban Yesus terhadap permintaan yang diberikan oleh ibu-Nya kedengaran aneh.
Tetapi apakah ini merupakan jalan dan saat yang tepat bagi-Nya untuk memperkenalkan
diri-Nya di hadapan publik?