(Telaah puisi kontemporer dari sudut
sosiologi Sastra)
Sutardji Calzoum Bachri dikenal sebagai penyair kontemporer yang
menggagas sekaligus mengedepankan pola penulisan baru pada puisi. Ketika
membaca puisi-puisinya,ciri khas terasa kental. Dia lebih banyak mempermainkan
kata yang baginya merupakan sebuah kekuatan, dan menjadi daya dobrak bagi seluruh
bangunan puisinya. Bangunan puisi-puisi lama yang terkesan kaku, baik dari tata
aturan maupun jumlah barisnya, kehadiran Sutardji membawa angin perubahan bagi
mereka yang berani “merobek” pola-pola yang dogmatis-puitis. Perjuangan dan
upaya seorang Bachri mendobrak kata, menerobos jenis kata, menerobos bentuk
kata dan tata bahasa dipandang sebagai percobaan melakukan dekonstruksi bahasa
Indonesia dan sekaligus menawarkan konstruksi-konstruksi baru yang lebih
otentik melalui puisi. Terhadap perjuangan yang penuh dengan daya dobrak ini,
memunculkan pertanyaan untuk direnungkan bersama. Apakah Sutardji sebagai
pahlawan puisi kontemporer dan nabi bagi mereka yang mengenyam kebebasan dalam
mengekspresikan diri melalui puisi?