Seorang perempuan cacat tanpa tangan,
hidup di sebuah panti asuhan Yogyakarta. Setelah dewasa, ia dipersunting oleh
seorang laki-laki yang adalah anak dari seorang pejabat. Pernikahan mereka
direstui oleh kedua orang tua laki-laki. Pesta pernikahan terlaksana begitu
meriah. Para undangan yang datang, umumnya merasa terharu sekaligus bangga atas
keputusan mempelai laki-laki. Para
undangan terharu melihat kondisi mempelai wanita yang tidak memiliki kedua
tangannya.
Wanita ini hidup di panti asuhan
karena sejak dilahirkan oleh ibunya di rumah sakit dan ternyata kondisi
tubuhnya yang cacat, terutama kedua tangan, membuat kedua orang tua
meninggalkan bayi itu. Bayi itu kemudian dititipkan pada salah satu panti
asuhan di Yogyakarta. Ia dididik dan mengenyam pendidikan hingga ke perguruan
tinggi. Setelah lulus dari perguruan tinggi, perempuan ini tidak mau mencari
pekerjaan lain tetapi memutuskan untuk kembali bekerja pada panti asuhan yang
telah membesarkannya.