Tuesday, December 13, 2011

MAU IKUT MAMA

Tini dan Tono, pasangan suami isteri, hampir setiap hari bertengkar. Mereka ingin mengakhiri rumah tangga mereka dengan bercerai. Tapi sebelum bercerai, Tono bertanya pada Tene, puteri semata wayang. Tono: Tene, kalau bapa-ibu mau cerai, kamu mau ikut siapa? Tene: Saya mau ikut mama. Setelah Tono bertanya pada Tene, kini giliran Tini bertanya pada Tene. “Kalau bapa-ibu mau pisah, Tene mau sama siapa?” tanya Tini. “Saya mau ikut mama,” jawab Tene. Kini, giliran Tini bertanya pada Tono. Tini: kalau kita mau cerai, bapa mau ikut siapa? Tono: Saya mau ikut mama aja. Dengan jawaban ini maka perceraian tidak terjadi karena semua mereka ikut mama, tetap bertahan dalam rumah mereka yang dulu. ***(Valery Kopong)

YUDAS DAN PETRUS

Setelah menjual Yesus dengan harga 30 keping perak, Yudas akhirnya menyesali segala perbuatannya dan pergi menggantung dir. Tempat di mana Yudas menggantung diri dikenal sebagai “tanah darah.” Beberapa tahun kemudian, Petrus, seorang murid kesayangan Petrus pun meninggal. Mereka dua sama-sama ketemu di alam baka. Mereka dua sempat berbincang-bincang tentang sorga. Petrus: hai Yudas, kenapa kamu di neraka? Yudas: sudah tahu, nanya lagi….Saya pingin masuk sorga. Saya masih nunggu di sini karena kunci sorga katanya Petrus yang pegang. Petrus: Iya, saya yang pegang kunci. Memang kenapa? Yudas: Tolong masukan saya juga ke sorga ya. Petrus: engga usahlah. Lu itu cocok di neraka!! Yudas: Petrus, lu jangan macam-macam dengan saya ya. Yesus sudah saya jual. Apakah lu mau, supaya saya jual kamu? Sorga dan neraka saya bisa jual. Kalau dua-duanya saya jual, di mana kamu tinggal? Petrus: haaaaaa. Yudas,,,,,,aya-aya wae.***(Valery Kopong)

TELKOMSEL VERONIKA

Ketika hand phone (HP) mulai merajalela di bumi pertiwi ini sekitar tahun 2002, ada suatu cerita menarik . Waktu itu seorang Bapa, sebut saja Markus. Ia barusan dari kampung dan ingin bertemu dengan anaknya bernama Maria yang ada di Jakarta. Bapa Markus membawa sebuah HP dan menggunakan nomor simpati. Demikian juga Maria, anaknya menggunakan nomor simpati. Ketika tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, ia mulai menghubungi HP anaknya tetapi ternyata tidak aktif dan terdengar suara “telkomsel Veronica.” Suara ini menunjukkan bahwa HP anaknya mailbox, tidak aktif. Berkali-kali Bapa Markus gerah dan marah pada anaknya. “Dari kampung, namanya Maria. Jangan-jangan sampai di Jakarta ia sudah merobah nama menjadi “Veronika,” seperti yang terdengar dari HP-nya yang tidak aktif dan mengeluarkan suara, “telkomsel Veronika.” ***(Valery Kopong)

IMAM BONJOL

Menjadi guru agama untuk anak-anak sekolah dasar adalah sesuatu yang menarik. Dikatakan menarik karena ada banyak hal yang ditemukan dan merupakan ungkapan kepolosan seorang anak. Ketika mengajar agama di salah satu sekolah dasar, saya menerima begitu banyak jawaban yang aneh pada kertas ulangan harian. Dalam ulangan itu, salah satu pertanyaan yang saya ajukan berbunyi demikian: “Siapakah nama imam yang memberkati Abraham saat ia dipilih oleh Allah menjadi Bapa Bangsa?” Dengan penuh lugu dan polos, salah seorang siswa menjawab, “Imam Bonjol.” ***