Beberapa waktu lalu,
terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh para sopir taxi
konvensional yang menuntut kepada pihak pemerintah agar segera memblokir
aplikasi yang selama ini dipakai sebagai jaringan untuk menghubungkan para
pelanggan. Tuntutan ini memperlihatkan dua hal yang bertolak belakang. Pertama,
para pendemo merupakan cerminan kelompok orang yang tidak mau tahu tentang perkembangan teknologi. Kedua,
ketidaksanggupan untuk mengikuti arus perkembangan zaman. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa mengapa aplikasi secara online dibuat oleh mereka yang melek
teknologi? Mengapa pula para pengguna jasa online itu lebih nyaman ketimbang
harus mengikuti trasportasi yang dikelola secara konvensional?
Pertanyaan sederhana ini seolah menjadi daya kritis
bagi situasi yang sedang dialami oleh bangsa ini. Transportasi masal yang
menjadi andalan masyarakat belum memberikan rasa aman bagi para penumpang,
Karena itu kehadiran internet dan
penyediaan aplikasi online memberi arti baru bagi perkembangan masa kini dan
untuk seterusnya menjadi sebuah gaya hidup masyarakat modern. Kalau melihat
aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para sopir taxi, semestinya tidak
menyelesaikan masalah karena sulit untuk mengontrol lalu lintas transaksi
online yang dilakukan oleh para calon penumpang dengan angkutan yang berbasis
aplikasi online.