Monday, March 28, 2016

Online


Beberapa waktu lalu,  terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh para sopir taxi konvensional yang menuntut kepada pihak pemerintah agar segera memblokir aplikasi yang selama ini dipakai sebagai jaringan untuk menghubungkan para pelanggan. Tuntutan ini memperlihatkan dua hal yang bertolak belakang. Pertama, para pendemo merupakan cerminan kelompok orang yang tidak mau  tahu tentang perkembangan teknologi. Kedua, ketidaksanggupan untuk mengikuti arus perkembangan zaman. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa mengapa aplikasi secara online dibuat oleh mereka yang melek teknologi? Mengapa pula para pengguna jasa online itu lebih nyaman ketimbang harus mengikuti trasportasi yang dikelola secara konvensional?
Pertanyaan sederhana ini seolah menjadi daya kritis bagi situasi yang sedang dialami oleh bangsa ini. Transportasi masal yang menjadi andalan masyarakat belum memberikan rasa aman bagi para penumpang, Karena itu kehadiran internet  dan penyediaan aplikasi online memberi arti baru bagi perkembangan masa kini dan untuk seterusnya menjadi sebuah gaya hidup masyarakat modern. Kalau melihat aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para sopir taxi, semestinya tidak menyelesaikan masalah karena sulit untuk mengontrol lalu lintas transaksi online yang dilakukan oleh para calon penumpang dengan angkutan yang berbasis aplikasi online.
Satu-satunya jalan yang ditempuh adalah pihak pengelola taxi konvensional menyediakan aplikasi online sebagai jawaban atas tuntutan keinginan masyarakat umum yang menghendaki kenyamanan sebagai nilai terbaik dalam pelayanan. Lihat saja beberapa perusahaan pemerintah yang harus menyesuaikan diri dengan perkembangan media internet. Sebut saja kantor pos misalnya, yang sebelumnya melayani masyarakat dengan mengirim dan mengantarkan surat-surat ke seluruh penjuru dunia, harus menjumpai titik henti ketika adanya internet, di mana komunikasi dilakukan secara langsung tanpa harus mengirim surat. Apakah para awak kantor pos berdemonstrasi dan menuntut ditutupnya internet? Tidak!! Kantor pos terus menginovasi diri dan tetap bersaing dengan tuntutan zaman.
Atau contoh lain, yakni kehadian Hand Phone (HP) mematikan telepon rumah berkabel yang dikelola oleh pihak telkom. Peralihan ini menjadi sebuah tuntutan dan terus dilakukan dan  karena itu pihak telkom tidak perlu berdemonstrasi tetapi terus menginovasi diri agar bertahan di tengah perkembangan teknologi. Untuk terus terlihat eksis dan bersaing maka satu-satunya  jalan yang ditempuh adalah mau bersahabat dengan internet untuk membangun koneksi dan cara sederhana menyapa para pelanggan. Karena itu demonstrasi hanya menguras tenaga dan waktu serta mempertontonkan urat nadi dan kekerasan. Kita sudah tenggelam dalam arus teknologi berbasis internet karena itu carilah perahu yang tepat bernama aplikasi online untuk mengarungi perkembangan agar para pelanggan merasa simpatik dan nyaman untuk dilayani.***(Valery Kopong)  



No comments: