|
wajah kedua orang tuaku |
Merayakan ulang tahun, ibarat membuka lembaran kehidupan baru.
Dalam lembaran kehidupan itu, sang yubilaris terus menggores sejarah dan mengingat kenangan masa lampau,
terutama orang tua dan tempat
kelahiranku. Pada rentang keheningan saat ini, kubuka lagi puisi yang pernah
aku tulis, persis pada waktu merayakan ulang tahunku. Puisi yang pernah kutulis itu mewakili
jeritan kerinduan seorang “aku” yang mesti ada karena “adanya aku-ku yang lain.”
TANGGAL
LAHIR
MELUKIS
DIRI
PADA
KANVAS RAHIM
IBUNDA