Judul : Dari Penciptaan Sampai Babel
Pengarang : Y.M.Seto Marsunu
Penerbit : Kanisius, Yogyakarta (Cetakan ke 5 tahun 2012)
Kisah
perjanjian Lama, melukiskan pengalaman iman umat Israel tentang Yahwe (Allah
orang Israel) yang senantiasa menyertai mereka dalam setiap detak kehidupan.
Pengalaman perjumpaan dan keterlibatan Yahwe dalam kehidupan bangsa Israel,
dituturkan secara turun-temurun dalam
lingkup keluarga dan masyarakat. Kisah Bapa-Bapa bangsa dan peristiwa eksodus
bani Israel dari Mesir dan disusul dengan pengembaraan mereka selama 40 tahun,
menjadikan pengalaman ini sebagai pengalaman kolektif yang tidak pernah hilang
dari ingatan sejarah.
Kisah
yang ditutur secara lisan ini bertahan untuk beberapa generasi dan selanjutnya
ditulis sebagai cara untuk mendokumentasi seluruh pengalaman hidup itu. Kisah
penciptaan alam semesta dan manusia, ditulis dengan amat baik dalam kitab
genesis (kejadian). Allah berperan penting dan yang menjadi tokoh sentral dari narasi penciptaan
itu. Allah dilukiskan sebagai Allah yang berperan, terlibat dalam seluruh peta
penciptaan alam semesta. Mengapa Allah terlebih dahulu mempersiapkan alam semesta dan isinya dan
manusia diciptakan Allah paling akhir?
Dalam
buku ini dapat dibaca kisah peran sentral Allah dalam kaitan dengan penciptaan
alam semesta dan manusia. Allah menempatkan manusia pertama di taman pilihan
Allah yang istimewa. Dalam taman yang nyaman itu, menginspirasi manusia pertama
untuk terlibat dalam godaan yang sentimentil. Inilah bukti ketidaksetiaan
manusia terhadap Allah. Tidak hanya itu saja! Kisah Nabi Nuh dan air bah
memperlihatkan bagaimana Allah merancang sebuah “teguran” kepada manusia secara
tragis dan dramatis. Dalam momentum air bah, bisa dilihat, siapa saja yang
tidak menunjukkan kesetiaan dan berperilaku jauh dari tuntutan Allah sendiri.
Ternyata Nabi Nuh sendiri yang selamat dalam peristiwa air bah. Nabi Nuh dan
keluarganya diselamatkan, hal ini memperlihatkan keberpihakkan Allah terhadap
mereka yang peduli, mereka yang masih ingin berbalik dan membuka diri terhadap
teguran Allah.
Mengapa
manusia tidak setia terhadap Allah? Masih kurangkah perhatian Allah terhadap
manusia? Dalam buku ini kita akan melihat bagaimana Allah memberikan pengampunan kepada mereka
yang bersalah, mereka yang telah melakukan tindakan di luar batas norma dan
kehendak Allah sendiri. Ketika manusia
pertama diusir dari Taman Eden tetapi Allah masih memberikan janji keselamatan;
Kain yang telah membunuh adiknya dan diusir namun diberi perlindungan; dunia dibinasakan pada
zaman Nuh tetapi Allah berjanji untuk tidak lagi membinasakannya. Demikian juga
Ham, anak Nuh, dihukum tetapi Sem dan Yafet, dua anak yang lain mendapatkan
berkat.
Apa
pun kesalahan yang dilakukan oleh manusia, Allah tetap memberikan peringatan
dengan cara-Nya sendiri, tetapi yakinlah bahwa Ia senantiasa memberikan
pengampunan dan menitipkan janji keselamatan kepada manusia. Pengalaman
kejatuhan manusia dalam dosa menunjukkan keberaniannya dalam berjalan. Tetapi
pengalaman inilah yang membuatnya tegak berjalan karena manusia selalu belajar
dari kejatuhan dan kesalahannya sendiri.***(Valery
Kopong, http://viretabahasa.blogspot.com)
0 komentar:
Post a Comment