Oleh:
Theresia Yuni
Alunan
musik Bali yang membangkitkan semangat mengalun merdu. Terlihat lenggak-lenggok
empat anak berlatih menari tari Belibis. Pelatih memberikan contoh sambil
meneriakkan aba-aba yang harus diikuti para penari pemula.

“Sekarang
kita mulai lagi. Siap ya! yak mulai.” Teriakan Tante Astrit terdengar jelas.
Semua penari mencoba mengikuti gerakannya, termasuk Ella yang gerakannya
terlihat terseret-seret karena belum begitu hafal.
Tiga
bulan sudah ia belajar menari di sanggar Tante Astrit. Ketertarikan awal Ella
menari yaitu ketika ia melihat pementasan tari Cenderawasih dan tari Belibis,
di acara kantor Bapaknya. Ia jadi ingin
tampil seperti mereka yang lincah dan menarik hati dengan iringan musik Bali.Tapi kenyataannya,
menari Bali bagi Ella tidaklah mudah. Hari ini cukup membuat semangatnya hilang
ia tidak terpilih sebagai wakil sanggar dalam lomba menari antar sanggar.
“Ma, aku kesal sama tante Astrit” kata Ella dengan
hampir menangis.
”Memang kenapa La? “
“Enggak, nggak apa-apa. Tapi aku mau berhenti
belajar menari aja ma!”Ella langsung meninggalkan mamanya tanpa mau bicara
lebih lanjut.
Sore
itu Ella tidak mau bermain dengan teman-temannya. Panggilan teman-temannya
untuk melepas sore sejenak tidak ditanggapi. Ia tetap mengurung diri di kamar,
sampai ketika Mamanya sudah selesai
menyiapkan makan malam ia tetap tidak mau keluar dari kamar.
“La,
ayo makan dulu nanti keburu dingin!” panggil Mamanya
Dengan
lesu Ella keluar dari kamar, ia kasihan juga sama mamanya karena sudah tiga
bulan ini papa dapat tugas belajar di Australia. Jadi satu-satunya yang
menemani mamanya ya hanya dia.
“Hari
ini giliran Ella yang doa makan ya” kata Mama pada anak semata wayangnya.
Ella menggangguk tanda setuju. Ia mulai membuat
tanda salib dan berdoa
“….Yesus yang baik hati, trimakasih atas hidangan
malam hari ini. Ella berdoa pula untuk Papa yang jauh di sana semoga papa juga
dapat menikmati santap malamnya….”
Doa Ella merdu lirih terdengar memecah kesunyian di meja makan.
“Ayo
makan yang banyak La, mama udah masak sayur kesukaanmu tuh” kata mamanya sambil
menyorongkan sub iga yang menggugah selera makan.
“Nggak nafsu
Ma” kata Ella lesu.
“Tumben, kenapa La? Masih ada hubungannya dengan Tante
Astrit? Atau anak mama sakit?” Tanya mama terlihat khawatir.
“Coba Ella ceritakan ke mama, siapa tahu mama bisa
bantu.” Kata mama dengan mata yang tulus.
“Ma, aku mau diet ah. Kata Tante Astrit , gerakanku
terlalu lamban dan kurang kompak dengan gerakan teman-teman, jadi Ella nggak
terpilih untuk ikut lomba menari antar sangggar. Padahal Ma, Ella tuh pingin
banget bisa nari seperti yang kita tonton di kantor Papa itu Ma.” Kata Ella dengan muka sedih.
“La, kamu nggak boleh diet-diet begitu. Ella itu
masih dalam masa pertumbuhan, mau jadi kuntet alis cebol kaya Ucok Baba? “
Ella hanya menggelengkan kepalanya dan tidak
menjawab sepatah katapun.
“Menurut mama kamu nggak gendut La. Hanya saja, untuk menari kamu harus belajar
lebih giat lagi. Nah, belajarnya tidak hanya disanggar saja, tapi juga harus
diulang dirumah.” Kata Mama dengan sabar.
“Ella merasa enggak kalau selama ini enggak pernah
mencoba berlatih dirumah? CD untuk tarian itu kan sudah di kasih sama tante
Astrit, kamu bisa melihat ulang dan mencobanya di rumah. Mama percaya, pasti
kamu tidak akan lamban dan akan bisa mengikuti gerakan kompak dengan yang
lain.” Kata Mama sambil menuang sub iga ke piring Ella.
“Ayo, coba sub iganya”
Ella terdiam, tangannya mulai terlihat mengambil
sendok makan dan menyuapkan sesendok sub kesukaanya ke mulut mungilnya.
“Nambah La?”
“ Makasih Ma, cukup.”
“Ma” kata Ella tak berlanjut
“Iya, ada apa?”
“Em, mungkin kata Mama benar ya selama ini Ella
enggak pernah mengulang tarian yang diajarkan Tante Astrit di rumah. Selama ini
Ella hanya mengandalkan latihan di sanggar. “ Katanya pelan.
‘Menurut Mama begitu, jadi kalau Ella mau menari
yang bagus ya harus mau berlatih di rumah juga.” Kata Mama menyemangati.
Ella tersenyum lega, dimatanya terlihat binar
harapan kelak ia akan bisa menari berlenggak-lenggok di panggung seperti
impianya.
0 komentar:
Post a Comment