Thursday, April 19, 2018

Selamat Jalan Nol Pareira Mandalangi

Sejak terbentuknya LP3KD Banten pada awal Juli 2017, aku mengenal Pak Nol Pareira. Pembawaannya sederhana dan selalu menebarkan keramahan kepada siapa saja yang ditemuinya, termasuk kami yang terlibat dalam mempersiapkan PESPARANI (Pesta Paduan Suara Gerejani) Katolik. Beberapa kali pertemuan, baik di LP3KD Banten maupun team kecil pra-pesparani yang akan menyeleksi para peserta paduan suara, Pak Nol Pareira tidak pernah absen. Ia tetap hadir dan seakan memberikan spirit bagi team LP3KD Banten dan team kecil pra-pesparani untuk terus maju dalam mempersiapkan kontingen untuk mewakili Banten yang akan ke Ambon pada bulan Oktober 2018.   

Petrus Nolascus Pareira Mandalangi ( Nol Pareira)  berasal dari Maumere, Kabupaten Sikka, Flores. Ia lahir  pada 5-2-1946 ( 72 tahun yang lalu) . Menurut salah seorang adiknya yang saya temui di rumah duka Jl.Guntur 4 Pesanggrahan – Jakarta Selatan, mereka ada 11 bersaudara. Keluarga ini memiliki keunikan tersendiri, yakni sebagai pencinta musik-musik klasik. Pak Nol sendiri ketika masih aktif mengajar di Regina Pacis – Slipi, pelajaran musiklah yang diampuhnya. Pak Nol menempuh pendidikan Filsafat di STFK Ledalero – Maumere. Berbekal pendidikan filsafat dan diperkuat dengan kemampuan bermusik  serta komponis, Pak Nol berani melanglang buana Jakarta dan menikmati kerasnya ibu kota negara.
Selama 72 tahun, musik klasik dan musik Gregorian mengalir terus dalam dirinya. Karena kemampuan menguasai dunia musik  klasik ini  menggugahnya untuk terus berkarya dalam lingkup Gereja, terutama Paroki Santo Matius Penginjil – Bintaro. Kepergiannya yang begitu mendadak membuat banyak orang kaget karena memang kematian itu datang seperti pencuri di malam hari. Kematian menjemputnya di saat kami (LP3KD) Banten masih membutuhkannya. Kami masih merancang program PESPARANI di bawah naungan LP3KD Banten.
Saya masih ingat baik ketika kita mengadakan rakerda LP3KD Banten di Paragon Biz Hotel – Karawaci. Dua hari kita mengadakan pertemuan, yakni Senin-Selasa, 16-17 April 2018. Ketika cek in di hotel, Pak Nol meminta bantuan saya untuk mengantarnya ke lantai 11. Saya menurutinya dan menunggunya di kamar sampai datangnya teman sekamar, Pak Yulianus Sunaryo. Setelah itu pada sore harinya kita membuka pertemuan bersama. Banyak ide dan gagasan yang engkau sumbangkan pada saat diskusi sebagai cara sederhanamu  untuk mendukung  proses perjalanan LP3KD Banten yang belum berumur setahun ini.
Kami masih ingat tentang canda tawamu dan terutama pada saat perkenalan. “Saya  lahir lebih dahulu. Mulai dari Nol sebelum bilangan lain. Dan saya lebih muda.” Demikian perkenalan Pak Nol kepada para peserta rapat. Rupanya canda lucumu untuk terakhir kalinya. Setelah rapat dan keesokan harinya, Rabu, 18 April 2018 engkau dipanggil Tuhan. Engkau pergi dengan tenang dalam ribaan Sang Ilahi. Engkau telah mengajarkan tentang bermusik yang baik di dunia ini dan sekarang, engkau telah masuk ke dalam hidup abadi di surga. Bernyanyilah bersama para malaikat di surga dan jangan lupa mendoakan perjalanan LP3KD Banten agar terus berkembang dan menjadi wadah pewarta baru melalui paduan suara. Selamat jalan Pak Nol. Engkau telah mengakhiri pertandingan hidup di dunia ini.***     






No comments: