Wednesday, April 18, 2018

"Kapek Kiwang"

“Ata loge kapek jawhan, ina tite loge kapek kiwang.”  Wengen lagu Simon L. Muda naen ni, ra marin tek’a oneket, teka puho. Kalau goe wengen lagu ni, go peten inak rae lewo, peten ata ribhun.  Lagu ni na tutu koda puke, marin kirin makene. Bagi goe Ata Gelong Lama Ledan, lagu ni na tutu ata ribuhun noon ata kebelen.  Memang, rae lewo tanah Adonara, temutu nolhon mengingatkan tite tentang relasi yang kurang harmonis antara ata ribhun noon ata kebelen.

Lagu Simon L. Muda naen ni mengisahkan secara singkat  mengenai kehidupan ata ribhun yang selalu sederhana, terutama mengenai “rekan renu” dan “tel’e towe.” Hanya yang lebih menonjol dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat Adonara umumnya, “tele towe” menjadi pemandangan yang sangat menyolok dan sekaligus menegaskan status sosial seseorang.  Status sosial menjadi sebuah jalan utama untuk menempatkan seseorang dalam strata sosial tertentu, apakah seseorang menempati posisi pada strata atas, menengah atau bawah? Hal ini bergantung pada keseharian hidupnya dan juga bisa dilihat dari mana dia berasal.

Penggalan lagu “Ata loge kapek jawhan, ina tite loge kapek kiwang, tidak hanya menunjukkan bahan dasar dalam membuat “kewatek” tetapi lebih dimaknai sebagai penegasan seseorang  dalam menempati posisi tertentu dalam masyarakat.  Tite bisa toi ata perae lewo Adonara. Kalau nae pake kewatek dengan sulaman kapek jawhan, atau lebih dikenal sebagai “kewatek ter’a” maka orang yang bersangkutan secara status sosial menempati kelas sosial atas. Demikian sebaliknya apabila seseorang yang memakai kewatek dengan benang kiwane, maka seseorang bisa dipastikan berasal dari kelas sosial bawah.

Dampak lain dari status sosial yang disandang seseorang adalah apabila anak gadisnya menikah  maka bisa dipastikan belis yang akan diberikan oleh pihak laki-laki terhadap pihak perempuan juga cukup banyak. Sebagai contoh, seorang perempuan dari kelas sosial atas, umumnya menikah dan pihak laki-laki harus membawa mahar / beli bisa berjumlah 5, 7 atau  11 gading. Penetapan belis ini mengikuti jejak belis mamanya atau juga berdasarkan suku/ marga yang dianutnya.

Apakah saat ini masih terjadi pemisahan yang tegas antara ata ribhun dengan ata kebelen? Apabila merujuk pada fakta saat ini bisa dikatakan bahwa sudah terjadi pergeseran cara pandang. Tidak lagi dilihat hal yang menyolok dalam kaitan antara strata sosial yang satu dengan strata sosial yang lain. Mudah-mudahan arah hidup ke depan, ada perwujudan masyarakat tanpa kelas sosial dan dengan demikian, tidak ada lagi nyanyian kapek jawhan dan kapek kiwang. Tite ata Adonara hena.***(Valery Kopong)    


No comments: