Saturday, June 27, 2020

Kuasa Dan Belas Kasih Yesus

Saya pernah membaca sebuah kisah demikian. Ada seorang bapak mempunyai seorang anak laki-laki. Pada suatu hari terjadi musibah terhadap anaknya. Dia tertimpa sebuah lemari, sehingga mengakibatkan sang anak tidak sadar diri dan dibawa ke rumah sakit. Dokter menyatakan bahwa sang anak ini tidak mempunyai harapan untuk hidup kembali. Detak jantungnya mulai melemah. Sang bapak menunggu dan menunggu anaknya dengan setia dan penuh harapan terjadi mukjizat. Suatu saat, ada seorang pengunjung yang menyodorkan Kitab Suci kepada bapak itu.

"Pak minta tolong baca Kitab Suci ini. Kitab Suci ini menceritakan tentang Yesus Kristus, yang mampu melakukan mukjizat," kata sang pengunjung itu. Lalu, sang bapak itu menerima Kitab Suci itu. Dia membaca pelan-pelan dan berulang-ulang, lalu dia berdoa dan berdoa dengan penuh iman dan harapan kepada Yesus agar membuat mukjizat  terhadap anaknya. Setelah dia berdoa kepada Yesus, dia melihat ada perubahan gerakan detak jantung sang anak. Detak jantungnya mulai membaik dan membaik, Beberapa minggu kemudian anak itu sembuh dan akhirnya berkembang menjadi anak yang baik dan pintar di sekolahnya.

Bacaan Injil pada hari ini juga mengisahkan tentang rahmat kesembuhan seorang hamba dari perwira dan ibu mertua Petrus serta yang kerasukan setan berkat kuasa dan belas kasih Yesus. Marilah kita datang dan memohon kepada Yesus, bila kita menghadapi pergumulan hidup, termasuk di saat kita sakit.***

(Inspirasi:Injil Matius 8:5-17, 27 Juni, Suhardi)

Friday, June 26, 2020

Masih Ada Mukjizat Bagiku

"Sungguh kupercaya tiada yang mustahil. Mukjijat masih ada dalam hidupku. Sembuhkan sakitku pulihkan jiwaku. Mukjijat masih ada bagiku. Mukjijat masih ada bagiku. Mukijat masih ada bagiku."

 Itulah refren lagu, "Mukjizat Masih Ada" yang dirilis oleh Bapak Niko Njoto Rahardjo pada tahu 2011. Lagu itu mau mengungkapkan betapa Yesus itu mempunyai kuasa dan belas kasih yang sangat luar biasa untuk menyembuhkan sakit penyakit seseorang.  

Bacaan Injil pada hari ini menegaskan hal itu bahwa Yesus mempunyai kuasa dan berbelas kasih untuk mentahirkan seorang yang sakit kusta. Dikisahkan demikian : Ada seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus dan mohon agar Yesus mentahirkannya. Lalu Yesus mengulurkan tanganNya dan orang yang sakit kusta itu pun sembuh. Kuasa dan belas kasih Yesus didukung oleh iman dan harapan dari orang  yang sakit kusta itu, maka terjadilah mukjizat itu.

Sakit karena penyakit yang kita alami dapat menyebabkan gairah hidup kita lemah dan dapat kehilangan iman: seolah-olah Tuhan Yesus tidak mencintai kita lagi. Maka, marilah kita belajar dari orang yang sakit kusta tadi, yaitu dengan iman yang mendalam dan harapan yang penuh bahwa Yesus mampu mentahirkan sakitnya. Kita percaya bahwa mukjizat yang dilakukan oleh Yesus itu masih ada saat ini dan yang akan datang. Kuncinya adalah kita datang dan memohon kepada Yesus dengan iman yang mendalam  dan harapan yang penuh kepadaNya.

( inspirasi : Injil Matius 8:1-4,  26 Juni , Suhardi )

Thursday, June 25, 2020

Manusia Bijaksana

Tuhan menciptakan anggota tubuh kita bukan hanya terdiri dari telinga dan mulut saja yang berfungsi untuk mendengarkan dan menyerukan firman Tuhan, tetapi Tuhan juga menciptakan anggota tubuh yang lain yang dipakai untuk melakukan firman Tuhan yang telah kita dengarkan dan  serukan. Sebagaimana mereka satu tubuh maka antara mendengarkan dan menyerukan serta melaksanakan firman Tuhan hendaknya menjadi satu kesatuan. Apa yang kita dengarkan dan serukan dari firman Tuhan, kita nyatakan dalam realitas kehidupan kita

Bacaan Injil hari ini menegaskan hal itu kepada kita untuk menyatukan antara pendengaran dan seruan serta tindakan nyata dari firman Tuhan. Tuhan Yesus menuntut kita untuk tidak cukup mendengarkan dan menyerukan firman Tuhan saja, tetapi juga melaksanakan firman Tuhan itu

Bacaan Injil pada hari ini menggambarkan dua pribadi manusia yang bijaksana dan manusia yang bodoh. Manusia bijaksana adalah orang yang menyatukan antara pendengaran dan seruan serta tindakan nyata dari firman Tuhan. Manusia yang bodoh adalah orang yang hanya mendengarkan dan menyerukan firman Tuhan saja, tetapi tidak pernah melaksanakan firman Tuhan itu dalam realitas kehidupan sehari-hari. Kita tidak cukup bilang cinta,tetapi hendaknya dikonkretkan dalam kehidupan yang nyata. Kita tidak cukup mengatakan peduli dalam masa pandemi corona ini, tetapi nyata dalam bentuk perhatian dan bantuan sosial. Marilah kita memilih menjadi manusia bijaksana.***

(Inspirasi:Injil Matius 7:21-29, 25 Juni,Suhardi)