Beberapa waktu lalu, seorang siswi yang barusan lulusan UN berupaya
untuk mengambil ijazahnya. Pelbagai cara dilakukan oleh orang tuanya untuk
mencari uang agar bisa menebus tunggakan uang sekolah agar ijazahnya bisa
diambil. Karena tidak ada jalan untuk mencari uang, terpaksa ayahnya
memberanikan diri untuk menawar ginjalnya kepada orang-orang yang
membutuhkannya. Aksi yang dilakukan oleh ayah ini memang dikenal nekat karena
ginjal sebagai organ penting, rela ia jual demi anaknya tercinta, demi masa
depan anaknya.
Melihat aksi yang dilancarkan ini
menggugah menteri Pendidikan dan kebudayaan untuk turun tangan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Ginjal tidak terjaul dan siswi yang bersangkutan bisa
menarik nafas lega karena persoalan keuangan ditangani oleh bapak Menteri. Apa
tujuan dilakukannya penawaran ginjal terhadap masyarakat yang ingin membelinya?
Apakah ini merupakan tindakan untuk mencari perhatian dan belas kasih dari
mereka yang peduli akan pendidikan dan orang-orang yang susah?
Kalau kita melihat tindakan si ayah
itu dan memperhadapkan dengan tindakan yang dilakukan oleh Yesus menjadi sebuah
pilihan yang menarik dan selalu mengarah pada kepentingan orang lain. Orang
lain menjadi lebih bermakna ketika pengorbanan diri seorang Yesus tidak menjadi
sia-sia. Yesus, dalam merintis jalan dan bertindak selalu bertentangan dengan
pandangan masyarakat umum. Yesus memilih
jalan sengsara, sebagai bagian penting dalam melakukan tindakan menyelamatkan
manusia. Yesus, memberi kesaksian dan keberpihakkan tidak memperlihatkan tindakan
biasa-biasa saja melainkan sesuatu yang beda, sesuatu yang terkadang tidak bisa
diterima dengan rasio manusia sendiri.
Yesus tidak menawarkan ginjal demi
kehidupan manusia, tetapi memperlihatkan cara pengorbanan secara utuh sebagai
bagian penting dalam memperlihatkan nilai dibalik perutusannya. Kalau Socrates
meminta racun untuk meminumnya sebagai tanda protes terhadap ketidakadilan
dalam berpolitik, maka Yesus menawarkan Salib penderitaan bagi para
pengikutnya. Memang, salib bukanlah simbol penderitaan berkepanjangan tetapi
melalui salib, ada jalan keselamatan.***
0 komentar:
Post a Comment