Situasi
keberimanan di Eropa kurang terlalu nampak ketika gereja yang megah tetapi
tidak menampakkan aura iman yang baik karena umat tidak aktif dalam kegiatan
menggereja. Tetapi kita percaya bahwa
kehadiran Gereja memberi pengaruh yang luar biasa terhadap perkembangan iman.
Ketika Gereja kehilangan relevansinya bagi kehidupan konkret maka Gereja akan
ditinggalkan. Banyak orang pindah agama karena kebermaknaan hidup beragama
sudah mulai hilang. Agama memberi hidup saya menjadi lebih baik, itu merupakan
pergulatan hidup orang pada masa kini.
Ada masalah yang dihadapi, tetapi
Gereja juga belum tentu memberikan solusi karena berbenturan dengan aturan.
Contoh jelas adalah masalah perkawinan yang dialami oleh umat Katolik. Gereja
di masing-masing benua memiliki persoalan perkawinan yang berbeda-beda.
Misalnya di benua Asia lebih bermasalah berkaitan dengan kawin-cerai, benua
Afrika lebih mengarah pada masalah poligami dan benua Eropa menghadapi masalah
perkawinan sejenis.
Gereja mengalami desertifikasi
rohani dan masuk dalam arus relativisme. Tradisi ditinggalkan demi mengejar
kemajuan dan kesuksesan. Paus berharap iman dinyalakan kembali. Paus Fransiskus
mengatakan bahwa terang iman mulai meredup di tengah arus materialisme. Proses
sekularisasi berpotensi menggerus iman. Gereja menjadi sekedar urusan pribadi
dan terdalam seorang pribadi. Relatisme berkembang pesat di wilayah Eropa.
Di hadapan para penyuluh Agama
Katolik, Romo FX. Sugiyana lebih jauh menekankan ada tiga panggilan sebagai
orang yang Kristiani. Ada tiga panggilan hidup manusia: dipanggil untuk
mengambil bagian dalam pesta dan menikmati rahmat-Nya, dipanggil untuk
mengambil bagian dalam tugas dan karya Tuhan, dipanggil untuk pengadilan
terakhir. Allah lebih sering berkarya dengan memakai manusia untuk melayani
sesamanya. Allah memakai orang-orang
biasa untuk menjalankan rencananya yang luar biasa. Paus Fransiskus terus
menyerukan pembaharuan Gereja dan proses pembaharuan ini tidak bisa ditunda
lagi. Dengan adanya pembaharuan berarti nyala iman yang “mungkin selama ini
redup,” harus dinyalakan kembali agar
terang kebenaran bisa menuntun perjalanan Gereja ini.***(Valery Kopong)
0 komentar:
Post a Comment