
![]() |
Liburan lebaran 2018 di hutan pinus Bantul |
Nyinyiran
para politisi yang merupakan lawan politik Jokowi ini ditanggapi juga oleh
warga yang mencintai pemerintahan Jokowi dan sedang mengalami kemudahan karena
akses jalan tol yang baik. Karena itu tidak mengherankan bahwa pada beberapa
titik di tol wilayah Jawa, terpasang
spanduk yang memberikan ucapan selamat kepada Jokowi yang telah membuat proyek
infrastruktur. Bahkan para pendukung Jokowi menuliskan pada spanduk bahwa tol yang sedang
dilewati oleh warga saat mudik adalah tol Jokowi.
Mudik
tahun ini merupakan momentum untuk saling serang antara para pendukung
pemerintahan dengan para lawan politik Jokowi. Peristiwa mudik seakan memanas
dengan menghadirkan keberhasilan infrastruktur di satu sisi dan dibalas dengan
nyinyiran oleh lawan politik Jokowi. Mengapa
terjadi pro-kontra seperti ini? Alasan jelas bahwa tahun ini adalah momentum
terjadinya pelaksanaan pilkada maupun pilgub dan tahun 2019 nanti terjadi
perhelatan pilpres. Spanduk jalan “tol Jokowi” menjadi viral di media
sosial dan hal ini seolah-olah menutupi gerakan yang terbangun melalui tagar
#2019Gantipresiden yang sempat menjadi viral di medsos pada beberapa waktu
lalu.
Para
pemudik (baca: masyarakat) yang mengalami peristiwa mudik pada tahun 2018 bisa
tercerahkan saat berada pada “jalan tol” dan pada akhirnya bisa menilai,
pemimpin mana yang bisa bekerja untuk rakyat dan mana yang hanya nyinyir dan
miskin prestasi. Perjalanan mudik yang
memanas sesaat ini perlahan turun karena saya berusaha melupakan nyinyiran para
politisi dengan berekreasi di Yogyakarta. Sebelum hari Lebaran, saya bersama
keluarga mengunjungi hutan pinus Becici-Bantul – Yogyakarta. Hutan pinus ini
menjadi terkenal di hadapan publik ketika terjadi kunjungan Barack Obama. Kunjungan
mantan presiden Amerika Serikat ini seolah membawa berkah tersendiri, yakni
memperkenalkan hutan pinus melalui kunjungannya.
Setelah
puas dengan kunjungan di hutan pinus, hari berikutnya kami mengunjung pantai
Parangtritis. Memang pantai ini
menawarkan ombak yang memecah dengan deburan yang berbuih putih. Pantai yang
terkenal angker karena kaganasan gelombang ini sepertinya membuat warga
pengunjung cuma menikmati dari bibir pantai dan tanpa harus menceburkan diri ke
dalam laut. Pada hutan pinus dan lautan Parangtritis yang luas, kami menikmati
sejuknya alam dan perlahan melupakan
hal-hal yang berbau politis.***(Valery Kopong)
0 komentar:
Post a Comment