Saturday, June 6, 2020

Persembahan Yang Tulus

    Kita pernah membaca atau mendengar sebuah ungkapan, "Ada udang di balik batu". Artinya,kita melakukan sebuah tindakan yang baik,namun ada maksud terselubung di dalam hati kita.

   Inilah yang terjadi dalam diri orang  Farisi, sebagaimana yang kita baca dalam kisah Injil pada hari ini.Yesus mengkritik pedas sikap dan tindakan baik orang Farisi, yang menunjukkan sikap kesalehan yang luar biasa, tetapi ada maksud terselubung dari dalam hatinya, entah demi  pujian, demi gengsi,sikap prestisius,kehormatan,status sosial maupun mencari simpati orang lain.

   Dalam situasi pandemi virus corona ini,kita mendengar dan membaca begitu banyak sikap dan tindakan karitatif dan solidaritas.Semoga hal ini tidak dilandasi oleh kesalehan kosmetik:sebuah tindakan karitatfi dan solidariatas hanya untuk sebuah hiasan yang dipertontonkan kepada banyak orang demi sebuah pujian.Setelah itu luntur ditelan oleh bumi. Semoga karya karitatif dan solidaritas mereka disemangati oleh persembahan seorang janda, yang tulus mempersembahkan apa yang dia miliki dengan ketulusan hati,tanpa ada udang di balik batu

    Kita dipanggil untuk belajar dari janda miskin.Berani dengan ikhlas tanpa pamrih berkurban menyerahkan sebagian dari apa yang dimiliki untuk kepentingan sesama.Itulah panggilan mulia yang hendak kita hidupi. Jumlah kecil yang dikurbankan lebih berharga dari jumlah besar tanpa disertai kurban.

( inspirasi : Injil Markus12:38-44, 06 Juni,Suhardi )

Friday, June 5, 2020

Doa Di Waktu Subuh

Tuhan Yesus,,ajarilah aku untuk memahami Engkau makin benar dan mendalam. Aku tahu, Engkau bukan hanya keturunan Daud, tetapi engkau sungguh Allah yang turun ke bumi untuk menyelamatkan kami umat manusia. Engkau yang bertahta dalam kerajaan surga, turun ke bumi untuk merasakan hidup bersama kami umat manusia. Engkau mau menunjukkan jalan kepada  kami ke tempat Engkau bertahta di surga. Maka, engkau bersabda, " Akulah jalan, kebenaran dan hidup"

 

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk nemahami Engkau makin benar dan mendalam. Aku tahu, engkau diharapkan menjadi seorang tokoh politik yang gagah perkasa dan  bergelimangan harta duniawi.  tetapi, Engkau melepaskan semuanya itu. Engkau memutuskan dengan bulat untuk melaksanakan rencana dan kehendak Bapa untuk menyelamatkan kami dari keterpurukan dosa dengan sengsara dan wafat-Mu di kayu salib, namun Engkau bangkit dan mulia.

 

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk memahami Engkau makin benar dan mendalam. Aku tahu, kitab sucimu dapat mengantarku untuk mengembangkan imanku makin mendalam dan kuat,  untuk mengenal dan mencintaimu lebih benar dan baik. tetapi, aku sering memanfaatkan waktuku untuk lebih banyak membaca sms di whatsapp, facebook, messengers, instagram, atau line. Aku menghabiskan waktuku dengan sibuk di media sosial. Sadarkanlah aku bahwa kitab sucimu lebih berarti dan lebih berguna bagiku untuk membawa keselamatan hidupku.

 

( Inspirasi : Injil Markus 12:35-37, 05 Juni,  Suhardi )

Thursday, June 4, 2020

Cinta Kasih Allah dan Sesama

Mahatma Gandhi adalah salah satu tokoh nasional agama Hindhu dari negara India. Walau dia beragama Hindhu, beliau mengagumi orang-orang kristiani. Mengapa ? Karena orang-orang kristiani mempunyai ajaran cinta kasih yang diajarkan oleh Kristus. " Seandainya orang kristiani sungguh-sungguh menjadi orang kristiani, maka dunia akan terasa damai," kata Mahatma Gandhi.

    Hari ini kita diingatkan kembali ajaran Kristus  kepada kita, yaitu tentang cinta kasih. Yesus bersabda, "Kasihanilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah :Kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini."

    Dua hukum itu menyatu seperti dua sisi dalam sekeping uang. Mengasihi Tuhan harus mewujud dalam kasih kepada sesama.Kasih kepada sesama berdasarkan kasih Allah yang lebih dahulu mencintai kita.                      Bunda Theresia pernah berkata, "Bagaimana kita bisa bilang mengasihi  Tuhan yang tidak tampak, sedangkan kita tidak mampu mengasihi manusia yang kelihatan ada di sekitar kita?"

     Bisakah kita sungguh-sungguh menjadi orang kristiani? Marilah kita mempraktekkan cinta kasih Allah dan sesama serta alam lingkungan kita dalam realitas kehidupan kita, sehingga kelak kita bisa masuk surga.

( inspirasi : Iniil Markus 12: 28b-34,   04 Juni, Suhardi )

Wednesday, June 3, 2020

Mengapa Putus Asa?

"Tuhan tidak menghadiahkan kepada kita Roh keputusasaan, tetapi Roh kekuatan, cinta dan kebij

aksanaan,", kutipan bacaan suci hari ini (2 Tim 1,1–3.6–12), menyentuh saya secara pribadi. Saya teringat pada nasihat Bapak Rohaniku semasa masih seminari kecil.” Bacalah sebanyak mungkin buku-buku rohani tentang contoh hidup para Santo-Santa, para Martir, yang mengorbankan nyawa mereka untuk iman akan Yesus. Dengan kutipan bacaan di atas, hari ini, kata-kata Bapak rohaniku itu memiliki makna khusus dan menjadi lebih aktual. Sungguh, dengan kuasa Roh Cinta, mereka- (para Santo- Santa- Para Martir) telah mengorbankan segala-galanya bagi Kristus sampai mati, walaupun mereka dapat melakukan sebaliknya.