Monday, February 13, 2017

Magisterium

Yesus mendekati mereka [kesebelas murid-Nya] dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:18-20)
Magisterium adalah Wewenang Kuasa mengajar Gereja. Dasar Magisterium adalah sebagai berikut :
“Adapun tugas menafsirkan secara otentik Sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu, dipercayakan hanya kepada Wewenang Mengajar Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan alas nama Yesus Kristus” (DV 10). (KGK 85)

TRADISI-TRADISI DALAM GEREJA KATOLIK

SATU – Air Suci

Bila Anda datang ke gedung gereja, hal pertama yang Anda lakukan adalah mencelupkan tangan Anda ke dalam air suci dan membuat tanda salib. Mengapa Anda melakukan itu? Nah, inilah tiga alasannya:
  1. demi pertobatan terhadap dosa-dosamu;
  2. untuk perlindungan terhadap yang Jahat;
  3. untuk mengingatkan Anda tentang pembaptisan.
Penjelasan
  1. Air suci mengingatkan kita untuk menyesali dosa-dosa kita. Ketika ada ritual pemercikan dalam liturgi, kita selalu menyanyikan Asperges, yang berarti “Anda akan diperciki atau dicuci“. Asperges me hysoppo et mundabor; lavabis me et super nivem dealbabor. Ini adalah kata-kata dari Mazmur pertobatan besar, Mazmur 50: Engkau akan mereciki aku dengan hisop dan aku akan dibersihkan: Engkau akan mencuci aku, dan aku akan menjadi lebih putih dari salju.
  2. Air suci adalah sakramental yang merupakan perlindungan terhadap perangkap setan. Doa lama untuk pemberkatan air suci mengatakan: Ya Allah, pencipta dengan kekuasaan tak terkalahkan, Raja kerajaan tak terkalahkan dan pemenang sungguh agung: yang mengalahkan kekuasaan musuh dan menaklukkan kemarahan amukan musuh, yang memerangi dengan kuasa melawan musuh jahat kami: dengan gentar kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, kami mohon dan meminta kepada-Mu: dengan belas kasih lihatlah air dan garam ini, dengan murah hati terangilah ini, menguduskannya dengan embun cinta kasih-Mu, sehingga dimanapun itu ditaburkan, melalui penyeruan Nama-Mu yang kudus, setiap perwujudan roh jahat diusir, dan teror dari ular beracun dijauhkan. Dan semoga kehadiran Roh Kudus selalu bersama kami, kami yang memohon belas kasihan-Mu.
  3. Air suci mengingatkan kita tentang janji pembaptisan kita untuk : menolak Setan, mengakui iman dalam Kristus, dan telah dibaptis dalam misteri Tritunggal Kudus. Pada saat itu, semua dosa kita telah diampuni: dosa asal dan aktual, dan kita menjadi anak-anak Allah, filii in Filio, ahli waris dari janji Allah, dan sekarang berani memanggil Allah sebagai Bapa kita.

Friday, February 3, 2017

BAPAK STANISLAUS LEWOTOBY

Acara perpisahan pak Stanis dengan Bapak Basyari Syam (Kepala Kanwil)





“Setiap hari kita harus membuat titik-titik kebaikan.”  Kata-kata ini merupakan kata kunci bagi seorang Stanislaus Lewotoby selama menjabat sebagai Pembimbing Masyarakat Katolik (Pembimas Katolik) pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten. Pria berdarah Ambon dan Flores  ini selama kurang lebih 9 tahun mengabdi sebagai Pembimas di Banten. Banyak suka dan duka dialaminya ketika  menjabat sebagai Pembimas.

Jabatan yang diemban selama ini berakhir juga seiring dengan masa pension, terhitung mulai 1 Februari 2017. Menjelang pension, para staf, guru dan penyuluh berkumpul bersama di Kantor Bimas Katolik, Senin 30 Januari 2017 untuk mendengar pamitan terakhir sebelum memasuki masa pension. Ada banyak kesan dan pesan yang disampaikan oleh semua staf, guru dan penyuluh berkaitan dengan masa kepemimpinannya. Selamat memasuki masa pension, dan terima kasih untuk semua jasa baikmu.***(Valery Kopong)

Wednesday, January 11, 2017

ELEGI MALAM PISAH



Setiap  hari, sepertinya penanggalan bergerak maju dan pada akhirnya menemukan titik puncak, akhir tahun.  Semua mata tertuju pada kalender  bisu yang terus melekat pada dinding-dinding kumal. Pada tanggal terakhir di bulan Desember ini, kalender  2016 perlahan diturunkan  dan siap diganti dengan kalender yang baru, 2017.  Tetapi sebelum mengakhiri tahun 2016, setiap kita sepertinya  ingin memaknai tahun ini sebagai momentum penting untuk merefleksikan diri dan mengenang setiap kejadian yang telah kita lalui. Berapa langkah dan jejak kaki, kita torehkan dalam sejarah perjalanan hidup kita terutama mengisi hari-hari hidup di tahun 2016 ini?  Jika itu pengalaman menarik maka keinginan kuat bagi kita untuk mengulangi pengalaman yang sama. Tetapi jika sebaliknya, pengalaman yang kita alami adalah pengalaman yang  tidak mengenakan bagi kita, maka pelan tetapi pasti, kita  akan berusaha untuk melupakan pengalaman itu, sambil berharap bahwa  di tahun baru, 2017 itu akan lebih baik.
           

Thursday, January 5, 2017

KANVAS RAHIM

wajah kedua orang tuaku
Merayakan  ulang  tahun, ibarat membuka lembaran kehidupan baru. Dalam lembaran kehidupan itu, sang yubilaris terus menggores  sejarah dan mengingat kenangan masa lampau, terutama  orang tua dan tempat kelahiranku. Pada rentang keheningan saat ini, kubuka lagi puisi yang pernah aku tulis, persis pada waktu merayakan ulang tahunku.  Puisi yang pernah kutulis itu mewakili jeritan kerinduan seorang “aku” yang mesti ada karena “adanya aku-ku yang  lain.”

TANGGAL LAHIR
MELUKIS DIRI
PADA KANVAS RAHIM
IBUNDA