SEPARUH HIDUPKU YANG HILANG
Oleh: Vedizha Efrilia
Kelas: XII IPS 3, SMA Tarsisius Vireta-Tangerang
Seperti dalam bacaan Lukas 15:11-32 yang mengisahkan tentang perumpamaan anak yang hilang, begitulah sendi-sendi kehidupan terbentuk tanpa bisa kita sadari sepenuhnya dari seluruh kejadian yang telah kita alami sendiri. Banyak hal yang begitu nyata yang terjadi pada kehidupan kita sendiri tapi tak seluruhnya dapat kita pahami. Terkadang sendi-sendi kehidupan itu pun tak dapat kita terima dengan alasan keadilan. Tetapi semua itu merupakan jalan Tuhan yang terbaik dan yang telah dipilihkan untuk setiap umat-Nya. Sekalipun kejadian itu buruk atau terburuk yang pernah kita alami, tetapi kita tidak dapat memungkirinya.
Membaca perumpamaan tentang anak yang hilang yang menggambarkan satu keadaan nyata tentang ayah dan dua anaknya di mana sang ayah memperlakukan kedua anaknya secara berbeda sesuai dengan takaran keadilan sang ayah tentunya. Dari situ sang anak sulung yang merasa telah kurang diperhitungkan oleh ayahnya merasa geram dan hanyut dalam pikiran negatifnya. Sesungguhnya setiap orang mempunyai takaran keadilan yang berbeda-beda seperti yang terlihat pada cerita tersebut. Apa yang menurut orang tua adil, belum tentu adil juga menurut sang ayah dan begitu pula sebaliknya. Takaran keadilan itu tidak melihat ke dalam rasa, tidak memperhitungkan perasaan sebenarnya, juga tidak memperhitungkan seberapa penting atau seberapa berharganya orang tersebut untuk kita. Keadilan itu hanya memperhitungkan dari dalam diri orang-orang yang sedang kita perhitungkan, bukan melihat dari luar (fisik) orang tersebut.
Keadilan itu memang sering dipertanyakan di dalam keseharian kita. Apakah yang kita dapatkan itu adil atau tidak? Jarang sekali orang bertanya pada dirinya sendiri. Apa yang saya berikan kepada orang lain itu adil atau tidak? Dari situ kita dapat melihat bahwa sebenarnya lebih banyak kadar keegoisan dalam diri manusia daripada kadar keadilan. Begitu pula dengan diri saya yang lebih banyak mempertanyakan keadilan itu sendiri , apakah yang saya lakukan atau yang saya berikan kepada orang lain itu sudah adil. Begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya seputar keadilan. Kejadian-kejadian masa kecil hingga saya berumur 17 tahun, belum saya temukan letak keadilannya. Bukan berarti saya tak pernah mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan kepada saya. Bukan berarti saya melupakan sisi-sisi positif yang terdapat dalam kejadian-kejadian yang pernah saya alami. Dan bukan berarti saya selalu menyalahkan orang-orang yang terlibat jauh dalam kejadian-kejadian itu.
Keadilan itu memang tak sepenuhnya dapat manusia rasakan dan tak sepenuhnya pula dapat kita berikan kepada orang lain. Karena menurut saya, kadar keadilan tiap-tiap orang itu memang berbeda. Seperti pada saat saya mengalami satu rasa yang benar-benar sangat mengguncang kehidupan saya, rasa kehilangan yang begitu besar pada bagian hidup saya. Hanya segores tinta yang memberi arti lain dalam sendi-sendi kehidupan saya. Saya kehilangan sosok ayah yang begitu besar artinya dalam hidup saya. Ia menutup mata untuk menuju peristirahatan terakhirnya pada saat saya tidak berada di sisinya. Saya sedang berada di sekolah pada waktu ia berusaha melewati masa-masa kritisnya. Bahkan pada saat ia dipulangkan dari rumah sakit ke kediamannya pun, saya belum melihat dan menyentuhnya. Saya baru bisa melihatnya pada malam hari. Dan hari itu adalah hari yang tak pernah terlupakan bagi saya. Awan gelap itu menyambut kesedihan dan tangisan yang tertumpah begitu saja setelah saya melihat sosok laki-laki paruh baya yang sangat saya cintai sudah terbujur kaku, tak dapat lagi memanjakan saya seperti yang biasa dia lakukan. Satu tahun lebih ia meninggalkan saya untuk selamanya. Dari situ saya benar-benar mempertanyakan keadilan Tuhan untuk kehidupan saya. Apakah itu adil bagi saya? Tuhan mengambilnya saat saya tidak ada di sisinya. Dan sampai sekarang, pertanyaan itu tidak pernah terjawab. Saya sangat merindukannya, merindukan senyumannya, kelembutannya, belaian kasih sayangnya, juga suaranya. Seperti pada perumpamaan tentang anak yang hilang yang memikirkan ayahnya dan menyesali perbuatannya ketika berada jauh dari ayahnya dan berkaca pada kehidupan orang lain.***
Popular Posts
-
Judul : Pengampunan Yang Menyembuhkan Penulis : Jean Maalouf Penerjemah : Wilhelmus David ...
-
Misa inkulturasi Flobamorata (20/10/2013) Bulan Oktober, di kalangan Gereja Katolik dikenal sebagai bulan rosario. Pada bulan ...
-
ANAK DOMBA Mengapa Yesus mengatakan diri sebagai Anak Domba Allah dan bukannya yang lain? Apabila melihat tingkah laku anak dom...
-
Eksistensi Gereja tak pernah sepi dari ancaman, bahkan dihambat perkembangannya. Kondisi seperti ini telah dan terus terjadi sebagai bentu...
-
Siapa yang tahu persis, kapan kematian itu menjemput seseorang? Di pagi yang cerah dengan awan sisa menggelantung di tangkai langit, seol...
Recent Posts
Categories
Unordered List
Pages
Blog Archive
Powered by Blogger.
Comments
Popular Posts
Total Pageviews
Blog Archive
www.adonaranews.com
www.adonaranews.com
Find Us On Facebook
Ad Home
Featured Video
Featured Video
Random Posts
Recent Posts
Header Ads
Labels
About Me
Foto Keluarga
Foto profilku
Labels Cloud
Labels
Follow Us
Pages - Menu
Popular Posts
-
Courtesy Museion Museum / ...
-
Menjadi juri pada lomba debat di SMA Tarsisius Vireta merupakan sebuah kehormatan. Memposisikan diri sebagai seorang juri dalam lomba deba...
-
TARIAN “HEDUNG”: CERMIN KEBUASAN MANUSIA ( Sebuah Analisis Sosio-kultural) Oleh: Valery ...
-
MUDIK (catatan di akhir mudik) Oleh: Valery Kopong* Sabtu, 27 September 2008 kami mengadakan perjalanan (mudik) ke kota Gudeg, Yogyakarta. K...
-
KISI-KISI SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR TAHUN 2018 /2019 KELAS / SEMESTER: III/I MATA PELAJARAN: AGAMA KATOLIK DAN B...
-
Kunjungan Raja Salman membawa dampak positif terhadap kerajaan Saudi Arabia dan Indonesia. Kunjungan ini juga termasuk sebuah kunjungan is...
-
Lonceng Kematian Sekolah Swasta Rabu, 24 September 2008 00:20 WIB S BELEN Tahun...
-
Oleh Chris Boro Tokan Adalah seorang F.A.E. van Wouden yang melukiskan Trinitas Kepemimpinan Purba di Indonesia Bagian Timur, me...
-
Setelah memberikan materi tentang “siapakah saudaraku” pada anak-anak Persink Gregorius, pikiranku tertuju pada keluarga dan tetangga yang...
-
TPG IMAGES Dansa tango. ...
0 komentar:
Post a Comment