Istilah Kyrie diambilkan dari
kata-kata Yunani: Kyrie eleison, yang diterjemahkan: Tuhan, kasihanilah. Seruan
Tuhan (Kyrie) di sini pertama-tama adalah seruan yang menyampaikan penghormatan
kepada Yesus Kristus yang kita sebut Tuhan. Kata-kata kasihanilah (eleison)
merupakan seruan untuk memohon belas kasih ilahi. Seruan itu pula yang
disampaikan oleh dua orang buta (bdk. Mat. 9:27 dan Mat. 20:30) atau Bartimeus
(Mrk 10:47), atau perempuan Kanaan itu (Mat. 15:22).
Dari bentuknya, kyrie ini
merupakan suatu litani. Bentuk litani selalu terdiri atas suatu pernyataan atau
permohonan yang dibawakan oleh petugas dan dijawab oleh umat beriman dengan
seruan yang selalu sama. Sebenarnya seruan Kyrie eleison ini sudah dikenal
dalam lingkungan kafir, saat mereka menghormati dewa atau raja / kaisar mereka.
Dalam Missale Romanum 1970,
jumlah kyrie ini dikurangi menjadi dua kali tiga, seperti kita praktekkan juga
dalam TPE kita. Meskipun begitu, seruan kyrie ini boleh diulang-ulang lebih
banyak (PUMR 52).
Seruan kyrie ini selalu
digunakan menyusul doa tobat cara 1 dan cara 2. Namun, jika yang digunakan
tobat cara 3 dan cara 4, kyrie ini tidak perlu digunakan. Tuhan kasihanilah
biasanya dilagukan oleh seluruh umat, yakni: “silih berganti oleh umat dan
paduan suara atau solis” (PUMR 52).
0 komentar:
Post a Comment