(Sumber inspirasi: Markus 8:11-13)
Mengapa angkatan
ini meminta tanda? Inilah satu pertanyaan retoris yang diajukan oleh Yesus
ketika berhadapan dengan orang-orang farisi. Permintaan orang-orang farisi ini
akan tanda dari Yesus memperlihatkan tingkat kualitas kepercayaan terhadap Dia
yang semakin lemah dan karena kehadiran Yesus sendiri mengganggu kemapanan
hidup mereka. Yesus tidak secara
serta-merta memperlihatkan tanda baru, bahkan menolak untuk memberikan tanda
selain tanda nabi Yunus. Tanda Yunus menjadi tanda peringatan Tuhan kepada
Niniwe dan Yunus sendiri tidak melakoni
tugas sebagai nabi yang menyerukan
sebuah peradaban hidup yang baru. Yunus melarikan diri dari Tuhan dan
mendapatkan kutukan dari-Nya. Ia dibuang ke laut dan ditelan ikan. Ia hidup selama
3 hari, tiga malam dalam perut ikan.
Apa
yang terjadi di zaman nabi Yunus sudah menjadi peringatan yang menyejarah dan
kisah yang menyapa setiap generasi yang hidup.
Tanda pertama yang diperlihatkan Allah kepada manusia melalui Yunus
menjadi sebuah ikatan antara masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
Tiga dimensi waktu ini terikat oleh tanda dari sang penguasa waktu. Yesus tidak
memperlihatkan tanda baru selain tanda nabi Yunus karena Ia memahami kedalaman makna dari tanda tersebut yang juga mengena
dengan dirinya sendiri. Yesus menghargai tanda dan membiarkan tanda itu
bermakna dalam siklus zaman tetapi tak satu pun yang menyadari makna tanda dari
nabi Yunus itu.
Namun
Yesus yang diberi peran yang kian berat itu menyadari bahwa Dia akan segera
hancur di bawah tekanan perutusan yang menyelamatkan itu. Yesus tampil di
hadapan orang-orang farisi dalam ketelanjangan cogito, ergo sum, saya berpikir
maka saya ada, merasa perlu menyembunyikan diri lagi dibalik berbagai tekanan
untuk memperlihatkan tanda baru dari-Nya. Desakan permintaan tanda ini
seolah-olah tanda Yunus telah usang dan diganti dengan tanda dari Yesus
sendiri. Kategori waktu dan ruang, kategori sebab-akibat dan substansi adalah
kerangka-kerangka yang tetap yang ada dalam benak pemikiran manusia, yang tidak
bergantung pada penentuan bebas manusia dan sebab itu berada di luar tanggung
jawab manusia. Menunjukkan keterbatasan pikiran manusia berarti juga menyatakan
keterbatasan tanggung jawabnya.
Apakah
di dalam hidup, sebagai pengikut Kristus, kita pun menyangsikan tanda dari
Yunus dan meminta tanda baru dari Yesus? Yesus telah memaknai tanda tersebut
dan bahkan mengalami sendiri. Kalau
Yunus ditelan ikan dan hidup di dalam perut ikan selama 3 hari, 3 malam
maka Yesus pun telah menggenapi tanda itu. Ia telah ditelan maut dan hidup di
dalam perut bumi selama 3 hari. Inilah tanda yang telah diperlihatkan Yesus
kepada dunia, tanda kematian dan kebangkitan-Nya dari alam maut. Tanda inilah
yang menjadi ikatan iman kita kepada Yesus sebagai sumber keselamatan kita.
Orang-orang
farisi mewakili angkatannya, masih ragu dan meminta tanda baru dari Yesus. Apa
yang dilakukan oleh orang-orang farisi seringkali juga kita lakukan untuk mengungkapkan
lemahnya kepercayaan kita kepada seseorang. Terkadang kita ragu kepada
guru-guru dan mempertanyakan nilai yang mewakili kemampuan kita. Merasa ragu
itu adalah sesuatu yang wajar di dalam hidup ini. Tetapi menjadi tidak wajar
jika di dalam hidup kita dipenuhi dengan keragu-raguan. Apabila hidup kita
diliputi oleh rasa ragu yang berkepanjangan maka akan menjadi sulit untuk
menentukan hidup yang lebih optimis. Mudah-mudahan kita tidak merasa ragu lagi
terhadap Yesus karena dialah yang menjadi pelita yang menerangi masa depan
kita. (Valery Kopong)