Friday, December 13, 2013

ADA MAAF LAHIR DARI YANG TERLUKA



Judul                : Pengampunan Yang Menyembuhkan
Penulis            : Jean Maalouf  
Penerjemah    : Wilhelmus David  
Penerbit          : Orbit Media
Tebal              : 122 halaman
ISBN               : 978-602-17548-9-4

Ketika Paus Yohanes Paulus II ditembak, sepertinya tidak ada dendam yang tumbuh dalam dirinya. Paus Yohanes Paulus II setelah sembuh, malah mengunjungi si penembak. Dunia menjadi heran penuh tanya, mengapa Ia yang terluka harus memulai menumbuhkan rasa maaf kepada orang yang melukainya? Tindakan mendiang ini tidak merupakan tindakan simbolik tetapi mewujudnyatakan tindakan  kasih yang pernah diperlihatkan oleh Sang Guru, Yesus Kristus. Yesus tidak menaruh dendam terhadap mereka yang menganiaya, bahkan Yudas Iskariot  yang datang membawa para algoju hendak menangkapnya, Yesus masih menyapanya sebagai sahabat. “Sahabat, untuk maksud itukah engkau datang?”
Pengampunan dalam lingkup pemikiran orang-orang Kristiani merupakan landasan utama dalam menghidupi kehidupan ini. Yesus yang telah membawa hukum kasih, menjadikan setiap pengikutnya meneladani apa yang telah dilakukan. Apakah orang-orang Katolik dan orang-orang Kristiani secara umum sudah mewujudkan kasih dan memberi pengampunan kepada orang lain ketika orang lain melakukan kesalahan terhadapnya? Mengampuni orang lain, seperti yang dianjurkan oleh Yesus terkesan gampang tetapi ini menjadi tantangan berat bagi orang-orang Katolik karena tidak mudah mengampuni orang-orang yang telah melukai hati kita.
Berapa kali pengampunan yang kita berikan kepada orang lain yang melukai hati kita? Yesus mengajarkan bahwa dalam mengampuni orang yang bersalah kepada kita, bukan hanya sekali tetapi memberikan pengampunan tanpa batas,  mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali. Mengampuni tanpa batas, itu berarti ketika orang yang sama melakukan kesalahan kepada kita, kita pun tidak  bosan-bosan memberikan pengampunan kepadanya. Dengan memberikan pengampunan padanya berarti kita memberikan energi positif dan relasi persahabatan terbangun kembali.
Jean Maalouf,  dalam buku ini menawarkan perspektif baru dalam  konsep pengampunan yang sungguh-sungguh membawa penyembuhan. Dengan berakar  sangat kuat pada kitab Suci dan teologi Vatikan II dan dengan semangat dan spiritualitas Paus Yohanes XXIII, buku ini membuka jalan baru menuju kehidupan rohani yang lebih baik dan mendalam, sehat dan utuh. Pengampunan adalah kekuatan dahsyat untuk menyembuhkan kita dari kehancuran.***(Valery Kopong)

No comments: