Program literasi yang berlaku pada masing-masing sekolah
memiliki dampak yang cukup baik, terutama memacu minat baca para siswa / siswi.
Kegiatan literasi ini berlangsung 15 menit sebelum proses belajar dan mengajar
dimulai. Ada beberapa sekolah mewajibkan siswa / siswi untuk membaca buku
biografi yang mengisahkan tentang kehidupan tokoh-tokoh yang populer. Membaca
buku-buku biografi sangat membantu para siswa / siswi untuk mengenal karakter
dan lebih dari itu keberhasilan yang diraih dari tokoh yang dikisahkan dalam
buku yang dibaca itu. Cara ini terbilang sederhana tetapi sangat membantu para
pembaca yang umumnya masih muda, yang masih mencari figur-figur tertentu
dicontohkan. Apakah literasi hanya
berhenti pada aktivitas membaca dan mengenal tokoh-tokoh tertentu yang
dikisahkan dalam buku itu ataukah kegiatan literasi membawa dampak yang lebih
luas terhadap cara berpikir dan mendukung proses penulisan, entah karya ilmiah
atau karya jurnalistik populer?
Seberapa jauh siswa / siswi dan orang-orang Indonesia
umumnya memiliki minat baca yang tinggi?
Sebuah penelitian berkaitan dengan minat baca orang Indonesia yang
pernah dilakukan, hasilnya cukup mengejutkan. Orang-orang Indonesia ternyata
minat bacanya sangat rendah. Mengapa minat baca orang-orang Indonesia sangat
rendah? Barangkali dipengaruhi oleh minimnya buku-buku yang ada dan terlebih
membaca buku tidak menjadi budaya masyarakat kita. Kalau kita membandingkan
antara orang-orang Indonesia dengan
orang-orang Eropa umumnya, kita kalah jauh soal membaca. Orang-orang Eropa,
ketika sedang menunggu kereta atau bahkan berada di toilet pun, kegiatan
membaca tetap dihidupkan. Karena itu tidak mengherankan apabila kegiatan ilmiah
sangat hidup dan berawal dari minat
membaca yang merangsang setiap pembaca untuk mempertanyakan tentang
sesuatu atau melakukan tindakan ilmiah dengan penelitian. Hasil penelitian dari
berbagai aspek sangat dihargai oleh pemerintah karena para peneliti memberikan
kontribusi terhadap pola pengembangan kehidupan masyarakat. Hasil penelitian
mereka (orang Eropa) umumnya tidak hanya dihargai tetapi lebih dari itu bisa
digunakan untuk kepentingan publik dan hak paten dari penelitian itu dilindungi
oleh pemerintah.
Bagaimana
mempertahankan budaya membaca ini sebagai bagian integral dalam kehidupan
orang-orang Indonesia umumnya dan siswa / siswi khususnya yang sedang mengenyam
pendidikan? Program literasi mestinya tidak hanya berhenti di sekolah tetapi
tetap berlanjut di rumah atau di mana saja kita berada. Artinya, bahwa membaca
adalah sebuah kebutuhan, terutama membaca buku-buku bermutu yang membantu kita
membangun imajinasi baru bahkan merangsang cara berpikir kita untuk melakukan
penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah yang dimaksudkan adalah penelitian sederhana
yang dilakukan dengan berpatok pada teori-teori para ahli yang diketahuinya.
Dengan demikian, penelitian yang dilakukan, tidak hanya melahirkan teori-teori
baru tetapi juga menguji teori-teori yang sudah ada dengan melakukan penelitian
tersebut.
Melakukan
penelitian sederhana, entah itu menguji teori yang sudah ada atau penelitian
yang menghasilkan teori baru, perlu didasari oleh pola pemahaman yang kuat dan
ketajaman berpikir yang cerdas. Semua ini bisa didapat hanya dengan membaca.
Karena dengan membaca, kualitas pribadi seseorang akan kelihatan dari cara
bertutur yang berbobot dan berpikir
jernih. Adam Malik, mantan Wakil Presiden pada masa Orde Lama, menduduki
posisi penting, bukan karena ia sekolah pada perguruan tinggi ternama tetapi karena
kegigihan dalam membaca buku-buku dan
menghantarkan dia menduduki posisi strategis.
Masyarakat
akademik, harus mulai membuka diri dan terlibat penuh terhadap pola penerapan literasi, membaca
selama 15 menit sebelum memulai pelajaran. Kiranya, generasi saat ini yang
memulai proses literasi semakin memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan
program literasi ini menjadi sebuah keharusan bahkan menjadi budaya baru dalam masyarakat kita. Suatu saat nanti,
orang Indonesia tidak hanya dikenal sebagai masyarakat penikmat tontonan di
televisi tetapi sebagai pembaca dan sekaligus sebagai penulis yang produktif
bahkan sebagai pemikir yang kritis.***
0 komentar:
Post a Comment