Senin, 6 April 2020 (Dalam pekan suci )
Hari-hari belakangan ini banyak orang
mencari maskar untuk menutup mulut dan hidung agar bisa terhindar dari serangan
virus corona. Pada saat virus merebak di Jakarta, orang-orang berduit memborong
masker itu dan menimbunnya sehingga seolah-olah menjadi barang langka dan
kemudian dijual dengan harga mahal. Hanya ada seorang ibu di Jakarta Utara yang
menjual masker dengan harga murah dan dikhususkan untuk mereka yang miskin.
Atas
peristiwa pemborongan masker ini mengundang seorang artis (Aming) memberikan
komentar yang cukup pedas. "Pada akhirnya bukan corona yang
membunuh kita tapi saudara sendiri yang punya duit, berbondong bondong ngeborong sampe stock
kosong!" kata Aming. "Sobat miskin cuma bengong, dimatiin sodara
sendiri dalam keadaan kelaparan. Siapa lebih jahat? Corona apa manusia?"
sambungnya..
Kisah
nyata yang sedang menghantui bangsa ini bahkan seluruh dunia, menghantar kita
untuk memahami pesan kitab suci hari ini. Dalam kitab Yesaya dikatakan bahwa
apa pun resiko yang diterima oleh penyelamat tak mampu terkulai di tengah
terpaan yang dahsyat. Walaupun didera dan disiksa oleh tangan-tangan algoju,
namun martabat ke-Allah-an Yesus tak
akan hilang oleh siksaan yang kejam itu. Tetapi justeru dalam kondisi hidup
yang paling getir, ke-Allah-an Yesus mulai nampak dan semua mata manusia
terbuka bahwa jalan yang harus ditempuh dalam menggapai jembatan keselamatan
adalah jalan derita.
Dalam injil hari ini dikisahkan
tentang Maria, saudara Lazarus yang barusan dibangkitkan oleh Yesus, menyiapkan
minyak narwastu yang mahal untuk meminyaki kaki Yesus dan menyeka rambut-Nya. Atas tindakan Maria ini mengundang Yudas
Iskariot untuk memberikan pandangan yang sempit tentang perbuatan itu. Mengapa minyak
narwastu ini tidak dijual dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin? Pertanyaan
Yudas Iskariot menggambarkan kepribadian Yudas yang selalu mementingkan uang
ketimbang mementingkan aspek kemanusiaan. Yudas sebagai pemegang kas
(bendahara) selalu melihat sesuatu dengan nilai ekonomis dan tidak memahami
makna dibalik tindakan Maria, yakni menyiapkan penguburan Yesus.
Dari kisah kitab suci dan
memperhadapkan dengan situasi saat ini, kita bisa melihat bahwa tindakan
orang-orang berduit yang memborong masker mencerminkan kepribadian Yudas
Iskariot yang melakukan segala cara untuk memperoleh mamon. Bahkan Yesus
gurunya sendiri dijual dengan harga 30 keping perak, terlalu murah di mata
manusia.
Tindakan mana yang mirip seperti
Maria? Kita bisa kategorikan tindakan seorang ibu di Jakarta Utara yang menjual
maskernya dengan harga murah dan dikhususkan bagi mereka yang tidak mampu. Tindakan
ini merupakan tindakan menyelamatkan nyawa manusia di tengah terpaan wabah
corona yang mematikan. Dalam situasi sulit seperti ini, Yesus menjadi andalan
utama untuk menangkal maut yang sedang ditawarkan oleh corona. Tetapi terkadang,
Yudas-Yudas baru muncul di permukaan untuk menawarkan jalan sesat agar menutupi
jalan keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus.****(Valery Kopong)
1 komentar:
https://www.youtube.com/watch?v=asTj7ujOLAg
Post a Comment