Wednesday, July 22, 2020

Yesus Memang Beda

Beberapa waktu lalu, seorang siswi yang barusan lulusan UN berupaya untuk mengambil ijazahnya. Pelbagai cara dilakukan oleh orang tuanya untuk mencari uang agar bisa menebus tunggakan uang sekolah agar ijazahnya bisa diambil. Karena tidak ada jalan untuk mencari uang, terpaksa ayahnya memberanikan diri untuk menawar ginjalnya kepada orang-orang yang membutuhkannya. Aksi yang dilakukan oleh ayah ini memang dikenal nekat karena ginjal sebagai organ penting, rela ia jual demi anaknya tercinta, demi masa depan anaknya. 

            Melihat aksi yang dilancarkan ini menggugah menteri Pendidikan dan kebudayaan untuk turun tangan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Ginjal tidak terjaul dan siswi yang bersangkutan bisa menarik nafas lega karena persoalan keuangan ditangani oleh bapak Menteri. Apa tujuan dilakukannya penawaran ginjal terhadap masyarakat yang ingin membelinya? Apakah ini merupakan tindakan untuk mencari perhatian dan belas kasih dari mereka yang peduli akan pendidikan dan orang-orang yang susah?

            Setiap orang yang melakukan tindakan, tentunya memikirkan suatu nilai lebih dibalik semua tindakan itu. Karena dengan melakukan sebuah tindakan, walau terkesan provokatif atau menarik minat publik maka memberi peluang kepada khalayak ramai untuk memperbincangkan persoalan ini dan bahkan menaruh perhatian pada mereka yang memangku kepentingan publik. Tetapi yang pasti bahwa tindakan rasional untuk menjual ginjalnya menjadi tindakan keberpihakan kepada mereka  yang meraih sebuah masa depan yang lebih pasti. Si ayah tahu bahwa kehidupannya menjadi lebih bermakna ketika ia berhasil menyiapkan masa depan anak-anaknya melalui jalur pendidikan. Untuk apa si ayah menghadirkan anak-anak ke dunia ini kalau tidak menyiapakan masa depan secara baik? Inilah sebuah pertanyaan provokatif yang menggugah kesadarannya dan siapa saja yang peduli akan hidup di hari esok.

            Kalau kita melihat tindakan si ayah itu dan memperhadapkan dengan tindakan yang dilakukan oleh Yesus menjadi sebuah pilihan yang menarik dan selalu mengarah pada kepentingan orang lain. Orang lain menjadi lebih bermakna ketika pengorbanan diri seorang Yesus tidak menjadi sia-sia. Yesus, dalam merintis jalan dan bertindak selalu bertentangan dengan pandangan masyarakat umum.  Yesus memilih jalan sengsara, sebagai bagian penting dalam melakukan tindakan menyelamatkan manusia. Yesus, memberi kesaksian dan keberpihakkan tidak memperlihatkan tindakan biasa-biasa saja melainkan sesuatu yang beda, sesuatu yang terkadang tidak bisa diterima dengan rasio manusia sendiri.     

            Yesus tidak menawarkan ginjal demi kehidupan manusia, tetapi memperlihatkan cara pengorbanan secara utuh sebagai bagian penting dalam memperlihatkan nilai dibalik perutusannya. Kalau Socrates meminta racun untuk meminumnya sebagai tanda protes terhadap ketidakadilan dalam berpolitik, maka Yesus menawarkan Salib penderitaan bagi para pengikutnya. Memang, salib bukanlah simbol penderitaan berkepanjangan tetapi melalui salib, ada jalan keselamatan.***(Valery Kopong)   


Pembaharuan Hidup

Pada hari ini Gereja merayakan pesta Santa Maria Magdalena. Ia adalah  salah satu tokoh wanita yang luar biasa dalam pemb
aharuan hidupnya. Menyadari akan kelemahan dan dosanya, dia bertobat,memberikan minyak zaitun yang paling harum di kaki Yesus, mencintai dan mencari Yesus, merasakan kepedihan Yesus di saat Yesus memanggul salib ke puncak Golgota, menyaksikan langsung kematian Yesus di kayu salib, mengantar Yesus di tempat makam serta dia menyampaikan kabar sukacita  kebangkitan Tuhan Yesus kepada para rasul. Seorang tokoh wanita yang bisa diteladani dalam pembaharuan hidupnya dari zona kuning, merah bahkan hitam kehidupannya menuju zona hijau bahkan zona putih. Dia sungguh-sungguh memperbaharui hidup dan imannya.

Bacaan Injil pada hari ini menegaskan bagaimana Maria Magdalena sebagai seorang wanita yang sungguh memperbaharui hidupnya.Dia berusaha mencari Yesus, bahkan ketika Yesus berada di makam. Makanya, pagi-pagi benar dia pergi ke kuburan Yesus, tapi dia tidak menemukan mayat Yesus.Yesus menampakkan diri kepadanya dan mohon menyampaikan berita kebangkitan-Nya kepada para rasul. Dia mempunyai peran yang penting dalam menyampaikan kabar kebangkitan Yesus.   

Kita adalah manusia yang lemah dan berdosa. Kita hendaknya berusaha memperbaharui zona kehidupan kita dari zona kuning,merah bahkan hitam menuju zona hijau bahkan putih,sehingga kelak kita dapat berjumpa dengan Yesus di dalam Kerajaan Surga.
(inspirasi:Yohanes 20:1.11-18,  22 Juli,  Suhardi  )

Tuesday, July 21, 2020

"Inilah IbuKU"

Pada hari Sabtu yang lalu saya bersama pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Banggai melaksanakan kunjungan dan monitoring pelaksanaan ibadat sesuai protokol kesehatan covid 19. Salah satu tempat ibadah yang kami kunjungi adalah stasi Sampaka, Paroki Kristus Raja Sulubombong. Kami menempuh perjalanan selama hampir tiga setengah jam. Sampai di stasi itu, kami disambut dengan ramah. Bahkan ketika kami pulang , kami diberi oleh-oleh hasil bumi mereka, seperti ketela, pisang, dan buah nanas. Teman teman kami merasa senang. Kami tidak punya ikatan darah, tapi mereka menyambut dengan sikap kekeluargaan dan persaudaraan yang luar biasa.

Bacaan Injil pada hari ini menceritakan bagaimana Tuhan Yesus mengajak kita untuk memperluas hubungan kekerabatan, bukan hanya berdasarkan hubungan darah , tetapi lebih luas daripada itu, yakni  melakukan kehendak Bapa.  Yesus bersabda, " Inilah IbuKu, inilah saudara-saudariKu. Sebab siapapun yang melakukan kehendak BapaKu di surga, dialah saudaraKu, dialah saudariKu, dialah ibuKu."

 Sebagaimana tindakan kebaikan dan cinta kasih Yesus di luar batas hubungan darah, maka tindakan kebaikan dan cinta kasih kita juga tidak dibatasi oleh relasi kekeluargaan semata. Tindakan kebaikan dan cinta kasih kita hendaknya berlaku untuk semua orang, tanpa mempertimbangkan asal-usulnya. Kita semua basaudara, moto orang Manado.

 ( inspirasi:Matius 12: 46-50, 21 Juli,  Suhardi )

Rantai Motor

            Ketika melakukan perjalanan jauh dengan sepeda motor, tiba-tiba motorku berhenti mendadak akibat rantainya putus. Untung bahwa saya mengambil jalan agak ke pinggir sehingga tidak ketbrak oleh kendaraan lain yang berlari dengan kecepatan tinggi. Macetnya motor saya juga tidak mengganggu jalannnya lalu lintas. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi ketika motorku berhenti mendadak karena putusnya rantai di tengah jalur jalan Daan Mogot yang begitu ramai?

            Saya menyadari bahwa sudah sekian bulan, motorku belum di service dan terutama rantainya tidak diberi pelumas. Tanpa perawatan yang baik maka banyak resiko yang muncul dan hal ini akan mengorbankan pemilik sendiri. Tapi bagi saya, mogoknya motor merupakan sebuah “pemberontakan” terhadap tuannya yang tidak memberikan perhatian secara proporsional. Hanya tahu pake tetapi tidak tahu merawat. Andaikata motor punya mulut untuk berbicara, pasti dia banyak mengeluh terutama tentang perhatian dan kasih sayang dari pemiliknya. 

            Hidup manusia, tidak jauh berbeda dengan motor. Kehidupan itu sendiri perlu dirawat agar tetap awet dan menjadi bermakna. Tetapi dalam menjalani hidup itu sendiri, perlu disadari bahwa yang menggerakkan kehidupan itu sendiri adalah Allah sendiri. Allah yang menghadirkan manusia di dunia ini, Dia pulalah yang merawat manusia sampai pada kesudahan. Seluruh hidup manusia bergantung pada yang maha kuasa. Allah mempunyai kuasa untuk mencabut nyawa manusia pada setiap saat. Seperti motorku yang rantainya terputus dan berhenti secara mendadak, demikian juga hidup manusia. Allah dalam setiap saat memantau kehidupan manusia dan berhak mencabut nyawa manusia. Di menjalani aktivitas dan masih memilliki banyak obsesi tetapi ternyata Allah menghendaki lain, harus beralih dari dunia ini.(Valery Kopong) 

 

 

Monday, July 20, 2020

Tanda Kebaikan dan Cinta Kasih Tuhan

Bacaan Injil pada hari ini menceritakan tentang permintaan orang Farisi untuk melihat tanda dari Tuhan Yesus. Tetapi Yesus tidak memberi tanda apapun kepada mereka, kecuali tanda nabi Yunus,karena suatu tanda apapun yang diberikan kepada mereka tidak akan mengubah sikap imannya. Berbeda dengan orang Niniwe, mere
ka justru bertobat setelah melihat tanda nabi Yunus.

Yesus telah membuat banyak tanda dan mukjijat, tetapi orang-orang Farisi tidak bergeming untuk mengubah sikap dan tindakan imannya pada Yesus. Orang Farisi masih ingin melihat tanda atau mukjijat yang lain. Kita pun bisa jadi masuk golongan orang Farisi ini. Kita telah merasakan kebaikan, perhatian dan cinta kasih serta belas kasih Allah. Tetapi kita masih mau meminta sesuatu yang lebih daripada itu, apalagi tidak mengubah sikap iman dan pertobatan kita. Kita merasa tidak puas atas tanda kebaikan dan cinta kasih Tuhan

Kita dingatkan akan orang Niniwe. Setelah mereka melihat tanda nabi Yunus, mereka bertobat. Kita hendaknya bersyukur atas kebaikan, perhatian, cinta kasih dan belas kasih Allah yang setiap saat ditunjukkan kepada kita. Dan hal ini hendaknya mengajak kita untuk meningkatkan kwalitas iman dan hidup kita. Allah selalu menunjukkan tanda kebaikan dan cinta kasihNya setiap hari kepada kita.
( inspirasi : Matius 12:38-42,  20 Juli, Suhardi )