Friday, November 21, 2014

Penembak Paus Yohanes Paulus II ingin bertemu Paus Fransiskus

20/11/2014

Penembak Paus Yohanes Paulus II ingin bertemu Paus Fransiskus thumbnail
Mehmet Ali Agca menunjukkan majalah TIME yang memuat foto saat Paus Yohanes Paulus II bertemu dia di penjara.

Mehmet Ali Agca, yang berusaha membunuh Paus Yohanes Paulus II lebih dari tiga dekade lalu, meminta izin Vatikan untuk bertemu Paus Fransiskus saat ia mengunjungi Turki pekan depan, ungkap laporan di media Turki pada Rabu (19/11).
Paus Fransiskus dijadwalkan akan mengunjungi Turki untuk pertama kalinya dari 28 hingga 30 November. Di sana dia akan bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu.
“Paus Fransiskus, yang berusaha meningkatkan perdamaian dan persaudaraan di saat dunia tengah mengalami krisis politik, ekonomi dan kemanusiaan, disambut baik di Turki,” kata Agca dalam sebuah pernyataan pers yang dipublikasikan media Turki.
“Saya Mehmet Ali Agca dan saya ingin bertemu Paus dalam kunjungan ini,” ungkap pernyataan tersebut, disertai foto Paus Yohanes Paulus II yang mengunjungi Agca di sebuah penjara Romapada 1983 untuk memaafkan penyerangnya.
Yohanes Paulus II hampir meninggal dalam upaya pembunuhan 1981, ketika Agca menembaknya dari jarak dekat di St Peter’s Square. Satu peluru menempus bagian perutnya dan satu lagi hampir mengenai jantungnya.
Motif serangan tersebut, yang membuat Agca dipenjara di Italia, masih menjadi misteri. (theguardian.com)

Monday, November 10, 2014

Menag: Agama harus menjaga keutuhan bangsa

07/11/2014

Menag: Agama harus menjaga keutuhan bangsa thumbnail
Lukman Hakim Saifuddin

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta jajarannya untuk secepatnya menjabarkan program bidang keagamaan pada Kabinet Kerja.
“Saya mengajak seluruh pimpinan unit kerja dan jajaran pelaksana di Kementerian Agama agar memahami, menjabarkan serta mampu mengembangkan program kerja pemerintah pada Kabinet Kerja, khususnya di sektor pembangunan bidang agama,” kata  Menag  ketika membuka workshop terkait dengan Tunjangan Kinerja/Remunerasi di DenpasarBali, Rabu (5/11).

Friday, October 31, 2014

PELATIHAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013


 
Kurikulum 2013  menjadi sebuah tantangan baru bagi para tenaga pendidik. Menyadari betapa pentingnya  dunia pendidikan dan tuntutan akan kehadiran kurikulum 2013 maka Bimas Katolik-Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten berupaya untuk memberdayakan guru-guru Agama Katolik dengan mengadakan pelatihan kurikulum 2013. Proses pelatihan kurikulum dengan mengusung tema “Penyelenggaraan  Kegiatan Pengembangan Mutu Guru PAK,”  dibuka secara resmi oleh Pjs. Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, Bpk. H.Subhi dan didampingi oleh Bapak Pembimas Katolik Banten, Bapak Stanislaus Lewotoby.  Dalam arahan pembukaannya, Bapak Subhi mengatakan bahwa dilihat dari sisi demografi, Indonesia menempati posisi penting yakni memiliki usia remaja dengan jumlah yang cukup besar yang bisa dijadikan aset dalam kancah dunia.

Tuesday, October 7, 2014

MERINTIS ‘JALAN MISKIN’



Oleh: Valery Kopong*
Malam semakin larut dan keheningan perlahan turun mencium bumi Pasar Kemis-Tangerang-Banten. Tepat pukul 21.30 malam, kami tiba di rumah sang pengacara itu, setelah lama menunggunya karena baru tiba dari luar kota. Memang, kesibukan telah melingkupi kehidupan pria berdarah Batak itu. Di selah-selah kesibukan dan boleh dikatakan bahwa hampir tidak ada waktu senggang baginya, tetapi ia masih menyempatkan diri  menerima kami untuk mewawancarainya.
                “Selamat malam,” sapa Pak Johnson Panjaitan S.H, kepada kami yang bertandang ke rumahnya.   wawancara kami dengannya, sepertinya berlangsung secara alamiah dan non formal. Kami diterima dalam suasana kekeluargaan dan langsung diajak untuk mengambil bagian pada santap malam.  Sambil menikmati hidangan yang telah disediakan keluarga Pak Johnson, obrolan pun terus mengalir. Pertama-tama ia menyatakan keprihatinan terhadap situasi negara yang sedang carut-marut. “Tidak lama lagi harga barang-barang kebutuhan mulai naik disertai dengan kenaikan BBM. Memang, tahun 2011 merupakan tahun keprihatinan bersama atas seluruh situasi yang terjadi di negeri ini,” keluh Pak Johnson.  
Johnson Panjaitan
                Sering sekali wajah Pak Johnson Panjaitan tampil di televisi. Tetapi siapakah dia yang begitu berani menyuarakan keprihatinan masyarakat, terutama dalam bidang hukum? Pak Johnson adalah seorang Sekjen Asosiasi Advokat Indonesia. Sebagai seorang pengacara, ia dikenal akrab dengan permasalahan yang bersinggungan langsung dengan hukum. Menjadi pengacara bukanlah cita-citanya. Cita-cita awal Pak Johnson adalah mau menjadi Jaksa Agung. Tetapi kenyataan berbicara lain, ia bahkan lebih membaurkan hidupnya dalam pusaran persoalan yang dihadapi oleh bangsa ini. Selain sebagai Sekjen Asosiasi Advokat Indonesia, ia juga sebagai penasihat hukum “Indonesia Police wacth” (Lembaga Pengamat Polri), sebuah LSM yang memantau seluruh gerak perjalanan Polri sekaligus memberikan kritik terhadap lembaga yang mempunyai peran strategis ini.     

Monday, October 6, 2014

UNGKAPAN TULUS KELUARGA DALAM DOA


Judul: Keluarga Berdoa
Penulis            : Wilhelmus David
Penerbit: Orbit Media-Tangerang, 2013
ISBN: 978-602-17548-2-5

Mengisi hari-hari hidup dengan berdoa merupakan impian setiap orang beriman. Bagi masyarakat kota yang penuh dengan kesibukan, berdoa dengan menghadirkan seluruh anggota keluarga  pada setiap hari menjadi sebuah tantangan tersendiri.  Doa bersama menjadi bentuk penyerahan secara utuh seluruh  anggpta keluarga dan karenya perlu dipersiapkan secara matang. Menjalani hidup dan kehidupan di atas “rel waktu” dan  didera oleh kesibukan yang berkepanjangan maka biasanya doa bersama dengan menghadirkan seluruh anggota keluarga seringkali tidak berjalan secara baik.   
                “Keluarga Berdoa” merupakan buku sederhana yang bisa menghantar  keluarga-keluarga Katolik  memasuki ruang sunyi untuk berdoa secara baik. Buku ini menjadi panduan penting bagi keluarga Katolik untuk mengungkapkan ujud-ujud khusus di malam hari dan dilengkapi dengan Rosario keluarga. Dengan memetakan ujud-ujud doa pada malam yang berbeda, penulis membantu kita untuk memahami secara jeli dan memaknai hari-hari yang dilewati. Ujud doa keluarga pada  malam minggu: mohon kekuatan iman, malam senin: mohon keberhasilan dalam pekerjaan, malam selasa: mohon ketabahan dalam menghadapi cobaan, malam rabu: mohon kerukunan dan perdamaian dalam keluarga, malam kamis: mohon campur tangan Tuhan dalam masalah, malam Jumat: Bersama-sama mengatasi masalah keluarga, malam Sabtu: bersyukur atas berkat Tuhan kepada keluargaku.
           

Friday, October 3, 2014

IDUL ADHA: KISAH KURBAN YANG TAK PERNAH SELESAI


Ketika  ngobrol bersama dengan anak-anakku di suatu sore menjelang Idul Kurban, mereka bertanya pada saya. “Pak, Om Eko tetangga kita itu sudah beli satu ekor domba untuk dijadikan kurban pada Idul Adha nanti. Kapan kita beli kambing kurban , pak?” tanya mereka dengan penuh rasa ingin tahu. Pertanyaan mereka sederhana tetapi kalau ditelusuri lebih jauh, butuh waktu panjang untuk memberikan penjelasan  dari aspek historis-biblis. Dengan nada santai, saya coba memberikan jawaban untuk meyakinkan mereka terhadap domba / hewan kurban dan apa makna di balik itu.
            Sebenarnya  kita (orang Katolik) bisa mengadakan / menghadirkan  kembali kisah penyembelihan anak domba. Kalau seperti Om Eko yang muslim, mereka mengenangkan kembali Ibrahim yang mau mengorbankan Ismail anaknya sebagai kurban. Ujian dari Allah  terhadap Ibrahim  ini tidak  terlaksana dan sebagai gantinya adalah mengurbankan domba.
            Orang-orang Katolik juga mestinya menghidupkan kenangan itu yakni  peristiwa Abraham mempersembahkan Ishak puteranya. Sebenarnya  kita sama-sama menyembelih anak domba untuk mengenangkan Ishak (versi Kristen) dan Ismail (versi Islam). Hanya kita yang Katolik tidak perlu mengorbankan hewan sebagai bentuk persembahan kepada Allah karena Kristus telah menjadi kurban utama untuk menebus manusia.
           

Thursday, October 2, 2014

MEMAHAMI MULTIKULTURALISME


Tanggal  2-5 September 2014, bertempat di hotel Millenium-Kebon Sirih-Jakarta Pusat, dilangsungkan pertemuan para penyuluh agama PNS  seluruh Indonesia. Pertemuan ini digagas oleh Pusat  Kerukunan Umat  Beragama. Selama kurang lebih 4 hari, para peserta diberi pemahaman tentang wawasan multikulturalisme dari bebeberapa nara sumber yang dihadirkan. Pertemuan nasional ini dibuka oleh ketua PKUB Bapak Mubarok. Dalam sambutan dan pengarahannya, ia menekankan tentang pentingnya  menerima perbedaan orang lain sebagai bekal utama dalam membangun budaya toleransi. Perbedaan yang dialami dalam masyarakat Indonesia adalah sebuah pemberian atau sesuatu yang “terberi” dan hal ini tidak bisa terelakan lagi dalam pergaulan hidup sehari-hari, kita terus menemukan perbedaan. Dia mengharapkan agar para penyuluh sebagai ujung tombak di lapangan harus belajar memahami perbedaan dan sekaligus sebagai figur yang bisa merangkul orang-orang dalam membangun kerukunan.

Tuesday, September 30, 2014

PELATIHAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013


           Kurikulum 2013  menjadi sebuah tantangan baru bagi para tenaga pendidik. Menyadari betapa pentingnya  dunia pendidikan dan tuntutan akan kehadiran kurikulum 2013 maka Bimas Katolik-Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten berupaya untuk memberdayakan guru-guru Agama Katolik dengan mengadakan pelatihan kurikulum 2013. Proses pelatihan kurikulum dengan mengusung tema “Penyelenggaraan  Kegiatan Pengembangan Mutu Guru PAK,”  dibuka secara resmi oleh Pjs. Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Banten, Bpk. H.Subhi dan didampingi oleh Bapak Pembimas Katolik Banten, Bapak Stanislaus Lewotoby.  Dalam arahan pembukaannya, Bapak Subhi mengatakan bahwa dilihat dari sisi demografi, Indonesia menempati posisi penting yakni memiliki usia remaja dengan jumlah yang cukup besar yang bisa dijadikan aset dalam kancah dunia.
Untuk menghadapi gerakan “Indonesia emas” pada beberapa tahun ke depan, persoalan demografi menjadi sebuah tantangan berat. Apabila jumlah usia produktif ini dikelola secara baik maka akan membawa kontribusi besar untuk bangsa dan apabila tidak dikelola secara baik maka akan membawa malapetaka bagi bangsa sendiri. Dalam proses pengelolaan sumber daya manusia ini tidak hanya didukung oleh ilmu pengetahuan saja tetapi juga ditopang oleh nilai-nilai keagamaan. “Banyak orang pintar di Indonesia. Lihat saja orang-orang yang ditangkap KPK karena korupsi, mereka bukanlah orang yang bodoh tetapi mereka adalah orang-orang pintar,” ujar Bapak Subhi di sela-sela sambutan pembukaan acara pengembangan mutu guru Agama Katolik.

Monday, September 29, 2014

MENULIS DARI BALIK JERUJI BESI


 
Orang-orang  terpenjara tidak selamanya terpasung seluruh kebebasannya. Secara fisik, memang mereka terkurung  bertahun-tahun mengikuti putusan hakim. Tetapi bagi mereka yang bergelut dalam dunia tulis-menulis, penjara bagi mereka adalah tempat  yang  baik untuk membuat sebuah refleksi panjang tentang kisah perjalanan hidup atau peristiwa lain untuk ditulis. “Nyanyi Sunyi Seorang Bisu,” sebuah judul buku yang menarik, lahir dari rahim pemikiran sastrawan ternama Indonesia, Pramudya Ananta Toer. Buku ini ditulis ketika ia dibuang dan dipenjara di pulau Buru pada zaman Orde Baru. Tetapi apakah pengalaman ketika dipenjara membuat seluruh aktivitas menulis menjadi terhambat? Ternyata tidak! Ide / gagasan tidak bisa dipenjara oleh siapapun dan karenanya dengan ide / gagasan itu ia boleh menuangkan gagasan-gagasan. Ada juga beberapa buku lain yang dihasilkan dari balik penjara.
Selain itu, kita mengenal Arswendo, seorang sastrawan terkenal. Ia juga mengalami pengalaman pahit di zaman Orde Baru. Arswendo dipenjara juga. Walau dipenjara tetapi seluruh aktivitas menulisnya tidak terpenjara. Banyak karya-karya yang berbobot lahir di balik jeruji besi. Bahkan dia sempat menulis untuk media dengan menggunakan nama samaran. Memang, para narapidana itu banyak yang kreatif di bidangnya. Ada yang fasih berbahasa asing, ada yang pandai menulis dan ada pula bisa membuat karya-karya seni lain.

Friday, September 26, 2014

SISTEM NOKEN DAN PEMILUKADA MELALUI DPRD


Oleh: Valery Kopong*
KETIKA desakan masyarakat dan asosiasi kepala daerah untuk  mengembalikan mandat rakyat  dengan mendukung pemilukada secara langsung, ternyata tidak menuai hasil. Melalui  rapat sidang paripurna DPR yang berlangsung alot, pada akhirnya memutuskan melalui voting  dan memenangkan pemilukada melalui DPRD. Seperti dugaan-dugaan yang muncul dalam kaitan dengan wacana pemilukada melalui DPRD, bahwa gagasan ini merupakan ekses dari kekecewaan partai koalisi merah-putih yang kalah dalam pertarungan pilpres. Partai koalisi merah-putih berdalih bahwa pemilukada secara langsung menyisahkan begitu banyak problem, seperti masalah konflik sosial,beban biaya yang dikeluarkan oleh para petarung dalam pemilukada dan pada akhirnya berdampak pada korupsi yang melibatkan begitu banyak kepala daerah.
Rapat Paripurna Setujui RUU Pilkada Melalui DPRD            Apakah dalih seperti ini menjadi sebuah rujukan ampuh untuk meminimalisir segala problem yang sedang terjadi? Alasan-alasan yang dikemukakan oleh koalisi merah-putih bisa diterima tetapi bukan berarti secara serta merta mengembalikan pola pemilihan ke ruang DPRD. Karena mestinya yang dikeluhkan adalah persoalan klasik maka anggota DPR yang cerdas mesti membuat sistem teknis yang memberi kemungkinan dalam meminimalisir segala ekses yang terjadi pada pemilukada secara langsung.
            Pengamat politik LIPI, Ikrar Nusa Bakti dalam dialog di Metro TV pada kamis sore, 25/9/2014 ketika menanggapi pendapat Martin Hutabarat mengatakan bahwa kalau persoalan korupsi yang dijadikan alasan maka anggota DPR/DPRD juga perlu dibenah. Karena masalah korupsi tidak hanya melibatkan kepala daerah yang merupakan produk dari pemilukada langsung  tetapi juga anggota DPR/DPRD juga banyak tersandung dengan masalah korupsi. Apakah nantinya DPR/DPRD dipilih langsung oleh Presiden untuk menekan angka korupsi? Tanggapan dari peneliti senior LIPI ini sangat menggelitik publik untuk melihat persoalan RUU pilkada melalui DPRD secara jernih karena kurang mengedepankan kepentingan masyarakat.