Monday, October 6, 2014

UNGKAPAN TULUS KELUARGA DALAM DOA


Judul: Keluarga Berdoa
Penulis            : Wilhelmus David
Penerbit: Orbit Media-Tangerang, 2013
ISBN: 978-602-17548-2-5

Mengisi hari-hari hidup dengan berdoa merupakan impian setiap orang beriman. Bagi masyarakat kota yang penuh dengan kesibukan, berdoa dengan menghadirkan seluruh anggota keluarga  pada setiap hari menjadi sebuah tantangan tersendiri.  Doa bersama menjadi bentuk penyerahan secara utuh seluruh  anggpta keluarga dan karenya perlu dipersiapkan secara matang. Menjalani hidup dan kehidupan di atas “rel waktu” dan  didera oleh kesibukan yang berkepanjangan maka biasanya doa bersama dengan menghadirkan seluruh anggota keluarga seringkali tidak berjalan secara baik.   
                “Keluarga Berdoa” merupakan buku sederhana yang bisa menghantar  keluarga-keluarga Katolik  memasuki ruang sunyi untuk berdoa secara baik. Buku ini menjadi panduan penting bagi keluarga Katolik untuk mengungkapkan ujud-ujud khusus di malam hari dan dilengkapi dengan Rosario keluarga. Dengan memetakan ujud-ujud doa pada malam yang berbeda, penulis membantu kita untuk memahami secara jeli dan memaknai hari-hari yang dilewati. Ujud doa keluarga pada  malam minggu: mohon kekuatan iman, malam senin: mohon keberhasilan dalam pekerjaan, malam selasa: mohon ketabahan dalam menghadapi cobaan, malam rabu: mohon kerukunan dan perdamaian dalam keluarga, malam kamis: mohon campur tangan Tuhan dalam masalah, malam Jumat: Bersama-sama mengatasi masalah keluarga, malam Sabtu: bersyukur atas berkat Tuhan kepada keluargaku.
           
Rentetan ujud yang disiapkan dalam buku ini membantu pembaca untuk melihat apa yang terjadi dalam hidup dan dibawakan dalam doa bersama keluarga. Doa dan ujud-ujud yang disiapkan penulis, seakan mengajak para pembaca untuk terlibat dan bergumul dengan kehidupan melalui doa. Doa lalu dilihat sebagai “ruang refleksi” terhadap apa yang sudah dilakukan dan dikemas secara sederhana dalam doa, yang di dalamnya mengungkapkan rasa syukur kepada Allah yang telah menganugerahkan hidup ini. Nada doa dengan menitikberatkan pada ungkapan syukur, membahasakan sebuah relasi yang kental yang diperlihatkan antara si pendoa dan Allah sebagai titik tuju dari doa itu sendiri.

            Apakah doa hanya memungkinkan kita membangun relasi dengan Allah saja? Tidak!! Doa “membuka cabang” pergumulan dengan sesama yang lebih dekat yakni  dengan anggota keluarga. Dalam keluarga, tentunya ada persoalan yang menghadang dan karenanya setiap permasalahan yang dialami dalam keluarga, bisa dicari solusinya melalui doa-doa yang didaraskan secara bersama-sama sebagai satu keluarga. Keluarga-keluarga Katolik selalu menunjukkan kebersamaan dan keutuhan iman secara kolektif yang bermula dari keluarga. Keluarga menjadi penopang kehidupan menggereja dan karena itu keluarga tak henti-hentinya membangun kehidupan doa yang kuat agar bisa bertahan di tengah terpaan zaman yang kian mengganas.***(Valery Kopong)  

No comments: