Setiap orang yang masuk ke biara tua
itu, pertama-tama yang diperhatikan adalah lukisan wajah Yesus yang sedang
tertawa. Memandang lukisan itu secara mendalam terus melahirkan
pertanyaan-pertanyaan seputar lukisan itu. Mengapa Yesus tertawa? Apa yang
membuat Yesus tertawa? Adakah teks kitab suci yang mengisahkan Yesus sedang
tertawa? Inilah pertanyaan-pertanyaan sederhana yang lahir dari kedalaman batin
para tamu di biara itu. Lukisan yang terpampang di dinding biara tua itu
sepertinya menawarkan nalar refleksi untuk mempertanyakan lukisan yang tidak
umum itu. Memang, Yesus sendiri seperti
yang tertulis dalam kitab suci Perjanjian Baru, kita tidak pernah menemukan
teks yang berbicara tentang Yesus yang tertawa saat berhadapan dengan murid-murid-Nya
maupun kelompok-kelompok yang membenci kehadiran-Nya. Tertawa seperti yang
terlukis itu mengisahkan kemanusiaan seorang Yesus yang tidak dihadirkan oleh
penulis kitab suci. Yesus terkesan sangat serius menghadapi situasi di tengah
karya pewartaan-Nya. Karena itu yang lebih ditonjolkan adalah kehidupan doa dan
ajaran-ajaran-Nya.
Wednesday, September 11, 2019
Friday, August 23, 2019
Sepotong Doa
Di Getzemani dalam balutan ketakutan
Engkau bersandar pada sepotong doa
Tetapi bukan atas kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu”
Dalam peluh-Mu berdarah
Kutemukan kemanusiaan-Mu terdalam
Namun atas kehendak Bapa-Mu
Engkau mereguk perintah-Nya
dan melumat kebenaran
Pasrah-Mu membawa selamat bagi kami
Tangerang, 20 Agustus 2019
Valery Kopong
Tuesday, August 20, 2019
Hidup Di Alam Kemerdekaan
Bangsa pilihan Allah
bertahun-tahun hidup dan menetap di Mesir. Sejak Yusuf menjadi petinggi di
negeri itu dan pada peristiwa kelaparan, Yusuf menyuruh saudara-saudaranya
serta orang tuanya untuk segera ke Mesir agar terbebas dari ancaman kelaparan. Titik
awal untuk tinggal di Mesir, memberikan
peluang bagi mereka untuk bisa hidup.
Semakin lama mereka semakin berkembang bahkan menyaingi jumlah penduduk
Mesir. Apakah mereka hidup di Mesir maka mereka berada pada situasi yang
menyenangkan? Tidak!! Banyak perlakuan di luar batas kemanusiaan dan bahkan
mereka tetap diminta untuk kerja paksa. Sebagai bangsa pilihan Allah, Israel
tidak dibiarkan untuk tetap berada dalam penindasan.
Friday, August 16, 2019
Jadilah Kehendak-Mu
Berbicara
tentang Bunda Maria, berarti berbicara tentang tawaran keselamatan. Allah mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan
kabar gembira bahwa Maria dipilih oleh Allah untuk menjadi ibu Tuhan. Kabar
gembira ini bisa dikatakan juga sebagai “kabar yang membawa kegalauan” bagi
Maria. Mengapa Maria mengalami kegalauan
saat menerima tawaran untuk menjadi ibu Tuhan? Karena menerima tawaran ini
penuh dengan pelbagai resiko, yakni bersedia mengandung seorang anak yang akan
diberi nama Yesus walaupun belum bersuami. Resiko sosial menjadi titik pergulatan seorang Maria dalam
menerima tawaran menjadi ibu Tuhan. Menerima kabar dari malaikat Gariel berarti
menerima “tawaran keselamatan” sekaligus berani menghadapi resiko sosial yang
akan menimpahnya.
Kesannya kabar yang diterima Maria sederhana.
Seolah-olah Maria sekedar mengatakan “ya” atas tawaran itu. Kitab suci tidak
mendeskripsikan secara detail tentang bagaimana pergulatan batin seorang Maria
sebelum memutuskan diri untuk menerima tawaran itu. Namun dalam kepasrahan
penuh pada Allah, Maria akhirnya juga mengatakan “Fiat Voluntas Tua.” Jadilah kehendak-Mu menjadi sebuah bentuk
kepasrahan diri Maria pada kehendak Allah dan sekaligus membiarkan Allah
bekerja dalam dirinya. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut
kehendak-Mu.” Kalimat ini mengungkapkan kehampaan diri Maria di tengah
pergulatan dan menentukan sikap.
Thursday, August 15, 2019
Atas Nama Cinta Untuk Berkorban
Ketika pertama kali
terbentuknya lingkunganku sekitar empat belas tahun silam, saya diminta untuk
mencari nama orang-orang kudus untuk menjadi nama pelindung lingkungan. Ada
beberapa nama orang kudus dan latar
belakang kehidupannya menjadi bahan pertimbanganku, apakah bisa dijadikan
sebagai nama pelindung atau tidak. Menarik bahwa ada nama Zakheus dalam pusaran
pemilihan nama-nama itu. Saya sendiri tertarik apabila nama Zakheus menjadi
nama lingkunganku. Alasan sederhana bahwa Zakheus, walaupun diberi label
sebagai manusia pendosa tetapi berani membuka diri di hadapan Yesus. Berkat
keterbukaannya maka ia mendapat pengampunan dari Tuhan.
Friday, July 26, 2019
“Kematian Penulis Katolik”
Arswendo |
Pater A.Heuken, SJ |
Apa peran para penulis
Katolik? Berapa penulis Katolik yang masih aktif menulis di media maupun
buku-buku? Dua pertanyaan ini menjadi pertanyaan kunci dalam menggumuli peran
penulis dan nilai-nilai pewartaan yang
harus disampaikan ke hadapan publik. Dengan cara yang unik mereka mewartakan
nilai-nilai Injili kepada para pembaca
yang setia. Kemasan tulisan yang ditawarkan kepada para pembaca
dibungkus dengan nilai-nilai cinta kasih yang bersumber pada Kristus sendiri.
Dan kemasan yang tidak menonjolkan Kekatolikan ini membuat masyarakat umum bisa
menerima secara baik.
Friday, July 19, 2019
Subscribe to:
Posts (Atom)