Friday, August 16, 2019

Jadilah Kehendak-Mu


Berbicara tentang Bunda Maria, berarti berbicara tentang tawaran keselamatan. Allah  mengutus malaikat Gabriel untuk menyampaikan kabar gembira bahwa Maria dipilih oleh Allah untuk menjadi ibu Tuhan. Kabar gembira ini bisa dikatakan juga sebagai “kabar yang membawa kegalauan” bagi Maria.  Mengapa Maria mengalami kegalauan saat menerima tawaran untuk menjadi ibu Tuhan? Karena menerima tawaran ini penuh dengan pelbagai resiko, yakni bersedia mengandung seorang anak yang akan diberi nama Yesus walaupun belum bersuami. Resiko sosial  menjadi titik pergulatan seorang Maria dalam menerima tawaran menjadi ibu Tuhan. Menerima kabar dari malaikat Gariel berarti menerima “tawaran keselamatan” sekaligus berani menghadapi resiko sosial yang akan menimpahnya.
 Kesannya kabar yang diterima Maria sederhana. Seolah-olah Maria sekedar mengatakan “ya” atas tawaran itu. Kitab suci tidak mendeskripsikan secara detail tentang bagaimana pergulatan batin seorang Maria sebelum memutuskan diri untuk menerima tawaran itu. Namun dalam kepasrahan penuh pada Allah, Maria akhirnya juga mengatakan “Fiat Voluntas Tua.” Jadilah kehendak-Mu menjadi sebuah bentuk kepasrahan diri Maria pada kehendak Allah dan sekaligus membiarkan Allah bekerja dalam dirinya. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Kalimat ini mengungkapkan kehampaan diri Maria di tengah pergulatan dan menentukan sikap.
Apakah Maria menolak tawaran Allah? Tidak!! Keberanian Maria untuk menerima tawaran Allah menunjukkan keberanian seorang perempuan yang siap menghadapi resiko sosial  dan membiarkan “rahimnya” bagi persemaian Sang Penyelamat.  Di sini, kita dapat mengatakan bahwa “andaikata Maria menolak tawaran dari malaikat Gabriel maka apa yang terjadi dengan dunia ini.” Yang jelas bahwa keselamatan  tidak akan terjadi dan penebusan tidak akan terlaksana.
Kita bisa membayangkan bahwa jika seorang malaikat muncul kepada seorang gadis remaja hari ini dengan berita mengejutkan, yakni Anda akan punya bayi, walaupun Anda adalah seorang perawan dan belum menikah, akan ada banyak pertanyaan atau seruan penolakan untuk tidak mau. Kita yakin bahwa Maria menyadari masalah yang akan dihadapi tetapi ia tahu bahwa apa yang ia lakukan pasti berkaitan dengan misi Tuhan bagi hidupnya sehingga ia tidak bersuara apapun mengenai segala hal negatif yang dialaminya. Sebaliknya Ia dengan tenang dan percaya bahwa jika ini adalah rencana Allah baginya maka  pasti merupakan  rencana yang terbaik.
Misi penyelamatan dunia itu bermula dari “kabar gembira” yang dibawa oleh malaikat Gabriel. Tanpa kabar gembira dan keberanian Maria untuk menerimanya maka misi itu menjadi tidak terlaksana. Apa yang bisa kita pelajari dari sikap Bunda Maria? Pertama-tama kita belajar dari sikap pasrah diri Maria kepada Allah. Maria belum tahu, apa yang akan terjadi dengan dirinya kelak setelah menerima tawaran itu namun dalam iman yang pasrah Ia menyerahkan dirinya pada kehendak bebas Allah. Selain itu, kita juga belajar dari keberanian Maria untuk memutuskan diri untuk menerima kabar gembira itu. Hanya dalam keberanian yang matang dari seorang Maria, semuanya bisa terlaksana.***(Valery Kopong)

No comments: