Friday, June 12, 2020

MENJAGA KEMURNIAN DAN KEUTUHAN PERKAWINAN

Saya pernah mendengarkan cerita dari seorang ibu, yang menceritakan keluh kesah dan perjuangannya dalam menghadapi pergumulan perkawinannya. Dia merasa bahwa  sudah tidak mampu lagi untuk mempertahankan hidup perkawinannya. "Lebih baik berpisah,sehingga beban pergumulanku akan terasa ringan," katanya. Setelah dia mengeluarkan segala pergumulan dan perju

angan perkawinannya, lalu saya bilang padanya. "Bila ibu mampu memberi maaf dan memberi pengampunan kepada pasangan ibu, ibu adalah seorang isteri yang sangat luar biasa. Ibu mempunyai iman yang sangat mendalam, jika ibu menerima pasangan  ibu kembali."   Beberapa bulan berikutnya, saya melihat  ibu itu telah pulang kembali ke rumah

nya dan kembali bersama sama dengan pasanganya sampai sekarang dan nampak bahagia hidup bersama pasangannya dan anak- anaknya. Ternyata, dia telah mampu menjaga kemurnian dan keutuhan perkawinannya.

      Setiap pasangan  perkawinan pasti mempunyai problem kehidupan berumah tangga, entah problem ringan, sedang maupun berat yang bisa membawa perpisahan bahtera hidup keluarganya. Hidup perkawinan saat ini diperhadapkan dalam berbagai macam tantangan perkawinan: sikap dan tindakan  materialistis, hedonistis, konsumeristis, unitaris,  individualistis, ketidaksetiaan, mengejar karier, dan lain-lain,  tetapi sungguh luar biasa dan pantas diberi acungan dua empol, ketika mereka mampu menjaga kemurnian dan keutuhan perkawinannya.

Bacaan Injil pada hari ini memberi pesan keras tentang menjaga kemurnian hati dan keutuhan perkawinan. Karena itu Gereja Katolik mengajarkan tentang sifat perkawinan Katolik, yaitu monogami dan tak terceraikan. Dalam berbagai macam tantangan, baik tantangan yang ringan, sedang maupun berat, marilah kita bersandar pada Yesus, sehingga kita mampu mencapai tujuan perkawinan dan mampu menghadapi salib perkawinan yang kita pikul. Semoga demikian.

( inspirasi: Injil Matius 5 : 27--32,  12 Juni,  Suhardi )

Thursday, June 11, 2020

Belajar dari Barnabas

Pada hari ini kita memperingati Santo Barnabas. Barnabas adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan Paulus,karena di saat orang lain menolak Paulus, Barnabas jus

tru menerima dengan sukacita.  Berkat penerimaan inilah Paulus berubah dan akhirnya menjadi seorang pewarta Kerajaan Allah yang sangat  luar biasa. Barnabas adalah juga orang yang sangat bersukacita melihat pekerjaan Tuhan dan kemajuan orang lain.Barnabas adalah pemimpin yang tidak egois dan tidak mau bersaing dengan Saulus (Paulus) .Ketika Paulus menjadi pemimpin utama, Barnabas tetap mendukung Paulus. Dalam kisah Para Rasul kita mengenal Barnabas sebagai seorang rasul yang baik hati, bijaksana,murah hati,penuh iman dan Roh Kudus.

   Barnabas adalah salah satu pribadi yang melaksanakan perintah Yesus.  " Pergilah dan beritakanlah Kerajaan Surga sudah dekat."Dan Dia adalah seorang misionaris yang mengandalkan Tuhan Yesus sebagai sumber kekayaan dan semangat dalam mewartakan Kerajaan Allah. Dia adalah pribadi yang ramah dan akrab dengan sesama,sehingga banyak orang mau menerima pewartaan  Kerajaan Allah dan menjadi perantara rahmat Allah.

  Marilah kita belajar dari st. Barnabas. Kita belajar untuk menjadi seorang  misionaris yang diutus untuk mewartakan Injil dengan ramah dan akrab serta menjadikan Yesus sebagai sumber kekayaan dan semangat .

( inspirasi :Injil Matius 10:7-13,  11 Juni, Suhardi ).

Wednesday, June 10, 2020

Pelaku Firman

Pada saat saya KKN ( TOP ) di Mazenod Colledge Lesmurdie, Perth, West Australia, saya pernah melambung antrian makan malam bersama anak anak asrama. Kemudian, salah satu anak asrama itu bilang," Would you go back to the line ." Akhirnya, pelan-pelan saya kembali pada baris antrian. Ternyata di sana ada sebuah tulisan " STAND IN LINE"

    Kita menemukan banyak anjuran, peraturan, hukum, tradisi  maupun nasihat yang baik untuk kehidupan kita. " Jagalah kebersihan dan kesehatan !."  " Pakailah masker! " Cucilah tangan! " . "Jagalah jarak ! " .  Semuanya itu ngak ada artinya kalau tidak direalisasikan dalam praktek hidup kita. Artinya, rangkaian kata-kata yang indah dan bijak, ngak ada artinya kalau tidak diwujudkan dalam realitas kehidupan kita.

      Hal ini seperti yang ditegaskan oleh Yesus bahwa Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya.Bagi Yesus, Hukum Taurat tidak memiliki arti apa-apa, jika hanya dipandang sebagai peraturan keagamaan semata. Yesus menggarisbawahi bahwa yang terpenting bukan soal menjaga kemurnian ajaran Taurat, tetapi bagaimana Taurat ini dijalani dan dihayati dalam hidup sehari-hari. Taurat akan bermakna ketika perilaku dan sikap hidup benar-benar dijiwai olehnya.

Dengan demikian, Taurat menjadi inspirasi yang menuntun orang kepada kebaikan dan menjadi sumber moral dalam bertindak dan berbuat apa pun dalam hidupnya. Orang yang demikian, menurut Yesus, akan menduduki tempat tertinggi dalam Kerajaan Surga.

     Marilah kita menjadi pelaku firman, sehingga kita menghidupi firman Tuhan itu dalam kehidupan kita sehari-hari. Kitab Suci bukan lagi hanya menjadi rangkaian kata-kata yang bijak dan manis, tetapi bermakna dan nyata dalam realitas kehidupan kita.

( Inspirasi : Injil Matius 12 : 17-19,  10 Juni, Suhardi )

Tuesday, June 9, 2020

Garam dan Terang Yang Berkualitas

    Pada saat saya membantu pelayanan ibadat di stasi Dataran Bulan,saya mendapat cerita dari salah satu Bapak.Ceritanya demikian : "Di suatu desa hiduplah satu-satunya sepasang suami-isteri dan anak anak keluarga katolik.Walau mereka hanya satu satunya keluarga katolik, tetapi semua orang desa tersebut mengenal mereka.Orang desa tersebut mengenal keluarga ini bukan karena status sosialnya,bukan karena kekayaannya,tetapi karena kebaikan dan ketaatan imannya.Keluarga ini adalah keluarga yang ramah kepada siapapun tanpa memandang latarbelakangnya.Keluarga yang suka terlibat  dalam kegiatan bermayarakat dan menggereja.Keluarga yang suka menolong.Keluarga yang dapat menjadi teladan bagi keluarga keluarga yang di sekitar kampung itu.Lama kelamaan orang desa tersebut tertarik dengan gaya hidup keluarga katolik ini.Lalu satu persatu satu ,mereka menyatakan diri untuk bergabung dalam gereja katolik, sehingga yang berawal dari satu keluarga bertambah banyak.

     Ketika saya membaca bacaan injil pada hari ini saya merasakan bahwa keluarga katolik itu telah menjadi garam dan terang yang sesungguhnya, sebagaimana yang diharapkan Kristus. Kristus memanggil kita untuk menjadi garam dan terang, yang bisa memberi rasa yang sedap bagi masyarakat yang ada di sekitar kita dan mampu menjadi terang bagi orang lain untuk menemukan jalan keselamatan. Mari kita menjadi garam dan terang yang berkualitas
( inspirasi:Injil Matius 5 : 13-16, 09 Juni, Suhardi )

Monday, June 8, 2020

Raihlah Hidup Bahagia


Seringkali saya membaca ungkapan dari teman teman group WA sehubungan dengan perasaan bahagia. "Apapun yang terjadi,yang penting bahagia."  "Membuat bahagia itu sederhana". Dan masih banyak  u
ngkapan bahagia yang lain.Itu artinya, bahagia menjadi hal yang penting dan setiap orang berjuang untuk meraihnya

Dalam kotbah di atas bukit Yesus berulang kali mengajak umatNya untuk meraih hidup bahagia. Ini berarti hidup bahagia merupakan hal yang sangat penting bagi Yesus.  " Berbagialah: Yang miskin di hadapan Allah, akan memperoleh kerajaan surga; Yang lemah lembut akan memiliki bumi; Yang lapar dan haus akan kebenaran akan dipuaskan; Yang murah hati akan memperoleh kemurahan; Yang suci hatinya akan melihat Allah; Yang membawa damai akan disebut Anak Allah;Yang dianiaya oleh karena kebenaran akan memiliki kerajaan surga.

Sabda bahagia Yesus mengajarkan kepada kita untuk melakukan dengan bahagia setiap perbuatan dan setiap peristiwa yang dialami saat ini. Demikian juga dalam hal menjadi pengurus Gereja atau duduk dalam kepanitiaan kegiatan/ karya karitatif  Gerejani hendaknya dilandasi dengan perasaan bahagia, sehingga kita mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita, walau kadang disertai dengan kritikan dan ketidakpuasan dari umat maupun pimpinan umat.  Mari kita meraih hidup bahagia bersama sabda bahagia Yesus, sehingga Kerajaan Allah akan kita nikmati kelak pada akhir jaman.
( inspirasi : Injil Matius 5:-12,  08 Juni,Suhardi )