Wednesday, July 13, 2011

Menang Tanpa Harus Merendahkan (Bersama SONATA Membangun Flotim)

Oleh Thomas Todo Golo Tokan (Aktivis Hak Anak dan Perempuan serta Fasilitator “Sekolah” Jurnalistik BUMI JAYA Course Center )

HANYA oleh satu sebab yakni tidak ada selembar kertas, pembangunan rakyat Flores Timur (Flotim) ‘mati suri’ fisik pun psikis tersayat selama 15 bulan 21 hari (15/3/2010 - 6/7/2011). Selembar kertas itu yakni surat dukungan, yang tidak disertakan salah satu pasangan dalam kelengkapan administrasi proses seleksi bakal calon pasangan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Flotim.

Sekadar info, dari 244 Pilkada kota/kabupaten se-Indonesia selama 2010, 243 Pilkada berjalan mulus, karena surat dukungan itu di mata partai pendukung bakal calon pasangan adalah surat wajib yang harus disertakan, sehingga tidak menuai kasus seperti Flotim. Hanya satu yang tidak! Itu di Flotim. Ini sejarah.


Efek domino sejarah itu amat memilukan bagi siapapun yang mencintai Flotim. Betapa tidak! Mayoritas rakyat Flotim mungkin tidak menyadarinya. Tetapi tidak tertutup kemungkinan kisruh Flotim dikondisikan guna mencoreng citra Gubernur Frans Lebu Raya sekaligus untuk membela rakyat Flotim menghadapi suksesi politik NTT tahun 2013?

Artinya kemenangan politik ada pada pihak lawan politik tingkat propinsi. Prediksi demikian agak rasional. Minimal sampai 7 Juli 2011, rakyat Flotim gundah sampai usai Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan Mondial dan FF-IA (Pos Kupang, 8/7/2011).

Rakyat Gotong Royong

Keputusan MK ini melegahkan setiap pecinta damai. Rakyat Flotim pecinta damai hendaklah melakukan aneka tindak fisik pun perubahan psikis agar ke depan pembangunan Flotim berubah maju mengejar ketertinggalan dari kabupaten/kota lain se-NTT. Sudah waktunya, rakyat Flotim mengembalikan harga diri dan tidak merasa rendah diri seperti tidak ada seorang pun anak tanah Flotim duduk di kursi DPRD NTT sekarang (2009-2014) walau masih ada wakilnya dari anak Lamaholot: Lembata-Alor.


Hanya, dari sisi politik tingkat Propinsi NTT, wajah rakyat Flotim masih diselamatkan oleh seorang anak Lamaholot yakni Frans Lebu Raya. Jika Gubernur NTT periode ini pun bukan anak Lamaholot, maka sampai tahun 2014, tidak ada anak Flotim terlihat di panggung politik NTT. Syukurlah!


Padahal, sudah dua putera Flotim dipercayakan menjadi Gubernur NTT yang didahului oleh terhormat Dokter Hendrikus Fernandez. Demikianpun pada periode tahun tertentu, ketua partai politik tingkat provinsi justru terbanyak dari Flotim. Ada Simon Hayon (PPDI). Ada Kris Boro Tokan (Ketua PAN). Ada Yahidin Umar (Ketua PPP). Ada Frans Lebu Raya (PDIP). Ada Arif Rahman (Ketua PBB).

Apalagi sejarah pendidikan di NTT menjelaskan, berhulu dari Larantuka-lah mengalir para guru ke arah barat Flores yang kemudian menghasilkan anak didik mereka yang melalang buana ke seantero NTT.
Menyadari peran politis anak Lewo Tana tersebut, maka usai keputusan MK ini rakyat Flotim hendaklah meyakinkan diri bahwa rakyat Flotim memiliki kematangan berpolitik.

Untuk itu, rakyat Flotim berlapang dada menegaskan, ‘Kami adalah penegak domkratis tulen. Kami menerima pemimpin terpilih dan siap bersuka ria bergotong royong membangunan Lewo Tana guna lebih maju dari sekarang. Kami juga harus maju,.. maju dan terus maju bergotong royong bersama Bupati Yosni.’ Suara kenabian dari mimbar gereja, masjid, pura amat dibutuhkan untuk menjernihcerahkan keadaan ini.

SONATA Merendah

Dorongan agar rakyat Flotim bergan-dengan tangan seperti budaya tandak (lili, dolo-dolo, nama’) yang adalah simbol persatuan dan kesatuan serta eratnya semangat bergotong royong, maka rakyat Flotim hendaklah rendah hati. Baik rakyat maupun elit politik, kalangan aparat pemerintah yang kalah atau menang hendaklah kembali ke citra orang beriman Katolik, Protestan, Islam, Hindu, Budha bahwa rendah hati, saling memaafkan, saling mengampuni jika sudah sempat tergores rasa dendam, benci dan iri malah tidak tegur sapa satu sama lain.


Biarlah hari lalu pergi bersama derasnya arus selat Gonzalo entah menuju Laut Flores ataupun ke Laut Sawu. Campakanlah luka hati itu di puncak gersang Lewo Tobi ataupun Boleng.

Tetapi dari sekarang marilah semua rakyat Flotim bersatu kata dan tindak menabur kesejukan dan kedamaian seindah hijau dan dinginnya Mandiri.
Proses sejuk, damai, gotong royong ini pasti diteladankan pasangan SONATA. Pada titik titian baru inilah, terhormat Bupati dan Wakil Bupati terpilih, Yoseph Lagadoni Herin (Yosni) dan Valentinus Tukan (Valens) merangkul seluruh rakyat dan semua kalangan yang selama proses Pilkada disebut ‘lawan politik’ baik murni politisi pun kalangan aparat pemerintah yang abu-abu ataupun hitam di atas putih.


Empat pilar kecerdasan manusia SONATA (fisik, intelektual, emosional dan spiritual) hendaklah diramu sedemikian sehingga pada akhir periode pengabdian tergores pena keberhasilan sekaligus terkenang seumur sejarah peradaban Pemda Flotim. Hebat, SONATA menang tanpa harus merendahkan kawan pun lawan.

Ikan dan Jagung Ganti Nasi

Dalam proses menuju keberhasilan pengabdian SONATA ini, beberapa titik teresensial pembangunan Flotim patut diwujudkan bersama. Tanpa mengabaikan infrastruktur air, listrik dan jalan, tetapi beberapa aspek utama bidang kesejahteraan (ekonomi, kesehatan, pendidikan) patut disandingkan dalam skala nilai prioritas termasuk dalam paparan visi misi, program kerja SONATA. Bidang ekonomi teristimewa melanggenkan budaya tani ditekankan penghijauan kembali padang savana dengan penekanan pada perubahan radikal dari pola bakar ke ‘tidak bakar’ baik rumput di kebun maupun savana yang tersisa.


Selain itu, hasil perkebunan (kopi, coklat, kemiri, kelapa dll) agar diantarpu-laukan dari pelabuhan Flotim. Ini penting demi peningkatan retribusi PAD Flotim. Selama ini, hasil komoditi terbanyak diantarpulaukan dari Maumere. Sikka dapat retribusinya. Buatlah terobosan ke Makasar lebih dekat dengan Flotim.


Terkait dengan itu, urgen satu unit ferry nol kilometer didatangkan dari Jepang misalnya untuk rutin merangkai Waibalun, Pamangkayo, Terong Boleng terus ke Lewoleba, Balauring, Baranusa, Kalabahi sehingga roda empat dari Maumere atau Larantuka ke berbagai daratan Lamaholot pun aman saja. Ekonomi Lamaholot pasti lebih gesit melesat ke depan bagai anak panah.
Bidang kesehatan, perbanyak pendidikan dokter asal darah Flotim dan kembali melayani rakyat Flotim.

Carilah sponsornya dari berbagai kedutaan terutama pihak Jepang yang memiliki pabrik ikan dan mutiara di Flotim. Khusus untuk peningkatan kualitas pendidikan anak umumnya, naluri penulis dan jiwa jurnalis Bupati Yosni hendaklah terlihat nyata di sekolah-sekolah oleh Mading profesional jurnalistik disertai aneka lombanya didukung Tabloid Guru dan budaya baca. Saatnya, semua anak Flotim minimal tamat tingkat SMA. Tidak ada anak usia 18 tahun ke bawah dibiarkan putus sekolah. Hapuskan pekerja anak.


Ajaklah ribuan pemuda menjadi nelayan tangguh penangkap sekaligus penjual ikan segar murah meriah ke seluruh Flores dan Timor lewat Atapupu agar rakyat NTT bermenu favorit ikan. Aliran ikan berlimpah sedikitnya 2,5 juta ton dalam 24 jam dari selat Gonzalo sampai Watowoko hingga Alor hendaklah dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga mengantar anak Flotim brilian sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat Flotim.


Terakhir tetapi justru terutama dan pertama yakni SONATA meyakinkan anak-anak Flotim agar perbanyak makan ikan berteman jagung, ubi kayu, sayuran alami dari pupuk kandang ternak bukan kondang nasi (beras dari luar Flotim yang turut menambah kemiskinan akut). Remaja puteri dimotivasi berbudaya menenun dan titi jagung.


Harapan ini hanya dapat terwujud jika ada dana melimpah. Agar dana melimpah, maka rajin-rajinlah Bupati Yosni ke Jakarta melobi investor dan departemen terkait. Urusan administrasi diserahkan kepada Wakil Bupati. Karena di mata aparat Pusat, seorang kepala daerah tingkat kabupaten/kota tidak beda jauh dengan seorang petugas penyuluh lapangan bukan ‘raja kecil’ yang minta disembah dan hanya menghabiskan DAK dan DAU.

Aparat Pusat angkat topi lalu menggelontorkan lebih banyak dana ke daerah yang rajin menyerap DAK dan DAU berkualitas prima sampai pada September. Tabe SONATA! Selamat Mengabdi Lewo Tana. *

No comments: