Friday, June 3, 2016

MUTIARA PENGLIHATAN

INTAN, sinetron fenomenal yang pernah ditayangkan oleh RCTI menghadirkan sebuah kebohongan publik yang terpendam rapi oleh Rosa, isteri Rado, yang telah diubah paksa namanya menjadi Aditya. Rado, dalam sebuah peristiwa kecelakaan, mengalami kebutaan total pada matanya. Kebutaannya bertahan untuk beberapa lama. Dalam peristiwa lain yaitu kebakaran di salah satu kafe, ia (Rado) yang ada dalam peristiwa itu diselamatkan oleh Rosa dan matanya yang buta digantikan dengan mata Aditya, tunangan Rosa yang lebih dahulu meninggal.
Moment pengalihan mata di atas, menunjukkan sebuah perhatian intensif dan keterlibatan penuh dalam memaknai keberadaan mata bagi seseorang. Rado, seperti yang tercuplik dalam sinetron, mengalami “kegelapan sesaat” dalam peristiwa kecelakaan yang membutakan matanya. Kebutaan matanya menjadi praisyarat bahwa ruang gerak penglihatannya terkondisi oleh “tembok kebutaannya.” Dunia bagi Rado setelah buta, berada dalam situasi gelap. Ia hanya membayangkan dunia sekitarnya berdasarkan rekaman masa lalu saat kedua matanya melihat secara normal.
Rado dapat menuai keberuntungan baru dibalik kisah kecelakaan berikutnya. Ia diselamatkan dan kedua matanya digantikan dengan mata orang lain. Peristiwa penggantian mata ini hanya diketahui oleh Rosa sendiri karena Rado sendiri kehilangan daya ingat karena benturan yang menyebabkan kepalanya terluka dan gegar. Saat amnesia ini menjadi kesempatan emas bagi Rosa untuk membungkus rapi segala kebohongan atas perenggutan diri Rado dari keluarga dan Intan, tunangannya. Hampir semua orang yang mengenal pribadi Rado, selalu memanggil Aditya sebagai Rado. Tetapi yang menjadi alasan mendasar bagi Rosa untuk membenarkan diri yaitu Rado yang dikenal adalah Rado yang buta. Sekarang ia sudah dapat melihat, ia bukan lagi Rado melainkan Aditya.
Nama tidak menjadi alasan baku dan mendasar untuk menipu orang lain. Tetapi kondisi fisik terutama mata, dari yang buta, yang tidak dapat melihat kemudian dapat melihat, memungkinkan seseorang untuk keliru dalam mengenali lebih dalam. Mata telah membentuk kesempurnaan kepribadian seseorang. Lewat mata, orang dapat menilai kepribadian seseorang dan bisa ditafsir dari pelbagai dimensi hidup. Rado terpaksa kehilangan mata tetapi pada akhirnya menemukan kembali penglihatan dengan meminjam mata orang lain.
Banyak ungkapan yang mengatakan bahwa “mata adalah jiwa dari tubuh”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa mata dapat memberikan spirit bagi indera-indera lain. Dengan melihat mata, orang dapat memberikan penilaian bagi indera-indera yang lain dan terutama kondisi riil kepribadian seseorang. Lewat mata, seluruh kondisi tubuh diarahkan untuk menelesuri jalan yang benar. Dalam arti tertentu mata dapat diibaratkan dengan “tongkat” yang setia menggembala untuk kawanan anggota tubuh lain yang tengah menelusuri peziarahan hidup ini. Dia (mata) memberi petunjuk dan memberi peluang bagi anggota tubuh yang lain untuk melangkah. Sebagai anggota tubuh lain yang selalu ditopang oleh tatapan mata, seharusnya menyadari bahwa kehadiran mata menjadi “motor primum”, penggerak utama bagi yang lain. Kehadiran mata di tengah anggota tubuh yang lain, adalah sebuah kehadiran yang istimewa karena melalui mata, ia telah memperkenalkan pada anggota tubuh lain tentang dunia di luar dirinya.
Apabila melihat sambil tidak merendahkan anggota tubuh yang lain, mata memegang peranan dan tanggung jawab yang sangat besar. Dia (mata) adalah koridor utama yang dapat memberikan stimuli bagi indera yang lain. Ia seakan mengajak anggota tubuh lain untuk terus terlibat dengan bercermin pokok pada mata. Karena itu, dalam kisah Rado yang kebutaan mata akibat kecelakaan, menjadi momentum pahit untuk menyadari kisah kehilangan secara kolektif. Kehilangan mata Rado seakan dapat membunuh masa depannya sendiri. Ia kehilangan orientasi hidup dan bersikap pasrah pada kenyataan, sambil menunggu sebuah mujizat yang bakal mendistorsi hidupnya yang terpuruk.
Hidup seorang Rado dalam sebuah episode sinetron itu memperlihatkan keprihatinan yang mendalam. Ia dibutakan matanya dalam peristiwa kecelakaan dan dalam musibah lain, ia hadir sebagai Rado yang sebenarnya. Di sini, dapat terbaca secara jeli akan peta perjalanan hidup Rado yang begitu getir. Ia disanggupkan untuk kehilangan mata oleh situasi rawan dan melalui pengalaman lain, ia menerima mata dalam kondisi ignoran. Ia menderita amnesia, suatu moment yang dimanfaatkan oleh Rosa untuk mengkondisikan ia sebagai Aditya.
Walaupun belum sadar secara menyeluruh, Rado yang kini menjadi Aditya, menunjukkan sebuah kelegaan karena menemukan kembali mata sebagai “mutiara yang telah hilang.” Menemukan mutiara itu adalah sebuah alasan bagi Rado untuk berbahagia. Menemukan sesuatu dapat dijadikan tujuan hidup dan perlu mewartakan pada publik tentang apa artinya mengalami dan menjadi sadar bahwa dirinya telah terselamatkan oleh mata orang lain dan membuka dunia baru baginya untuk mengenal realitas. Perubahan secara fundamental menjadi kesempatan baik untuk bertanya diri. Sudah sejauh mana mata memberikan peranan terhadap kehidupan setiap orang?***


No comments: