Di akhir tahun ini kita perlu melepaskannya dengan pelbagai ragam
perasaan yang berbeda antara satu dengan
yang lain. Ada yang enggan melepaskan tahun yang lama karena baginya tahun ini
adalah tahun keberuntungan dan memberikan harapan yang maksimal. Tetapi tidak
terlepas kemungkinan bahwa banyak di antara kita yang ingin segera melepaskan
tahun ini karena kurang beruntung dan dengan suatu harapan penuh bahwa di tahun
mendatang, 2017 nanti bisa mendapatkan peluang yang baik dan bisa menjalani
hidup dengan lebih beruntung.
Tetapi apakah kita mengadu
keberuntungan kita atas dasar prediksi pribadi dan tanpa melibatkan Tuhan? Terkadang
kita merasa jauh dari bimbingan Tuhan ketika kita berada dalam sebuah pusaran
persoalan. Tetapi mestinya dalam untung maupun dalam malang, Tuhan yang kita
imani mendapat tempat utama dan menjadi “motor primum” (penggerak utama) dalam
setiap kegiatan kita. Pada “rel waktu” ini kita terus mengharap agar Tuhan
selalu berada di samping kita dan menemani kita dalam bergumul dengan setiap
persoalan yang terjadi. Mampukah kita merasakan kehadiran Tuhan terutama pada
titik peralihan tahun ini?*** (Valery Kopong)
0 komentar:
Post a Comment