Sebelum memulai berbisnis, seseorang
pasti mencari tahu, pasar mana yang menjadi sentra untuk berbisnis. Situasi
saat ini sudah berubah, bahwa dalam berbisnis, seseorang dituntut untuk
menciptakan pasar. Mengapa seseorang harus menciptakan pasar? Seberapa jauh
pengaruh pasar terhadap penjualan produk? Memang, cara berbisnis konvensional
selalu mencari pasar sebagai pilihan utama, setelah itu menawarkan produk yang
juga sudah dilakoni oleh para pebisnis lain. Tuntutan ini mengalami pergeseran
secara signifikan bahwa dengan bantuan peralatan teknologi saat ini membantu
setiap pelaku bisnis untuk menciptakan pasar secara online dan memiliki
keunikan sebagai daya tarik yang bisa menarik minat para pelanggan.
Jika mengikuti pola bisnis yang sudah
ada, perlu ditunjukkan juga keunikan yang menjadi sebuah daya tarik para
pelanggan. Penulis melihat beberapa bisnis kuliner yang
ada di Yogyakarta, yang walaupun di tempat yang sederhana tetapi menawarkan
kelebihan dengan memasang WIFI gratis pada tempat berdagang kuliner. Para
penjual makanan, mampu melihat pangsa pasar yang umumnya para mahasiswa yang
lebih sering nongkrong di warung maka dengan WIFI memberikan daya tarik
tersendiri bahkan membuat pelanggan betah di warung itu.
Contoh lain yang lebih sederhana yang
terjadi di Yogyakarta. Mas Hary Van Yogya dikenal sebagai pengayuh becak di
Malioboro. Sebelum memiliki handphone,
hampir setiap saat ia selalu mengunjungi warnet yang ada di sekitar Malioboro.
Melihat apa yang dilakukannya, membuat tukang becak lain juga mempertanyakan
tentang apa kegiatan yang dilakukan Mas Hary di warnet itu. Apa yang dilakukan
Mas Hary adalah membuat blog pribadi
dan memperkenalkan blog-nya melalui
media sosial. Ia menawarkan jasa becak kepada turis-turis asing yang dikenal
melalui dunia maya. Dengan blog, ia
memperkenalkan Yogyakarta sebagai tempat tujuan wisata sekaligus ia menawarkan
jasa becak kepada turis-turis asing yang datang ke Yogyakarta.
Apa yang terjadi dengan Mas Hary setelah
dikenal melalui blog? Ia dicari para
turis asing ketika mereka ke Yogyakarta. Ia mengerahkan teman-teman seprofesi
(tukang becak) untuk mengantar para turis keliling Yogyakarta dan Mas Hary
sendiri bertindak sebagai guide untuk
para turis karena ia (Mas Hary) mampu berbahasa asing. Karena kefasihan
berbahasa asing dan berani melampaui batas (memperkenalkan jasa becak melalui
blog) secara tidak langsung, ia sedang menciptakan pasar bagi para turis asing.
Profesinya sebagai tukang becak adalah hal sederhana tetapi menjadi tidak
sederhana dan luar biasa ketika menawarkan jasa itu ke orang-orang asing
melalui media sosial.
Berani menawarkan pasar harus memiliki
keunikan tersendiri. Dengan keunikan itu para pelaku pasar bisa bertahan
walaupun diguncang oleh para pelaku bisnis lain. Ingat bahwa berbisnis itu
hampir sama dengan terlihat dalam sebuah peperangan, di mana kita diperhadapkan
dengan plihan genting dan bagaimana cara untuk membangun srategi, entah untuk
menyerang atau untuk mempertahankan diri. Ciptakan pasar sesuai dengan selera
pelanggan.*** (Valery Kopong)
0 komentar:
Post a Comment