Wednesday, July 1, 2020

Menyambut dan Mencintai Yesus

Bacaan Injil hari ini menceritakan tentang apa yang dibuat oleh Yesus di seberang Gadara. Di seberang Gadara itu Yesus mengusir setan yang berada di dua orang yang kerasukan setan. Yesus mengusir setan itu dan masuk ke babi-babi, lalu babi-babi itu masuk jurang dan mati. Setelah itu Yesus mau masuk ke kota Gadara, tetapi mereka menolak-Nya. Aneh bin ajaib, karena di tempat-tempat lain Yesus justru disambut dengan penuh sukacita. Mengapa orang Gadara menolak Yesus? Mungkkn orang Gadara takut harta bendanya (babi) akan dihilangkan dari mereka. Mereka lebih mencintai hartanya daripada mencintai Yesus.

Dalam realitas kehidupan kita, ada orang yang terobsesi pada harta benda, terikat sekali terhadap harta benda, hidupnya hanya untuk mengejar harta benda, kebahagiaan dan kesejahteraan diukur dari banyaknya harta benda yang dimiliki, sampai hidupnya melupakan peran Allah dan melupakan sisi kemanusiaan.

Mempunyai harta benda tentu tidak salah, tetapi kita hendaknya selalu ingat kepada Sang Empunya sumber harta benda itu, yaitu Tuhan dan tidak melupakan relasi sosial dengan sesama. Ketika kita dikuasai oleh harta benda,berarti setan sudah menguasai hidup kita.Setan itu harus diusir dari diri kita.Tetapi,bila kita dikuasai oleh Tuhan, kekayaan akan datang kepada kita, bukan hanya kekayaan jasmani tapi juga kekayaan rohani. Kita akan mendapat harta benda yang kita butuhkan untuk hidup, tapi kita  juga mendapatkan keselamatan kekal bersama dengan Tuhan Yesus.

Kita tinggal pilih, kita memilih untuk dikuasai oleh harta benda, sampai kita melupakan Sang Empunya sumber kekayaan dan melupakan relasi sosial dengan sesama atau kita memilih untuk menyambut dan mencintai Yesus dengan sukacita. Saya yakin Anda memilih untuk menyambut dan mencintai Yesus dengan sukacita. Aku pun memilih menyambut dan mencintai Yesus dengan sukacita.***

( inspirasi : Matius 8: 28-34,   01 Juli,  Suhardi )

Tuesday, June 30, 2020

Menerjang Badai


Baaan Injil pada hari ini menceritakan tentang perasaan takut yang dialami oleh para murid, padahal Yesus bersama-sama dengan mereka. Perasaan takut itu terjadi karena mereka menghadapi gelombang yang dahsyat menimpa perahunya. Saat angin bertiup kencang menimpa perahu mereka, mereka membangunkan Yesus dan meminta tolong. "Tuhan, tolonglah! Kami binasa "  Lalu Yesus terbangun dan menegur mereka serta meredakan angin kencang itu. Maka takjublah mereka akan kuasa yang telah dibuat oleh Yesus.

Dalam realiatas kehidupan kita, kita pasti pernah menghadapi gelombang kehidupan yang membuat kita takut, cemas, atau khawatir. Apalagi dalam situasi pandemi virus corona ini yang tak kunjung berhenti dan justru semakin meningkat jumlah pasiennya serta belum ada obat yang pasti yang dapat dipakai untuk menyembuhkannya, perasaan takut, cemas dan khawatir pasti kita rasakan. Dalam situasi seperti ini, kita kadangkala  seperti para rasul.  Kita tidak menyadari bahkan bisa kehilangan iman bahwa Yesus selalu menyertai kita.

Hari ini kita disapa oleh sabda Yesus, betapa pentingnya iman akan penyertaan Yesus dalam hidup kita. Yesus selalu menyertai kita dalam seluruh perasaan kehidupan kita: suka dan duka, untung dan malang. Yesus bersabda, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman."( Mat. 28:20 )
 ( inspirasi : Matius 8:  23-27,  30 Juni, Suhardi )

Monday, June 29, 2020

Di Atas Batu Karang

Pasti  Anda tahu ungkapan kata ini , " Ngak kenal ngak sayang". Arti ungkapan ini mau mengatakan bahwa mengenal dengan baik dan benar orang lain menjadi langkah selanjutnya untuk sungguh-sungguh mampu mencintainya.

Dalam bacaan Injil hari ini Yesus bertanya kepada para murid-Nya untuk mengetahui apakah mereka sungguh sungguh mengenal diri-Nya dengan baik dan benar. Yesus bertanya , " Kata orang siapakah Anak Manusia itu?" Simon Petrus sungguh-sungguh mengenal Yesus, makanya dia menjawab" Engkau adalah Mesias,Anak Allah yang hidup." Karena itulah Yesus mempercayakan kepada Petrus sebagai pemegang kunci pintu kerajaan surga. " Engkau adalah Petrus,dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaatKu,dan alam maut tidak akan menguasainya.Kepadamu akan Kuberikan  kerajaan surga,dan apa yang kau lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga."  Walau pernah menyangkal Yesus tiga kali,tapi Petrus sangat mengenal dan mencintai Yesus.

Demikianlah Rasul Paulus juga sangat mengenal Kristus,sehingga ia sungguh mencintaiNya.Setelah penampakan Yesus kepadanya dan demi cintanya kepadaNya, dia mewartakan Kristus ke mana-mana.Dia telah sampai pada garis akhir dan sudah menyelesaikan pertandingan hidupnya hanya untuk Kristus.
Pada hari raya St Petrus dan Paulus pada hari ini, marilah kita belajar dari mereka, yang sungguh mengenal siapakah Kristus, sehingga mampu mencintaiNya melebihi apapun dan siapapun.
( Inspirasi:Injil Matius 16:13-19,  29 Juni, Suhardi ).

Saturday, June 27, 2020

Kuasa Dan Belas Kasih Yesus

Saya pernah membaca sebuah kisah demikian. Ada seorang bapak mempunyai seorang anak laki-laki. Pada suatu hari terjadi musibah terhadap anaknya. Dia tertimpa sebuah lemari, sehingga mengakibatkan sang anak tidak sadar diri dan dibawa ke rumah sakit. Dokter menyatakan bahwa sang anak ini tidak mempunyai harapan untuk hidup kembali. Detak jantungnya mulai melemah. Sang bapak menunggu dan menunggu anaknya dengan setia dan penuh harapan terjadi mukjizat. Suatu saat, ada seorang pengunjung yang menyodorkan Kitab Suci kepada bapak itu.

"Pak minta tolong baca Kitab Suci ini. Kitab Suci ini menceritakan tentang Yesus Kristus, yang mampu melakukan mukjizat," kata sang pengunjung itu. Lalu, sang bapak itu menerima Kitab Suci itu. Dia membaca pelan-pelan dan berulang-ulang, lalu dia berdoa dan berdoa dengan penuh iman dan harapan kepada Yesus agar membuat mukjizat  terhadap anaknya. Setelah dia berdoa kepada Yesus, dia melihat ada perubahan gerakan detak jantung sang anak. Detak jantungnya mulai membaik dan membaik, Beberapa minggu kemudian anak itu sembuh dan akhirnya berkembang menjadi anak yang baik dan pintar di sekolahnya.

Bacaan Injil pada hari ini juga mengisahkan tentang rahmat kesembuhan seorang hamba dari perwira dan ibu mertua Petrus serta yang kerasukan setan berkat kuasa dan belas kasih Yesus. Marilah kita datang dan memohon kepada Yesus, bila kita menghadapi pergumulan hidup, termasuk di saat kita sakit.***

(Inspirasi:Injil Matius 8:5-17, 27 Juni, Suhardi)

Friday, June 26, 2020

Masih Ada Mukjizat Bagiku

"Sungguh kupercaya tiada yang mustahil. Mukjijat masih ada dalam hidupku. Sembuhkan sakitku pulihkan jiwaku. Mukjijat masih ada bagiku. Mukjijat masih ada bagiku. Mukijat masih ada bagiku."

 Itulah refren lagu, "Mukjizat Masih Ada" yang dirilis oleh Bapak Niko Njoto Rahardjo pada tahu 2011. Lagu itu mau mengungkapkan betapa Yesus itu mempunyai kuasa dan belas kasih yang sangat luar biasa untuk menyembuhkan sakit penyakit seseorang.  

Bacaan Injil pada hari ini menegaskan hal itu bahwa Yesus mempunyai kuasa dan berbelas kasih untuk mentahirkan seorang yang sakit kusta. Dikisahkan demikian : Ada seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus dan mohon agar Yesus mentahirkannya. Lalu Yesus mengulurkan tanganNya dan orang yang sakit kusta itu pun sembuh. Kuasa dan belas kasih Yesus didukung oleh iman dan harapan dari orang  yang sakit kusta itu, maka terjadilah mukjizat itu.

Sakit karena penyakit yang kita alami dapat menyebabkan gairah hidup kita lemah dan dapat kehilangan iman: seolah-olah Tuhan Yesus tidak mencintai kita lagi. Maka, marilah kita belajar dari orang yang sakit kusta tadi, yaitu dengan iman yang mendalam dan harapan yang penuh bahwa Yesus mampu mentahirkan sakitnya. Kita percaya bahwa mukjizat yang dilakukan oleh Yesus itu masih ada saat ini dan yang akan datang. Kuncinya adalah kita datang dan memohon kepada Yesus dengan iman yang mendalam  dan harapan yang penuh kepadaNya.

( inspirasi : Injil Matius 8:1-4,  26 Juni , Suhardi )