Madah Kemuliaan (Gloria)
merupakan salah satu madah Kristen kuno yang disusun menurut gaya mazmur dan
melanjutkan tradisi Perjanjian Baru. Madah Kemuliaan (Gloria) berisi madah yang
memuji dan memuliakan Allah Bapa dan Yesus Kristus Putra-Nya bersama Roh Kudus.
Bagian pertama seruan pujian dan
pemuliaan ditujukan kepada Allah Bapa di surga. Bagian kedua seruan pujian dan
pemuliaan ditujukkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal. Bagian
ketiga, seruan pujian dan pemuliaan ditujukan kepada Roh Kudus. Dengan
demikian, struktur trinitaris dari madah kemuliaan itu menjadi tampak dan
jelas. Pujian kepada Bapa dan Putera bagaimanapun juga hanya selalu berlangsung
dalam Roh Kudus.
Madah Kemuliaan ini pertama-tama
adalah madah seluruh umat beriman. Maka PUMR menyatakan: “Kemuliaan dibuka oleh
imam atau, lebih cocok, oleh solis atau koor, kemudian dilanjutkan oleh seluruh
umat bersama-sama atau oleh umat dan paduan suara bersahut-sahutan, atau hanya
oleh koor. Bila tidak dilagukan, madah Kemuliaan dilafalkan oleh seluruh umat
bersama-sama atau oleh dua kelompok umat secara bersahut-sahutan” (PUMR 53).
Dari ketentuan itu, madah kemuliaan tidak harus dibuka oleh imam. Seorang solis
atau koor boleh memulai madah kemuliaan. Alasannya, sekali lagi karena madah
kemuliaan ini milik atau bagian umat.
Pada hari-hari raya dan pesta,
pada perayaan-perayaan meriah dan pada hari Minggu di luar masa Adven dan
Prapaskah, harus ada madah Kemuliaan, entah dinyanyikan atau diucapkan.***
0 komentar:
Post a Comment