05/12/2014
Pastor Neles Tebay, Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP) menyeruhkan agar semua pihak mengambil jalan damai untuk menyelesaikan konflik di Papua, pasca meletusnya kembali penembakan terhadap dua orang anggota Brigade Mobil (Brimob) oleh kelompok bersenjata pada Rabu lalu.
Dalam penembakan di depan bantor bupati, di Ilaga, KabupatenPuncak, Provinsi Papua Barat itu, dua korban Ajun Inspektur DuaThomson Siahaan dan Brigadir Dua Everson menjadi korban.
Pastor Neles, yang juga Dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur Jayapura mengatakan, aksi kekerasan, entah siapapun pelakunya, tidak akan membantu penyelesaian masalah, juga kutukan terhadap para pelaku penembakan tidak akan mencegah penembakan di masa depan.
“Seperti yang diajarkan oleh pengalaman selama ini, penangkapan, pengadilan dan pemenjaraan para pelaku penembakan, sekalipun penting dalam rangka menegakkan hukum, bukan merupakan solusi yang tepat,” katanya dalam pernyataan tertulis yang dikirim keucanews.com, Kamis kemarin.
Ia menjelaskan, sekalipun banyak pelaku penembakkan ditangkap dan dipenjarakan di masa lalu hingga kini, tetapi aksi penembakan masih terus berlanjut.
“Maka, satu-satunya jalan yang manusiawi untuk menemukan solusi yang komprehensif adalah jalan dialog,” kata Pastor Neles.
Hanya melalui dialog, jelas dia, faktor-faktor penyebab penembakan dapat dilihat dalam perspektif yang luas, dibahas dengan kepala dingin, diidentifikasi yang jelas, serta secara bersama menemukan dan menyepakati.
Ia menegaskan, JDP yakni, selama faktor-faktor penyebab belum ditemukan dan solusi-solusinya belum disepakati bersama, selama itu pula kemungkinan tetap terbuka bagi anggota-angota Brimob dan masyarakat sipil menjadi korban penembakan.
“Adanya dugaan pemasukkan dan penjualan senjata dan butir-butir peluru secara illegal memperlebar kemungkinan terjadinya penembakan di hari-hari mendatang”, kata dia.
Humas Polda Papua Kombes Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan, mereka masih mengejar pelaku penembakan itu. “Pasukan TNI dan Brimob masih melakukan pengejaran”, katanya.
Sejauh ini, ia menyebut, pihaknya belum bisa menjelaskan, pelakunya dari kelompok mana.
Ia menjelaskan kepada ucanews.com, pada Rabu itu, dua korban ditembak dari jarak dekat. “Peluru menembus pelipis Everson. Seentara Thomson terkena tembakan di kaki dan dada,“ ungkapnya.
Ia menyebut penembakan ini terencana. “Pelaku juga merampas dan membawa kabur dua pucuk senjata jenis AK 47 milik anggota”, katanya.
Meski polisi mengatakan masih menduga identitas pelaku, namun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengklaim merekalah yang bertanggung jawab terhadap aksi itu.
Panglima Tinggi TPNPB Goliath Tabuni mengatakan mereka adalah pelaku dan meminta militer untuk tidak membabi buta terhadap warga sipil dalam mencari pelaku, di mana dilaporkan aparat membakar rumah warga.
“TPNPB bertanggung jawab, aparat militer Indonesia jangan bertindak sewenang-wenang di Ilaga,” katanya seperti dikutip situsTPNPB komnas-tpnpb.net.
Terkait motif serangan itu, dalam situs mereka, dikatakan, itu “adalah bagian dari upaya persiapan revolusi total, untuk merebut hak kemerdekaan bangsa Papua Barat.”
“Senjata rampasan resmi menjadi milik TPNPB untuk melawan balik anggota aparat negara Indonesia di Papua,” demikian situs mereka.
Ketika ditanya terkait klaim TPNPB ini, Kombes Pudjo mengatakan, polisi berlum berani mengambil kesimpulam. “Tunggu saja proses penyelidikan selesai,” katanya.
Ryan Dagur, Jakarta
0 komentar:
Post a Comment